Chapter 19 : Konflik

241 44 0
                                    


Ketika semua harapan harus dipaksa patah oleh keadaan”

******

Danu keluar dari toilet sekolah dengan wajah yang sembab, laki laki itu mencoba tersenyum untuk dirinya sendiri, walaupun dunianya sedang tidak baik baik saja.

"Apa gak bisa lo hargain gue sedikitpun, kenapa malah Baskara yang lo pilih, padahal disini dia yang selalu nyakitin lo Nay, gue cuma takut saat gue udah gak bernapas, lo semakin terluka dan gak ada lagi yang jagain lo"

Danu hanya tersenyum getir sambil memperhatikan Nayla yang sedang berjalan sendirian di koridor sekolah.

Perlahan Danu mempercepat langkah kakinya "Nayla, tunggu" Teriak laki laki itu, membuat Nayla memberhentikan langkah kakinya.

Nayla memperhatikan setiap inci wajah Danu, hingga ia sadar bahwa Danu terlihat seperti orang sehabis menangis "Lo abis nangis?" tanya gadis itu penasaran.

Dengan senyum Danu menggelengkan kepala "Apaan sih, yakali gue nangis!"

Nayla masih memperhatikan wajah Danu "Lo kenapa, apa gue ada salah ngomong?" tanya gadis itu, takut salah bicara dikantin tadi.

"Gue gak papa kok Nayla" Balas Danu mengacak gemas rambut milik Nayla, membuat rambut gadis itu kini berantakan "lo itu cantik kalau gini, kalau hubungan lo sama Baskara membaik lupain gue aja"

Nayla hanya terdiam seribu bahasa, rasanya masih ragu jika hubunganya akan kembali dengan Baskara.

"Dan kalau lo sakit karena Baskara, lo bisa kok jadiin gue sebagai pelampiasan" senyum kecil terukir diwajah tampan Danuarta, perlahan jari jemarinya ia tautkan dengan Nayla.

"Ngomong apa sih lo, lo itu sahabat gue mana bisa gue jauh jauh dari lo" Balas Nayla, membuat Danu hanya mematung, bahkan semua perjuangan yang Danu berikan untuk Nayla, apa rasanya belum cukup.

Hingga kini rasanya semesta belum mengijinkan Danu untuk memiliki Nayla, atau memang tidak akan pernah.

Danu rasa sebaiknya ia tak usah dipertemukan dengan Nayla jika akhirnya begini, menjadi sepasang luka yang akhirnya tak pernah bisa bersama.

"Cuma sahabat ya?" Tanya Danu yang masih menggenggam tangan Nayla disana.

Nayla menggangukan kepala "Iya sahabat, makasih ya selalu ada"

"Oh ya lo Mau ke rumah sakit jengukin Baskara kan, bareng gue aja yu" Ajak Danu mengalihkan pembicaraan yang langsung mendapat anggukan dari Nayla.

Nayla dan Danu berjalan beriringan menuju parkiran sekolah untuk mengambil motor Danu disana.

Namun di sela sela mereka menuju parkiran suara teriakan membuat langkah kedua terhenti.

"NAYLA BANGSAT SINI LO" Teriak Angel keras membuat Nayla dan Danu membalikan arah.

PLAK!

Satu tamparan keras mendarat sempurna di pipi Nayla, membuat wajah gadis itu tertoleh kesamping.

"Gara gara lo, gue, Milka dan temen temen yang lain di skors selama beberapa hari, lo itu emang anak pembawa sial ya" Ucap keras Angel, kini semua siswa berbondong bondong menyaksikan perdebatan ini.

"MAKSUD LO APA NAMPAR NAYLA HAH?" Danu mendorong keras bahu Angel yang hendak menjambak rambut Nayla.

"MINGGIR!! GUE GAK ADA URUSAN SAMA LO DANU" Perlahan Angel dan antek anteknya, membawa air bekas cucian piring satu ember.

Dear Baskara [End]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora