45

31.7K 3.3K 277
                                    

Tap! Tap! Tap!

Suara langkah kaki berbunyi menganggu Lino yang sedang mencoba ingin tidur. Ia mendengus kesal lalu menyibak selimutnya dengan muka masam.

Lino duduk bersila dengan mata yang mulai menutup. Ia ingin melihat orang yang telah menganggu waktu tidurnya.

Ceklek

"No, Lo udah tidur?"

Lino mengerutkan keningnya kenapa rasanya ia mendengar suara pacarnya. Masa baru beberapa jam berpisah sudah merasa kangen tidak elit sekali. Ia seketika juga kangen dengan adik manisnya.

"Ah, ternyata sudah tidur. Selamat tidur pangeran ku," ucap Arsen dengan pelan.

Setelah merasa Arsen sudah keluar dari kamarnya baru membuka matanya. Ia mengerutkan keningnya menatap kepergian Arsen.

"Arsen kok makin kesini tambah bodoh. Gue duduk gini dikira lagi tidur," gumam Lino dengan mengerutkan keningnya.

Setelah mengatakan itu dia segera bersiap-siap untuk kebawah. Ia menggunakan hoodie dan celana hitam panjang. Ia sedikit penasaran dengan suara ribut dilantai bawah.

Saat sampai kebawah ia mengerutkan keningnya ternyata sudah banyak orang. Ia juga melihat Mita bersama sosok lelaki yang ia duga sebagai pacarnya. Ia mengangkat alisnya kenapa sekarang tambah lagi personel yang membuatnya pening, semoga saja dia normal seperti Ziel dan Arsen.

"Nggak usah lihatin pacar gue kayak gitu juga kali," cibir Mita dengan menatap sinis.

"Dih, nggak perlu khawatir gue nggak bakalan suka sama pacar Lo. Lalu gue hanya suka sama Arsen malahan dia itu bisa bikin gue senang atas bawah," ucap Lino dengan membalas tatapan sinis Mita.

"Ya, sorry. Gue kira Lo suka sama pacar gue soalnya tatapan Lo kayak gitu, sih. Wait! Lo bilang atas bawah berarti hubungan kalian itu seke atau gantian?" cerocos Mita dengan mengerutkan keningnya.

"Cie, baru tahu sekarang, ya? Semua teman-teman bahkan anggota Black Wolf juga tahu kalau hubungan kami begitu," ledek Lino dengan tertawa kecil.

"Sialan!" umpat Mita dengan muka masam.

"Heh, nggak baik ngomong kasar," ucap Fatih dengan mencubit pipi Mita.

Lino meminta Ziel untuk pindah tempat lalu ia duduk disamping pacarnya. Semua orang yang melihat itu hanya berdecak kesal karena mereka menjadi nyamuk.

"Lo semua ngapain disini?" tanya Lino dengan mengangkat alisnya.

"Kerja kelompok," jawab Arsen dengan mengelus rambut Lino.

"Ye, gue nggak tanya Lo. Gue itu tanya yang lain," cibir Lino dengan memutar matanya.

Arsen tidak menjawab melainkan tersenyum simpul. Lino cuman cengengesan dengan mengangkat tangannya membentuk tanda v.

"Eh, lalu sisanya ngapain kesini? Mau main, apa nggak ganggu memangnya?" cecar Lino dengan mengangkat alisnya.

"Ye, tanpa kita-kita Lo juga pasti buat rusuh," cibir Adya dengan memutar matanya. Lino mengangkat bahunya tidak peduli dengan ejekan lelaki itu.

Mita yang sedari tadi hanya diam seketika mendapatkan ide yang cemerlang berkata, "No, Lo itu sudah pacaran bukan sama kak Arsen."

"Iyalah! Lo masih muda kok suka pikun!" seru Lino dengan memutar matanya.

Fatih yang mendengar itu segera menatap tajam Lino, tetapi ditatap dibalas oleh Lino dan Arsen. Fatih yang melihat itu seketika menjadi menciut karena masih sayang nyawa. Ia tidak ingin berurusan dengan kedua ketua geng terkenal disini bisa-bisa nanti hidupnya tidak tenang.

Ardian S2 (END)Where stories live. Discover now