Part 74 - Kekuatan Cinta Anissa bagian dua

3.5K 51 11
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Tidak ada seorang pun yang bisa kembali ke masa lalu dan memulai awal yang baru lagi. Tapi, semua orang bisa memulai hari ini dan membuat akhir yang baru." - Maria Robinson


"Kalau kita akan mewujudkan niat itu, maka kita harus lakukan dengan cara yang benar, saya akan melamar kamu resmi ke orang tuamu, namun kamu kan tahu, kalau saya belum bercerai dengan Maya, apakah orang tuamu akan menerima lamaran saya?" Ujar Adam.

"Biar saya yang bicara dengan bapak dan ibu pak, saya yakin mereka akan mengijinkan, tentunya saya gak perlu cerita soal sourogate ini kan." Ucap Anissa dengan nada kalem.

"Kenapa Nis? Kenapa kamu melakukan ini.." Tanya Adam dengan pandangan lembut.

"Tak ada alasan lain selain ingin membuat bapak bahagia pak.." Jawab Nissa tegas.

"Tapi Nis..." Ujar Adam

"Karena saya mencintai bapak, makanya saya ingin bapak bahagia, saya tahu cinta bapak hanya untuk mbak Maya, plis biarkan saya selesai bicara pak!" ujar Anissa saat melihat Adam hendak memotong ucapannya.

"Andaikan bapak merasa kehadiran saya nanti membuat hidup bapak sesak, maka saya ikhlas jika bapak menceraikan saya setelah anak itu nanti lahir, sungguh pak.." Ujar Anissa mulai terbata-bata, derap emosional hatinya begitu menggebu hingga Anissa mulai tak kuasa menahan tangis.

Adam kagum melihat keteguhan perempuan ini dengan sikapnya, tanpa disadarinya jemari Adam menggapai jemari Nissa, Adam menatap lembut Anissa, dia tahu dalam hatinya dia belum memiliki perasaan apa-apa dengan perempuan ini, namun Adam yakin dia memerlukan Anissa untuk menemaninya menyembuhkan luka.

Anissa hanya diam membiarkan jemari besar itu meremas lembut jari-jari tangannya, perasaan hangat menjalar di sekujur sanubari Nissa, air matanya menetes merambat pipi halusnya, emosional hatinya pecah dengan sentuhan hangat pria yang sangat dicintainya ini.

***

Demikianlah mbak, saya berbicara dari hati ke hati dengan orang tua saya, saya memohon restu mereka untuk mengizinkan Mas Adam meminang saya, mereka adalah orang tua hebat mbak, mereka hanya berkata kalau mereka akan mendukung semua yang saya lakukan, karena mereka percaya kalau pilihan saya adalah pilihan terbaik untuk mereka juga.

Akhirnya Mas Adam melamar saya secara resmi, seminggu setelah lamaran, kami melangsungkan pernikahan di rumah saya, sederhana saja, hanya dihadiri oleh Pak Santoso dan bos, saya yang meminta pernikahan sederhana mbak, setelah resmi menikah, kami berdua berpamitan berbulan madu pada orang tua saya, tapi sebenarnya kami ke Jakarta untuk menjalankan imseminasi sebagai proses sorogate mother, alhamdulillah sebulan setelah proses itu, saya hamil anak mbak dan mas Adam, untuk mbak ketahui, sejak menikah hingga usia kandungan 9 minggu, mas Adam sama sekali tak pernah menyentuh saya, mas Adam sama sekali tak mengambil haknya sebagai suami, dan saya benar-benar ridho mbak, Lillahi taala..

Diary Seorang IstriWhere stories live. Discover now