"Mending makan mie kremes," celetuk Vano dengan segala ide absurdnya.

"Mereka akan datang dengan sendirinya," ucap Arsen dengan muka datar.

***

Hari menjelang perlombaan SMA Bintang. Sekolah itu heboh untuk menyiapkan anggota yang akan menjadi perwakilan lomba. Beberapa anggota ada yang terkena tragedi toilet.

Beberapa murid yang mengikuti lomba mulai berbaris di lapangan. Lino juga berdiri dengan penuh semangat. Akhirnya mereka bisa lomba sembari menunggu sesuatu.

"Perhatian murid SMA Bintang. Akhirnya latihan yang kalian asah akan di gunakan saat ini. Perjuangan kalian akan mendapatkan hasil memuaskan. Semangat berjuang!"

"Sebagai pemilik rumah kalian harus sebaik mungkin menyambut para tamu. Kalau begitu barisan saya bubarkan!"

Mereka mulai berpencar untuk menyambut para tamu. Mereka mulai melakukan pemanasan sebentar sebelum menyambut para tamu.

"Mari menjemput para tamu."

Beberapa orang mulai datang. Lino hanya sebisa mungkin menyambut dengan baik.

"Wah, ternyata anak Mami yang menyambut tamu!" seru Mami Lino.

Semua orang mulai menatap ke arah mereka. Lino seketika merasakan sesuatu hal yang tidak baik.

"Sial yang benar aja!" batin Lino dengan menyambut beberapa tamu yang terlihat cari perhatian dengannya.

"Maaf bapak dan ibu saya harus pergi," ucap Lino dengan tersenyum canggung.

Kemudian tanpa basa-basi Lino segera pergi. Ia menuju ruangan indoor dengan menatap kertas yang berisi acara lomba.

"Wah, lomba panah!" seru Lino dengan tatapan berbinar-binar.

Ia bisa menonton karena acara basket akan di lakukan selesai lomba panah. Ia harus menonton bagaimana pun juga.

Lino masuk ke dalam ruangan dengan berjalan pelan. Ia menatap sekeliling dengan memicingkan matanya.

Di barisan para penonton terdapat Mika dan Stela yang melambaikan tangannya. Ia tersenyum lebar lalu berjalan menuju barisan penonton.

"Coca-cola gue nyariin tadi taunya di sini. Lo berdua juga nggak tanggung jawab banget. Tau nggak tadi gue panas-panasan nyambut tamu sampai keringat gini. Lalu kalian tega-teganya nyatai di sini," seru Lino dengan muka masam.

"Udah itu lomba mau mulai," tegur Ziel dengan menunjuk ke lapangan.

Lino tersenyum lebar menatap lelaki dengan nomor urut 7. Dari jauh saja sudah sangat mengagumkan dan membuatnya jatuh cinta.

"No ... Kak Arsen ganteng juga jadi milik gue, ya?" ucap Stela dengan cengengesan.

Plak

Lino menatap Stela dengan tersenyum masam. Gadis itu sepertinya memang suka membuat mereka berdua marah.

"Acara lomba panahan akan segera di mulai. Para penonton di harapkan duduk dengan tenang."

Lino menatap Arsen dengan serius. Ia sedikit tidak percaya. Mengapa tunangannya begitu sempurna dan ia menyukainya.

"Wah, peserta nomor 7 mendapatkan poin 10 dalam satu kali permainan!"

Lino bertepuk tangan pelan dengan tersenyum lebar. Ia susah payah agar tidak mengeluarkan suara yang dapat menghilangkan konsentrasi peserta.

Beberapa kali Arsen mendapatkan poin yang sempurna. Lelaki itu selalu tidak lepas dari poin 8 sampai 10.

Pada akhirnya sudah dapat di tentukan pemenang kali ini. Lino hanya tersenyum bangga dan senang melihat lelaki itu mendapatkan juara pertama.

Kemudian ia teringat peserta nomor 7 yang selalu mendapatkan juara 1. Ia berdecak kagum ternyata takdir selalu menemukan mereka bahkan dari SMP.

Dulunya ia berada di SMP swasta. Namun, ia tidak menyangka takdir itu begitu tidak terduga baginya.

"Lino geng K&Q nggak ada pergerakan," bisik Dean dengan raut wajah serius.

Lino hanya mengangguk pelan. Jika bukan sekarang berarti kemungkinan besar akan muncul di waktu puncaknya lomba.

"Minta anggota lain jaga pergerakan mereka. Jangan sampai terkecoh sedikitpun apalagi ada orang yang terluka kayak kemarin," bisik Lino dengan tersenyum manis. Ia hanya berpura-pura agar terus bahagia.

Ia melambaikan tangannya saat Arsen menatap dirinya. Setelah itu ekspresi wajahnya berubah saat melihat seseorang.

"Waktunya akan segera di mulai," batin Lino dengan tersenyum manis.

***

Jangan lupa vote dan komen :)
Perang akan di mulai🤭
Lanjut!

Ardian S2 (END)Where stories live. Discover now