Part 63 - Pelampiasan Rindu Olivia

5.3K 43 3
                                    

Kabar tentang musibah yang dialami Adam, menjadi berita yang mengejutkan bagi setiap rekan-rekan kerjanya, mereka tak menyangka kalau Adam yang selama ini mereka kenal sebagai pria baik dan ramah, bisa mengalami kejadian yang tragis seperti itu, P...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kabar tentang musibah yang dialami Adam, menjadi berita yang mengejutkan bagi setiap rekan-rekan kerjanya, mereka tak menyangka kalau Adam yang selama ini mereka kenal sebagai pria baik dan ramah, bisa mengalami kejadian yang tragis seperti itu, Pak Roberts dan Edwin juga tak lepas tangan, mereka mengerahkan semua yang bisa mereka lakukan untuk memastikan Adam mendapat perawatan yang baik, Di tangani oleh Tim yang dipimpin oleh Profesor Suharso membuat kedua big boss itu yakin Adam bakalan pulih seperti sedia kala.

"Ini sudah 36 jam sejak proses Hibernasi dilakukan, tadi saya sudah memeriksa secara menyeluruh, perkembangan pasien cukup baik, dan sudah sesuai yang saya harapkan." Ujar Profesor Suharso pada Maya yang terus cemas mendampingi suaminya.

Adam kini sudah dipindahkan ke ruang perawatan, dan Maya memutuskan untuk menginap di ruangan perawatan Adam ketimbang di hotel, apalagi ruang perawatan Adam berada di kelas VVIP, hampir mirip dengan kamar hotel.

"Terima kasih prof." Ujar Maya singkat.

"Mengingat kondisi Pak Adam yang stabil setelah 36 jam ini, saya merekomendasikan beliau untuk dipindahkan ke Jakarta, saya sudah bicarakan dengan kolega saya di Jakarta, kebetulan di sana peralatannya lebih lengkap.."

Maya memandang profesor Suharso, wajahnya terlihat gembira, "Benarkah Prof? apa nanti tidak menganggu proses pemulihan suami Saya? Tapi apa...duh gimana ya, jarak Surabaya dan Jakarta kan cukup jauh Dok, apa gak apa-apa?"

"Ya ndak pakai kendaraan darat toh bu, sekarang kan ada namanya ambulance udara, Pak Edwin pasti tahu soal itu, jadi nanti sesampainya di rumah Sakit pak Adam langsung ditangani seperti disini, meskipun Rumah Sakit ini juga punya peralatan memadai untuk pemulihan Pak Adam, namun peralatan yang ada di Jakarta lebih canggih, dan Insya Allah membuat Pak Adam lebih cepat pulih." Ujar Profesor Suharso.

"Apalagi kan ibu juga bekerja, kalau pak Adam di jakarta, ibu kan bisa memantau pak Adam sepulang kerja, apalagi kondisi beliau juga sebenarnya tak perlu di tunggui, tapi semuanya berpulang ke Ibu untuk memutuskan, sebagai Dokter saya merekomendasikan seperti itu." Lanjut Profesor Harso.

"Baik Prof, saya ikut saja dengan saran Profesor, tapi saya gak paham gimana caranya nyari apa tadi , Ambulance Udara." Maya agak bingung.

"Sebenarnya tadi saya sudah bicara dengan Pak Edwin, beliau bilang terserah dengan keputusan ibu sebagai wali pasien, kalau ibu menyetujui transfer ke Jakarta, maka beliau akan persiapkan semua yang diperlukan, ibu tenang saja biar pihak Kantor Pak Adam yang mengurus semua." Ucap Profesor Harso ramah.

"Profesor sepertinya kenal baik dengan pak Edwin ya." Tanya Maya.

"Bukan kenal lagi bu, ibaratnya saya ini dokter keluarganya, dari mulai bapaknya dulu, ahh panjang ceritanya, baiklah kalau ibu sudah menyetujui kami akan persiapkan pasien, sekaligus juga koordinasi dengan pihak Rumah Sakit disana, kami permisi dulu." Profesor Harso dan anggota Tim meninggalkan kamar perawatan Adam.

Diary Seorang IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang