Diary Seorang Istri - Part 61

3K 36 5
                                    


Suasana Canggung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana Canggung


"Dimana aku.." Maya membuka matanya perlahan, dia merasa asing dengan tempatnya sekarang, Maya melihat sebuah selang infus terpasang di tangannya, perlahan Maya mulai teringat kalau dia saat ini di surabaya, dan menyadari kalau dia ada disini untuk melihat suaminya yang mengalami kecelakaan, Maya berupaya bangkit, namun jarum infus yang terpasang menyakiti tangannya, Maya meringis dan berbaring kembali.

"Jangan dipaksakan bergerak mbak, nanti takutnya berdarah," Suara seseorang mengejutkan Maya, dilihatnya Santoso berdiri di sebelah ranjangnya.

Maya meringis dan melihat perban yang menutup selang infusnya berwarna merah, didalam selang infusnya juga terlihat ada darah, "Nah kan, bentar saya panggilkan suster." Santoso kemudian memanggil suster melalui tombol yang ada di ranjang Maya.

Tak lama suster datang, dan segera mengganti perban, "sudah selesai bu, mohon jangan terlalu banyak bergerak ya bu." Suster tersebut tersenyum ramah dan meninggalkan ruangan.

"Kenapa saya di ruangan ini pak? Kok saya diinfus." Maya kebingungan.

"Tadi malam mbak Maya pingsan, lalu setelah konsultasi dengan perawat dan dokter jaga, Mbak Maya diharuskan istirahat, demi janin yang dikandung mbak Maya juga." Ujar Santoso.

Maya sepertinya terkejut mendengar ucapan Santoso, namun dia hanya diam tak berkata apa-apa, "bagaimana mas Adam pak? Gimana kondisinya, saya harus kesana melihat suami saya." tanya Maya terbata-bata.

"Sebelum kesini, saya tadi sempat ke tempat Adam di rawat, saya lihat tim dokter yang merawat beliau sudah tiba, dan sekarang sedang memantau kondisi Adam, mungkin sebentar lagi tim dokter akan mengunjungi kita disini." Jawab Santoso, terasa sekali dari nada suaranya Santoso sepertinya sangat kesal dengan Maya, namun Santoso masih menahan dirinya untuk tidak emosi.

Terdengar Maya mulai kembali terisak, Santoso melihat dengan pandangan tajam, dalam hatinya santoso merasa perempuan itu penuh dengan drama, seperti kelakuan mantan istrinya, namun Santoso merasa Maya lebih keterlaluan, dia telah menipu semua orang dengan penampilannya, dibalik penampilannya yang anggun dengan hijab, ternyata perempuan ini tak lebih dari perempuan binal yang gatel, Santoso sungguh tak menyangka, Maya yang berwajah lembut bisa melakukan hal nista seperti itu.

"Selamat Siang..." Tiba-tiba suara dokter menyapa, beberapa dokter yang terlihat senior memasuki ruang perawatan Maya.

Santoso bersalaman dengan dokter tersebut, dan memeperkenalkan diri sebagai kerabat Adam, "Ini istri pak Adam dok." Ujar Santoso.

"Saya dengar ibu dirawat juga, tadi saya sudah cek, tidak ada hal yang mengkhawatirkan, ibu hanya perlu beristirahat saja." Ujar Dokter yang bernama Profesor Harso.

Maya berusaha tersenyum, "terima kasih dokter, bagaimana dengan kondisi suami saya dok, apa..apa...kondisinya parah?"

"Tenang ya bu, dari hasil pemeriksaan kami, beliau mengalami gegar otak." Profesor Harso menyebutkan nama yang terdengar aneh, rupanya itu nama ilmiah dari kondisi yang diderita Adam saat ini.

Diary Seorang IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang