Perpect Happiness

1.2K 107 9
                                    

Agenda kenaikan pangkat hari diberikan kepada prajurit yang berhasil menyelamatkan misi beberapa waktu lalu. Pangkat ini sebagai tanda jasa dan rasa terimakasih. Hari bahagia ini tetap menjadi duka yang mendalam karena dalam acara ini pula dilaksanakan peringatan dan pemberian tanda jasa bagi para prajurit kesatuan elite ini yang telah gugur. Bukan hanya Sertu Nawan tetapi tiga prajurit kesatuan elite ini yang gugur dalam operasi. Saat pengamanan wilayah sekitar pantai dan pemukiman dua korps marinir gugur dalam tugas.

"Terimakasih Ya Allah telah memberikan kesempatan kepada suami hamba." gumam Zahvi, ia tersenyum bangga saat melihat pangkat baru yang terletak dipundak suaminya.

Zahvi menerima banyak ucapan selamat dari para anggota persit, karena sekarang ia sudah menduduki posisi baru di cabang Persit Jalasenastri. Posisi yang bisa dikatakan strategis dan tentunya setara dengan Kariva dan Wiwin, kedua sejoli itu tidak akan lagi bisa mengganggunya sebagai bawahan.

Senyum Zahvi mengembang saat ucapan-ucapan selamat itu terucap. "Selamat ya, Bu. Atas kenaikan pangkat suami ibu, semoga suami ibu bisa menjalankan amanah sebaik-baiknya."

"Amin. Terimakasih atas doanya, Bu."

Banyak rangkaian bunga ditangan Zahvi. Sebagai seorang istri Kapten, ia menjadi salah satu istri komandan yang disegani. Selain tegas Zahvi juga sangat ramah kepada istri anggota suaminya.

"Zahvi ....!"

"Astaghfirullah!" Zahvi mengelus dada. Ia berbalik arah tampaklah Elis yang terbahak.

"Ibu Kapten?"

"Apasih Mbak. Mbak juga gitu kali."

Elis merangkul Zahvi, tubuhnya yang pendek ini memang sering menjadi bulan-bulanan Elis. "Dua sejoli itu gak akan berani ganggu kita, Zah. Apa lagi si Wiwin, tugas suaminya Abang mu yang ganti."

"Oh ya? Serius Mbak." tanya Zahvi berbinar.

"Duarius."

"Sayangnya Mas Mirza gak gantiin posisi suami Mbak Kariva."

"Ets! ... yang penting kita bisa setara sama mereka dan pastinya kita bisa sombong, Zah."

"Kok sombong sih, Mbak."

"Ganti-ganti, maksud Mbak kita bisa belain anggota baru dan buat mereka merasa gak terkucilkan."

Zahvi mengangguk antusias. "Bener, Mbak. Itu baru bagus."

"Oh iya, Zah. Anak kamu mana? Mbak mau gendong anak kamu."

"Sama neneknya. Belum saya ajak kesini, Mbak."

"Makanya cepat-cepat balik ke rumah, kasian rumah kamu kosong. Nanti ditungguin sama hantu lagi."

"Insyaallah Mbak secepatnya. Kenzi mana, Mbak?"

"Sama Papihnya. Nanti kita jodohin anak kita, Zah. Kita buat eksperimen biar memperbaiki keturunan."

"Boleh juga, kalau anak saya cowok Nesya udah ngelamar duluan, Mbak. Katanya dia mau jadi mantu saya."

"Bener?"

"Iya, Mbak."

Elis tertawa ia tak menyangka putrinya mengatakan ini. "Ada-ada aja anak itu. Tapi kayaknya memang harus jadi besan."

𝐑𝐀𝐘𝐍𝐎𝐑 [𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 𝐌𝐈𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍] 𝐄𝐍𝐃Where stories live. Discover now