Chapter 11 : Terungkap

289 55 5
                                    


Happy Reading

*****

Nayla menatap Danu tak percaya saat mendengar sebuah rekaman berupa suara Baskara yang sempat Danu rekam kemarin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nayla menatap Danu tak percaya saat mendengar sebuah rekaman berupa suara Baskara yang sempat Danu rekam kemarin.

"Gue tahu, bahkan gue tahu kalau lo jadiin dia pacar cuma buat dendam kan?"

"Stop Baskara, lepasin dia, lo gak kasian apa liat dia terus terusan sakit karna tingkah lo--"

"Siapa lo main seenaknya nyuruh lepasin dia, gue gak akan lepasin dia sampai menderita"

Nayla mengatur napasnya yang kini tak beraturan, satu tangannya terkepal kuat, matanya memerah, terlihat jelas bahwa gadis itu sedang menahan emosi.

"Nay gue harap lo tenang" Danu mengusap tangan Nayla agar emosi gadis itu kian mereda.

Nayla menggelengkan kepalanya pelan, gadis itu beranjak dari tempat duduknya, berjalan mendekati meja Baskara dan Milka disana.

Nayla tersenyum miring, perlahan tangannya mengambil jus mangga milik Milka yang sejak tadi sudah ada dimeja.

Byur

Tanpa aba aba, gadis itu menyiramkan jus mangga itu tepat mengenai wajah Baskara, melihat itu Milka bangkit, kemudian membulatkan matanya lebar.

"Lo jangan nyari masalah Nay" tekan Milka berteriak, mengundang semua perhatian pengunjung kantin, ketiga orang itu kini menjadi pusat perhatian.

"Lo seneng hah, jadi pusat perhatian?"

Baskara bangkit dari posisi duduknya, dengan seragam dan wajah yang lengket dengan noda jusa mangga yang ditumpahkan Nayla.

"Lo gila, bangsat!" Baskara mendorong kasar bahu Nayla, sampai gadis itu mundur beberapa langkah dari posisinya.

"Baskara bahkan gue gak percaya sama tindak gila lo ini, selama ini gue kira lo Cinta sama gue walaupun lo lebih mentingin jalang ini" tangannya beralih menunjuk Milka.

Baskara maju beberapa langkah dari posisinya "Maksud lo apa hah?" tanya laki laki dengan gumpalan emosi yang tersulut.

PLAK!

Satu tamparan mendarat sempurna dipipi Baskara, tidak sampai disana, Nayla juga mendorong bahu Baskara dengan keras.

"LO DEKETIN GUE CUMA BUAT DENDAM, IYA?" Nayla memberontak air matanya sudah turun dengan segenap emosi yang ada, seolah tak lagi peduli dengan sekeliling kantin yang melihatnya.

Baskara membulatkan matanya lebar, rasa heran memenuhi dirinya, tidak sampai sepuluh detik Danu datang dengan segera dan menarik Nayla untuk berhenti.

"Diem lo" tekan Nayla saat Danu ingin menarik tangannya dari sana.

Baskara menggelengkan kepala memasang wajah pura pura ambigu "Maksud lo apa Nay, gue gak paham" tanya laki laki itu, sedangkan Milka sebisa mungkin menenangkan Baskara.

"Lo gak usah pura pura Bas!" Nayla memandangnya dengan tatapan sinis "Bahkan gue udah tahu semuanya"

"Gue tahu pantesan lo gak pernah pentingin gue, ternyata lo deketin gue cuma karna dendam, iya?" Nayla tertawa kecil, rasa kecewa terus mendominasi "bahkan gue gak pernah nyangka bakal dipertemukan sama orang sejahat lo"

Baskara menggelengkan kepala "gak Nay, itu gak bener" balas laki laki mencoba menggapai tangan Nayla, namun Nayla menepisnya.

"Itu semua bohong Nay, gue tulus sama lo--"

Nayla menelan ludahnya, sembari menghela napas kasar "kalau lo tulus sama gue kenapa lo lebih mentingin nih jalang" mata beralih memandang Milka disana.

"Nayla dengerin gue dulu" ucap Baskara pelan, dalam hatinya bertanya kenapa Nayla bisa tahu soal rencana ini, tatapan Baskara beralih memandang Danu dengan sorot tajam.

"Gue mau putus sama lo, gue capek Bas!" Nayla akhirnya menyerah, sampai detik ini gadis itu tak tahu dendam apa sebenarnya Baskara terhadap dia.

"Dan satu lagi, lo gak udah deketin gue Bas, silahkan lo bebas mau gimana juga sama nih jalang"

Nayla menarik tangan Danu kemudian pergi dari kantin, bisik bisik mulai terdengar, seolah hal ini menjadi tonton seru bagi mereka.








Bersambung...

Dear Baskara [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang