F*ckmily ( 2 )

592 31 0
                                    

Hyunjin pov.

'jika ada masalah atau hutang alamarhum silahkan hubungi saya,jangan ganggu anak almarhum yang sedang kehilangan'

Entah siapa yang menyuruhnya,yang jelas bukan aku atau y/n karena kami sepanjang hari berdiam diri di kamar Papa.

Aku tidak merasa manusia yang adalah adik Papa ini dengan tulus hati mengatakan itu,tapi yang lebih penting ku urus adalah adik kembarku.

Dia susah tidur,hanya menangis dan memelukku.

Harus ku akui keluarga kami bukan keluarga yang harmonis,ada beberapa hal yang tidak ideal.

Contoh kecilnya kami memiliki saudara tiri,empat orang.

Tidak akan ku jelaskan lebih jauh,tapi karena itu aku atau y/n tidak dekat dengan Papa selama ada Mama.

Kami lebih menghabiskan waktu dengan Mama,berjuang tentang hidup dengan Mama.

Sedikit kenangan dengan Papa,untungnya Tuhan memberi kami kesempatan untuk memaafkan Papa dan coba menyayanginya setelah Mama pergi.

Kami baru saja menjadi dekat dengan Papa,sayangnya nasib berkata lain.

Sedikit membahas adik Papa yang tadi,ku kira dia baru peduli karena kami sudah yatim piatu karena selama ini dia tidak pernah ada di sekitar kami.

Bahkan dia satu kota dengan adikku,tapi tidak pernah menjaganya.

Membiarkan adikku sendirian di sana,belajar menjadi seorang Wanita mandiri dan berjuang dengan segala kesulitannya.

Aku dan adikku terpisah selama dua tahun ini juga karena sikap Tanteku,adik sepupu Papa.

Diam-diam dia 'mengusir' adikku secara halus dari rumahnya,awalnya aku tidak tau sampai dia jujur satu tahun yang lalu.

Aku sudah memintanya untuk kembali kemari dan tinggal bersama,tapi dia menolak karena sudah nyaman di sana.

Nyaman yang menurutku melarikan diri,dirinya perasa dan 'di usir' dalam masa duka itu pasti menyakiti hati dan menjadi sebuah trauma untuknya.

"Makan ya"

Aku mengusap rambutnya,y/n menggeleng.

"Sedikit..kita makan satu piring berdua ya"

Y/n menggeleng lagi,aku coba membujuknya.

Makan berdua dalam satu piring mengembalikan ingatanku ke masa dimana Mama tidak punya uang,Papa entah dimana dan kami makan nasi dengan telur rebus bertiga dalam satu piring.

Tidak kenyang,tapi yang penting makan.

"Aku ambil ya..makan"

--

Setiap hari aku dan adikku pergi ke makam,makam kedua Orang Tua kami bersebelahan.

Hanya tanah dan nisan yang bisa kami peluk,rasa sesal selalu memenuhi hatiku karena aku belum sukses dan kalah dengan usia mereka.

Delapa hari berlalu,orang yang punya urusan dengan Papa mulai datang.

Mereka menyampaikan belasungkawa sekaligus membicarakan keluhan mereka,adik Papa mendampingiku.

Aku hanya bisa jadi pendengar yang baik,aku sama sekali tidak fokus tapi apa bisa di kata.

Y/n ku sembunyikan di kamar,biar aku yang mendengar semuanya jangan dia.

**

Kalimat lain ku dengar dari mulut Om ku,dia sedang mengobrol dengan beberapa orang yang adalah saudara jauh kami.

Hyunjin & You 🔞Where stories live. Discover now