Perubahan Maya

8.5K 74 0
                                    

Maya menggeliatkan tubuhnya, dilihatnya jam masih menunjukkan pukul enam pagi, Maya meraih hapnya yang tergeletak tak jauh dari jangkauannya, ada chat dari suaminya yang mengatakan akan terbang pukul delapan dan meminta Maya tak usah menjemput. Maya meletakkan Hpnya diatas meja nakas sebelah ranjangnya, dia kemudian duduk di sisi ranjang, Maya kemudian melakukan streching untuk melemaskan otot lehernya yang terasa kaku.


Maya pergi keluar kamar menuju kulkas, diambilnya sekotak susu dingin, langsung ditenggaknya habis susu yang tinggal separuh itu, Maya kemudian pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi, tadinya dia ingin sekalian mandi, namun perutnya terasa lapar, Maya memutuskan menunda mandinya, maya ingat dia belum makan apapun sejak pulang tadi malam, di dapur, Maya mengambil sebungkus Mie instant yang ada di lemari atas kompornya, dia lalu mencari sayuran di kulkas sebagai campuran untuk mie instannya.


Maya membawa mangkuk mie instannya ke depan Tv, sambil makan mie instant, Maya menyaksikan acara televisi yang sedang menayangkan acara berita pagi, suapannya terhenti saat melihat video detik-detik penggerebekan seorang istri yang selingkuh, tampak dalam video, seorang pria berteriak menunjuk-nunjuk seorang wanita yang duduk pasrah disisi ranjang, dalam kamar itu terlihat ramai orang termasuk polisi, terlihat di video pria yang emosi tengah menjambak rambut seorang wanita yang di narasikan sebagai istrinya yang kepergok selingkuh, untung saja pria tersebut bisa diamankan dan ditenangkan oleh beberapa polisi yang ada disana, sehingga kejadian fatal bisa dihindarkan.


Maya mematikan televisi, tiba-tiba hatinya berdegup kencang, dia selalu takut dengan keributan, setiap melihat keributan tubuhnya gemetar ketakutan, selera makannya tiba-tiba lenyap, Maya terdiam menggigit bibirnya, perasaan takut menjalar dihatinya, dia takut suatu saat kejadian yang ada di berita tadi terjadi pada dirinya.


"Suatu saat? Kenapa aku memikirkan itu? Apa aku akan meneruskan hubungan terlarang dengan pria bertato itu?" batin Maya, dia tak bisa mengingkari kalau apa yang dilakukannya kemaren bersama Anto adalah pengalaman yang sangat mendebarkan dan menggairahkan, pertama kali dia merasakan apa namanya orgasme, bahkan kini saat hatinya diliputi kekhawatiran ketahuan oleh Adam suaminya, tubuhnya jujur ingin mengulangi kejadian malam itu lagi dan lagi.


Maya terpekur memegang rambutnya, dia bingung harus melakukan apa, gak mungkin dirinya meninggalkan suaminya, walau hatinya sakit dengan perbuatan suaminya, namun Maya sangat mencintai suaminya, dan Anto, ahhh, dia juga tak ingin kehilangan pria itu, dia ingin mengulangi kejadian malam itu dengan pria sangar bertato itu, namun Maya juga takut suatu saat akan terjadi hal yang sama dengan yang ada di berita tadi, Maya benar-benar bingung.


Maya belum siap untuk menerima hujatan orang sebagai penzinah, Maya juga belum siap harus jauh dari Adam suaminya, ahhh andaikata Mas Adam bisa melakukan hal yang sama seperti Anto, tentu Maya tak akan sebingung ini, "Suamimu kan selingkuh, dia asyik main dengan pelacur, meninggalkanmu dirumah sendirian, berbohong padamu, yang kaya gitu masih kau harapkan? Bahkan dia tak bisa memuaskanmu diranjang." Sisi hatinya memprovokasi emosinya.


Air muka Maya menegang mengingat perbuatan suaminya, "Loh kamu juga selingkuh, bahkan kamu lebih parah, kamu menggunakan perasaan kamu saat berzinah, sedangkan suamimu, dia kan hanya bercinta dengan pelacur, tanpa ada perasaan terlibat, jangan sok suci deh, disini kamu yang paling bejat, kamu udah sayang-sayangan ama pria rendahan kaya gitu, huh tukang parkir, kamu siap jika orang lain tahu kamu berzinah dengan tukang parkir, dasar gatel." Sisi hatinya yang lain dengan keras menyudutkannya, Maya tercenung, apa yang dikatakan oleh sisi hatinya itu memang benar adanya.


Maya kembali meremas rambutnya, kedua sisi hatinya terus berdebat satu sama lain, "aghhhhh...sudah-sudah." Maya berteriak sambil menutup telinganya, Maya memutuskan untuk mandi, dibawah shower air hangat pikirannya mulai agak tenang, di satu sisi dia gak mau pernikahannya berakhir, di sisi lain Maya juga tak ingin berhenti berhubungan dengan Anto, akhirnya sisi binalnya mulai menguasai keputusannya, Maya memutuskan menjalani keduanya hingga saatnya tiba nanti, "Jika Mas Adam bisa seperti itu, kenapa aku gak bisa?" Seulas senyum mengembang di bibir cantiknya.

Diary Seorang IstriWhere stories live. Discover now