Penyesalan

14.4K 98 0
                                    

SURABAYA

Adam berjalan keluar Kamarnya, dia ingin menikmati suasana malam di Surabaya, kebetulan temannya semasa kuliah yang kini menjadi pengusaha telah standby di Lobby, Santoso adalah kawan akrabnya selama kuliah di Australia.

"Hey Bro.." Adam menghampiri seorang Pria bertubuh tambun yang sedang duduk di kafe Hotel.

"Woi, gila tambah ganteng aja lu Dam, heheh, dah lama gak ketemu, terakhir pas resepsi pernikahan kamu ya kalau ndak salah." Sapa Santoso.

"Bisa aja lo, bukannya lo nih yang tambah tajir mlintir, liat tuh perut tambah buncit hahahah.." Adam dan Santoso saling berpelukan.

"Bener gue udah jarang olahraga sejak kejadian itu bro.." ucap Santoso menghisap rokoknya dalam-dalam, "Entahlah gue jadi mual kalo ke gym..!" Lanjut Santoso lagi.

Adam hanya tersenyum, dia tak ingin kepo dengan kehidupan sahabatnya ini, dulu memang Adam pernah mendengar rumor, perceraian Santoso dengan istrinya, akibat perselingkuhan istrinya dengan seorang personal trainer di gym.

"Jangan gitulah bro, kesehatan tuh nomor satu, uang banyak kalo sakit buat apaan kan.." Ucap Adam.

"Kesehatan prima kalau gak ada duit juga sakit bro hua hahahah.." keduanya tergelak.

"Sudahlah yuk berangkat bro, perut gue udah keroncongan nih.." ajak Adam kemudian.

"Ohh gitu, okelah, sebentar gue abisin nih kopi sayang mahal-mahal gak diabisin." Jawab Santoso.

***

Setelah berputar-putar mengelilingi kota Surabaya, akhirnya mereka berbelok ke arah kawasan kodam, dibelakang perumahan kodam ada tempat kuliner yang menjadi langganan Santoso sejak dia Sma.

Santoso dan Adam menikmati hidangan kuliner yang berupa Sate Kambing dengan tengkleng, setelah perut mereka terisi, mereka berdua duduk bersantai di sebuah kedai susu, mereka memesan susu Jahe dengan berbagai camilan, mereka berbincang mengenai masa lalu dan apa aktifitas mereka belakangan ini.

"Sejak aku bercerai dengan istriku, semua waktuku tersita untuk pekerjaan dan kehidupan malam, dugem- kerja dugem- kerja, kaya gitu aja bro, aku sudah jarang ke Gym untuk olahraga, lagipula aku tuh melihat tempat gym saja sudah muak rasanya..ada rasa sakit yang tak bisa hilang di bro. disini.." Santoso menunjuk ke ulu hatinya.

"Lo tuh bener bro tentang Sarah, dia bukan perempuan yang baik buat gua, andai dulu gua denger perkataan Lo, mungkin gak sesakit ini gua rasanya, coba apa kurangnya gua, udah gua manjain tuh bitch, apa aja gua kasih, beli hermes oke, beli gucci oke..eh si sundal itu ternyata gila kontol item..kan bangsat!" Emosi Santoso sepertinya mulai naik.

Adam celingukan ke kiri dan ke kanan, dia gak enak mendengar ucapan kasar dari sahabatnya ini, padahal sahabatnya ini gak mabuk, sepertinya dia masih sakit dengan sikap mantan istrinya, walau kejadian itu sudah lebih dua tahun, rupanya semua itu membekas perih di relung sukma terdalam sahabatnya ini.

"Sori-sori bro, gue malah curhat, oh ya kabar istri lo gimana, apa sudah hamil?" Tanya Santoso.

Adam menggeleng, "belum bro, kita berdua lagi cari pengobatan, namun kerjaan gue juga akhir-akhir ini semakin sibuk, jadi agak susah bagi waktunya, kadang pas sampe rumah udah malam, badan gue juga udah capek.." Ucap Adam.

"Ya belum mungkin bro, gue yakin kalian berdua gak ada kendala apa-apa, hanya masalah waktu aja bro, sabar aja.." Timpal Santoso.

"Oh ya anak lo yang imut itu sekarang gimana, ikut lo apa maminya?" tanya Adam, dia ingat patricia gadis kecil yang lucu dan imut, putri sahabatnya ini, dulu saat menghadiri resepsi pernikahannya, Gadis kecil itu masih berusia 1,5 tahun, dan Adam ingat Maya sangat menyukai Patricia, bukan hanya balita itu cantik dan menggemaskan, namun dia juga pintar dan pandai bicara.

Diary Seorang IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang