Serve Husband

1.3K 79 1
                                    


Zahvi membuang napas berat, beberapa kantong putih ia letakkan diatas meja, menarik kursi meja makan dan duduk, mengeluarkan semua barang-barang belanjaan. Zahvi menggeleng, ia lupa membeli tepung serbaguna, padahal Zahvi dan Mirza sangat suka dengan ayam goreng tepung. Tapi tidak masalah masak apa yang ada saja.

Hari ini sengaja ia belanja banyak, karena adik laki-lakinya akan datang. Zahvi mulai masak, karena hampir jam makan siang tentu saja Mirza akan pulang untuk makan dan pasti adiknya lapar saat sampai nanti. Zahvi membuka kemasan 1 kg ayam potong, mencucinya sampai bersih untuk dimasak semur ayam sesuai permintaan Mirza, lelaki itu sebenarnya makan apa saja tanpa protes sedikitpun, tapi ketika ada niatnya bicara, Mirza akan meminta Zahvi memasak sesuai keinginannya.

Bagi Zahvi mengelola ayam menjadi masakan lezat menurut Zahvi tidak terlalu sulit terlebih lagi membuat semur ayam, Zahvi sudah paham betul bumbu-bumbunya. Racikan bumbu Zahvi satukan dengan daging ayam dan masak dengan api kecil, ditunggu sampai daging ayam benar-benar matang dan bumbu meresap kedalam daging agar rasanya lebih enak.

Selain semur ayam Zahvi juga menyediakan sambal terasi kemasan dan lalapan, karena suami dinginnya itu suka dengan sambal terasi, ada juga kerupuk udang dan kelempang ikan. Apapun makannya kedua jenis makanan
ringan ini tidak boleh dilupakan karena akan kurang lengkap tanpa mereka.

♪ Rise up this morning, smile with the risin' sun♪ Handphone Zahvi berdering.

"Assalamualaikum, udah dimana, Dek?"

"Waalaikumsalam. Kak gue udah di gerbang nih. Sini dong, hadoh ... gue ngeri kak ditahan sama om-om tentara." Suara adiknya terdengar terdengar panik.

"Ya ampun, udah gue ke sana. Assalamualaikum."

"Wa ... waalaikumsalam."

Zahvi berjalan ke gerbang dengan jalan kaki, setiap tamu yang ingin masuk kedalam asrama harus dijemput oleh penghuni asrama yang bersangkutan, tapi Zahvi tahu betul bapak-bapak di pos itu sangat jahil dengan tamu. Sampai di belokan Zahvi melihat Adnan, adik laki-lakinya sedang push-up.

"Om, udah Om pegal tangan saya."

"Sebagai pemuda kau tak boleh lemah, baru sebentar disuruh push upudah lembek kau!" ujar tentara dengan name-tag Wira yang terteradiseragamnya.

"Tapi saya ke sini mau ketemu Kakak saya bukan latihan fisik, Om."

"Saya pun tau lah dari tadi kau cakap itu terus, tunggu sampai Kakak kau datang baru berhenti!" ucap Pak Wira.

"Ya ampun Om, saya udah capek dari Lampung kemari." keluhnya.

"Naik pesawat bukan jalan kaki."

Adnan pasrah, ia hanya berdoa agar Zahvi cepat sampai untuk menghentikan syarat masuk asrama ini, dari Lampung kemari tentu saja melelahkan walau naik pesawat dan teruskan dengan mobil ditambah lagi
harus push up begini.

"Assalamualaikum, Pak." ucap seorang laki-laki.

"Waalaikumsalam. Ada yang bisa kami bantu?" tanya Pak Wira.

"Saya mau menemui keluarga saya."

"Nama anda siapa dan siapa yang mau Anda temui?"

"Nama saya Idris yang mau saya temui Pak Hasan."

"Baik. Lek coba telpon Pak Hasan." pinta Pak Wira.

"Siap," jawab tentara didalam pos, ia segara menelpon yang bersangkutan.

"Beliau sudah menunggu didalam, Pak."

"Oh ya sudah. Silahkan masuk, sudah tau rumahnya kan?"

"Sudah pak. Terimakasih."

𝐑𝐀𝐘𝐍𝐎𝐑 [𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 𝐌𝐈𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍] 𝐄𝐍𝐃Where stories live. Discover now