Bab 55 - Tragedi Kesalah-pahaman

3.7K 42 4
                                    

"Selamat, kami sungguh menantikan gebrakan anda selanjutnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Selamat, kami sungguh menantikan gebrakan anda selanjutnya." Edwin menjabat tangan Adam dengan erat, sambil menyerahkan secara simbolis kesepakatan yang telah mereka tanda tangani bersama.

"Terima kasih banyak atas kepercayaan yang telah Bapak berikan pada saya, dan sungguh ini adalah penghargaan luar biasa dari perusahaan, saya juga tak sabar untuk memberikan yang terbaik untuk perusahaan." Ujar Adam yang membalas erat jabatan Tangan CEO serayu grup itu.

"Rencananya besok pak Adam akan kembali ke Jakarta, kenapa terburu-buru? Kalau mau jalan-jalan melihat kota Surabaya nanti bisa diantar Waluyo." Ujar Edwin ramah.

"Terima kasih pak, gampang itu lihat kota surabaya, soalnya kalau ambil penerbangan malam, nanti kurang waktunya untuk bikin laporan buat pak Robert hehehe." Balas Adam.

"Nah ini yang saya suka dari anda, sepertinya anda sangat berdedikasi dalam pekerjaan, sungguh tak keliru pilihan saya." Puji Edwin lagi.

"Terima kasih pak, saya akan membayar kepercayaan bapak ini dengan melakukan pekerjaan dan tanggung jawab saya sebaik mungkin nanti." Ucap Adam.

"Ya saya percaya itu, oke pak Adam, saya nanti tak bisa antar ke bandara, namun Waluyo sudah saya tugaskan melayani pak adam selama di Surabaya, jangan sungkan-sungkan untuk meminta dia mengantar kemanapun, permisi dulu pak, saya ada acara lain." Edwin kembali menjabat tangan Adam berpamitan, Adam membalas jabatan tangan itu, Adam juga mengantar calon bos barunya itu menuju kendaraan.

Adam membungkuk memberi hormat saat kendaraan yang membawa Edwin berlalu, Adam kemudian tersenyum kearah Nissa, yang dibalas dengan senyuman manis gadis cantik itu, Adam memberikan jempolnya dan mengajak Nisa untuk meninggalkan tempat pertemuan kembali menuju hotel, Masih ada dua bulan sebelum Adam benar-benar menjadi direktur pelaksana perusahaan ini, Adam merasa masih cukup waktu untuk membujuk istrinya untuk ikut pindah ke tempat baru, dan Adam bertekad untuk menyelesaikan seluruh pekerjaannya yang tersisa di waktu dua bulan ini, dia merasa banyak berhutang budi pada pak Robert bosnya sekarang, Pak Robert telah banyak berjasa pada dirinya dan juga kariernya, dan Adam bertekad tak ingin mengecewakan Pak Robert.

"Selamat ya pak, bapak benar-benar hebat dalam presentase tadi." Puji Nissa saat mereka berada di mobil yang dikemudikan Waluyo.

"Ya kah? Ini juga berkat bantuan kamu nyusun materi sehingga saya bisa sistematis menjelaskan apa yang ada dalam pikiran saya pada Pak Edwin." Ujar Adam sambil tersenyum.

Nisa hanya tersipu mendengar pujian atasannya itu, sungguh momen seperti ini membuatnya merasa bahagia, duduk berdampingan denga pria yang telah mencuri hatinya ini, sungguh kekaguman Nisa semakin bertambah, menyaksikan betapa lugasnya Adam meyakinkan semua orang yang hadir diruangan tadi, dan Adam mampu meyaakinkan semua pemilik modal kalau dia adalah orang yang tepat untuk posisi tersebut, Nisa tersenyum-senyum sendiri, diliriknya Adam, Nisa melihat atasannya itu sedang menelpon seseorang, dari raut wajahnya yang sedikit kecewa Nisa segera menyadari siapa yang tengah dihubungi oleh atasannya itu.

Diary Seorang IstriWhere stories live. Discover now