29

36K 4.4K 396
                                    

Lino tersenyum puas dengan menatap sekeliling lapangan yang meneriaki nama mereka. Akhirnya ia cukup puas bisa mengalahkan SMA Melati walaupun cukup bingung dengan sifat Nicho.

"NICHO! WOY! COCA-COLA! TULI!" teriak Lino dengan melambaikan tangannya.

"Apa?" tanya Nicho dengan muka masam.

"Lo itu punya alter ego ya," ucap Lino dengan mengangkat alisnya.

"Fuck! Lo manggil gue hanya karena ini! Gue nggak punya alter ego, sudah bukan?!" seru Nicho dengan menatap sinis.

"Mau pulang ada aja gangguannya," lanjut Nicho sebelum meninggalkan lapangan.

Semuanya hanya diam menunggu aba-aba dari pihak sekolah. Lino yang sudah kecapean segera merebahkan tubuhnya diiringi Adya yang rasanya ingin tidur di kasur.

"Itu berdua ngapain nemplok dilantai? Eh, nggak usah bangkit! Sekalian aja pel lapangan ini."

"Bapak ganggu ketenangan saya tahu. Ini badan rasanya mau remuk karena lama nggak olahraga," keluh Lino dengan muka masam.

"Saya tidak peduli! Murid SMA Cendana balik ke sekolah! Jangan ada yang pulang! Ayo belajar!"

Lino yang mendengar itu tercengung apa pendengarannya sedikit salah. Ia memegang kupingnya, tetapi tidak ada yang salah.

"Lah, pak! Nggak dipulangkan gitu? Kami ini habis lomba loh!" seru Lino dengan tersenyum dibuat-buat.

"Nggak ada bantahan! Balik!"

"Ini nih! Pantas aja muka SMA Cendana itu muram semua tahunya disodori materi terus terutama Arsen sama Ziel. Ini namanya pelanggaran hak!" seru Lino dengan bersedekap dada.

"Hey!"

"Hey-hey, siapa dia?" ledek Lino dengan menyanyikan nada lagu payung fantasi.

"Balik nggak!"

"RUN BESTIE RUN!" teriak Lino disusul murid-murid yang lain entah kenapa mau-maunya saja menuruti tingkat absurd lelaki itu.

***

Sekarang mereka sudah berada disekolah. Jika semua murid menggunakan seragam sekolah berbeda dengan mereka yang mengikuti lomba hari ini.

Saat kini mereka berada dalam kantin. Lalu murid pintar seperti Arsen dkk juga ikut membolos. Siapa lagi yang membawa kesesatan diantara mereka jika bukan Lino dan Adya. Mereka berdua bisa dibilang iblis kecil yang mengajak para malaikat pencabut nyawa untuk tidak menjalankan tugasnya.

Mereka duduk dengan tenang, tetapi kali ini Mita lagi-lagi menganggu ketenangannya. Ia yang sudah bosan meladeni hanya bisa diam dia tidak bisa merusak kebahagiaan untuk hari ini.

Mita yang merasa tidak ada penolakan dari sang empu tersenyum puas. Ia mengambil sapu tangan lalu mengelap keringat milik Lino.

Para murid kembali bergosip melihat kejadian langka karena biasanya Lino selalu marah jika gadis itu mengganggu ketenangannya. Namun, ada seseorang yang mengepalkan tangannya melihat hal itu.

Lalu Mita juga semakin gencar mendekatinya bahkan menatapnya seperti tante-tante girang yang membuatnya bergidik ketakutan. Namun, yang lebih parah Mita membisikkan sesuatu tapi bibirnya hampir mengenai pipinya jika dari jauh tampak seperti kecupan di pipi.

Seusai dia segera mendorong pelan tubuh gadis itu. Ia berjalan menuju toilet sembari mengelap pipinya dengan bergidik ngeri. Saat di wastafel ia segera mencuci wajahnya dengan menggosok pelan pipinya.

"Anjir! Bibir ..."

Namun, seseorang menarik tangannya lalu mendorongnya hingga badannya sedikit kesakitan karena mengenai dinding. Ia terkesiap melihat orang yang mendorongnya ternyata adalah Arsen. Namun, yang berbeda raut wajah lelaki itu tampak marah.

Ardian S2 (END)Where stories live. Discover now