Kembali Ke Rumah

9K 73 1
                                    

Anto memarkirkan mobilnya di sebuah rumah makan padang, Maya merapihkan dirinya di mobil, lalu turun, anto menjulurkan tangannya, Maya tersenyum mengambil tangan anto, mereka berpegangan tangan masuk kedalam rumah makan.


"Mas pesan aja dulu, aku mau ke toilet dulu ya," Ucap Maya pada Anto, "Jangan lama-lama ya dek." Ujar Anto, Maya tersenyum mengangguk.


Maya mencuci tangannya di wastafel, dia teringat hpnya belum dinyalakan, Maya mengambil hpnya dari dalam tas, dinyalakan hpnya itu dan diletakkan di meja wastafel, tak lama hpnya berdering, Maya mengambil tissue mengeringkan tangannya, "Milla?"


"Halo Mil.." Sapa Maya.


"May, lu dimana?" Tanya Milla, suara Milla terdengar gusar.


"Ada di rumah?" Jawab Maya santai.


"Dirumah siapa?" tanya Milla lagi, Maya melihat kearah hpnya, suara Milla terdengar kesal.


"Kenapa si Mil, kok kelihatannya lu lagi bete." Maya balas bertanya.


"Ya lah gue bete, lo tau gak, mas Adam tadi pagi nelpon gue, katanya lu gak bisa dihubungi, dan yang bikin gue bete, lo bilang ke mas Adam kalau lo nganterin gue ke Mal, sebenernya lo kemana sih May? gue ingat terakhir dikantor wajah lo pucat, makanya gue khawatir dan nyusul ke rumah lo, tapi kata tetangga lo sejak jumat malah lo gak pulang." Ujar Milla panjang lebar.


"Gue di rumah sudara Mil." Ucap Maya berbohong.


"Sudara dimana?" Tanya Milla seperti wartawan yang penasaran.


"Ya lu gak kenal deh, soal mas adam.." Maya menghentikan ucapannya, terdengar ketukan pintu toilet, " gak apa2?" Tanya Anto, Maya menutup microphone hpnya, "Ya mas, sebentar ya."


"Siapa tuh May?" Tanya Milla, duh kedengeran juga!


"Siapa apa sih." Jawab Maya.


"Itu kedengeran manggil lo, May, lo gak macem-macem kan?" Milla mulai curiga.


"Ih lo apaan sih, ini gue lagi dirumah sudara, itu sudara gue manggil, apaan sih lo mil, ya uadah ya, nanti gue telpon lagi, oh ya tar gue telpon mas Adam, kalau mas Adam nelpon lo, bilang aja gak tau ya, bye mil." Maya menutup telponnya sebelum sahabatnya itu mulai nyerocos lagi, duh sudah berapa kali dia ngebohong sejak kemaren.


Maya sekali lagi melihat riasannya, setelah dirasa cukup semppurna, dia lalu keluar dari toilet menemui pria yang telah menghantarnya ke surga dunia tadi malam.


***


Milla menatap Hpnya, "Kenapa si Maya nutup hpnya gitu aja? Rasanya tadi aku gak salah dengar ada yang memanggil namanya, dimana dia sekarang ya?"


Milla membawa hpnya ke ruang tamu, suaminya sedang sibuk mencuci mobil, Fajar tengah tertidur setelah minum obat, Milla tiduran di depan TV, acara Tv tidak menarik perhatiannya, pikirannya tengah diliputi kecemasan


"Pasti ada sesuatu yang terjadi, apa jangan-jangan maya...ah gak mungkin.." Tiba-tiba milla teringat perilaku aneh sahabatnya beberapa hari belakangan, Maya sering tersenyum sendiri saat chatting, senyumnya bukan senyum mendengar hal lucu, tapi senyum tersipu saat hati berbunga, "apa Maya chatingan dengan orang lain? Masa sih, rasanya gak mungkin gue jadi deg-degan gini sih."


"Bun ada tukang sayur, mau belanja gak?" suara suaminya menhentikan lamunan Milla.


"Ya yah...bentar." Milla bergegas keluar.


***


Adam selesai memberikan presentase kepada Kliennya, dan sambutan kliennya cukup baik, mereka berjanji akan memberikan keputusan dalam beberapa hari mendatang, sepertinya itu hanyalah formalitas, menurut salah seorang direksi, proposal yang diajukan Adam sudah menarik perhatian Big Bos perusahaan tersebut.

Diary Seorang IstriWhere stories live. Discover now