Curiga Namun Ragu

8.2K 87 4
                                    

Dari hasil pencarian kata kunci itu, aku mengklik salah satu situs, sepertinya ini adalah situs web dari spa tersebut, namun saat di klik ternyata domain situs tersebut sudah tak aktif, ku telusuri lagi hasil-hasil yang di jembreng oleh mbah google, namun tak satupun memuat informasi yang ingin kucari.

Jari telunjukku mengurut pelan kedua kelopak mataku yang mulai lelah dan mengantuk, kumatikan laptopku dan akupun beranjak ke kamar, didalam kamar kulihat suamiku telah pulas, aku memandang suamiku rasanya sulit kupercaya Mas Adam berbuat yang bukan-bukan.

Mas Adam yang kukenal selama ini adalah pria polos, pikirannya hanya sibuk dengan proyek kantornya, paling tidak itulah selama ini yang kupikirkan, "apakah kecurigaanku ini beralasan?" batinku, namun sejauh apapun aku berusaha ragu dengan firasatku, hati kecilku berkata ada sesuatu yang terjadi pada suamiku ini, sesuatu yang salah.

Apa yang harus aku lakukan, bagaimana aku bisa menjawab segala pertanyaan yang ada di benakku ini? Aku lalu membaringkan tubuhku dan mencoba untuk memejamkan mataku, rasa lelah dan mengantuk membuatku tak ingat apa-apa lagi.

Pagi itu aku terbangun ketika matahari telah tinggi, sinarnya menyeruak masuk melalui jendela kamarku, aku tak melihat mas Adam di kamar, dengan mata setengah mengantuk aku lalu duduk di ranjang, kudengar suara air terdengar di luar, sepertinya Mas Adam sedang mencuci mobilnya, rutinitas yang biasa dia kerjakan setiap libur.

Aku menggapai hpku yang di charge di dekatku, kulihat sudah jam setengah delapan pagi, ada notifikasi sebuah chat masuk, kubuka chat tersebut ternyata dari Anto, sebuah gambar fajar pagi dengan disertai tulisan "Selamat pagi, semoga hari ini lebih baik dari hari kemarin.", aku menutup hpku dan meletakkan kembali di meja nakas, udara dingin Ac membuatku betah bermalas-malasan, aku kembali merebahkan tubuhku, entahlah aku merasa begitu malas pagi ini.

"Selamat pagi sayang, kok tumben masih tidur." Ujar suamiku yang tiba-tiba masuk ke kamar, mas Adam duduk disampingku, dirabanya keningku dengan telapak tangannya, "gak demam! kamu kenapa sayang, biasanya kamu sudah bangun jam segini."

Aku hanya mengulet diatas tempat tidur, kupandangi wajah tampannya, perhatiannya padaku masih sama, sikapnya padaku juga tak ada yang berbeda, semua masih sama, dan aku tak merasa ada kepura-puraan di sikapnya itu, sejenak aku sedikit melupakan prasangka dan kecurigaanku padanya.

"Aku pengen males-malesan yank." Jawabku, lalu kembali kututup pipiku dengan guling, Mas Adam menarik gulingku.

"ya gak apa-apa, tapi kita sarapan dulu yuk, perut aku udah laper banget nih, abis sarapan kamu tidur lagi." Ucapnya lembut.

"Aku belum ngopi yank, kalau belum minum kopi bikinan kamu, rasanya jadi gak semangat gini." Ujarnya merajuk, aku tersenyum kecil mendengarnya, setiap pagi memang aku selalu membuatkan kopi untuknya, aku berbalik menghadap ke dirinya.

"ya udah, aku cuci muka dulu ya.." ujarku.

Mas Adam kemudian keluar dari kamar, akupun duduk diatas ranjang, kuambil ikat rambut di meja nakas, aku kemudian pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahku agar lebih segar. Di luar kamar aku tak menemui mas Adam, sepertinya dia belum selesai mencuci mobil, Mas Adam selalu teliti dalam mencuci mobil, tak ada secuil debu atau noda terlewatinya, aku kemudian berjalan menuju dapur, kuambil alat pembuat kopi, aku membuat dua gelas kopi, satu untuk suamiku dan satu lagi untukku.

Aku meletakkan kopi-kopi itu di meja makan, aku berjalan keluar menemui suamiku, kulihat suamiku sedang menjemur karpet mobil. "Yank, kamu mau sarapan apa? Nasi goreng atau omlet." Tanyaku.

"nasi goreng aja yank, sama omlet hehehe." Jawabnya menyeringai.

"dasar! Ya udah aku bikinin dulu ya." Mas adam menganggukan kepala dan kembali menjemur karpet mobil.

Diary Seorang IstriKde žijí příběhy. Začni objevovat