20

36.9K 4.5K 366
                                    

Lino hanya bisa meringis kecil melihat dua gadis yang disandera oleh Geng Bloody Night. Salah satu yang disandera adalah Gina sisanya gadis yang tidak dikenalnya.

Lalu yang membuatnya agak ingin depresi satu menangis satunya lagi teriak-teriak tidak jelas. Ia mencekik leher Nicho dengan menggoyang-goyangkan leher rivalnya.

"Woy! Pusing nih pala!" seru Nicho dengan memukul kepala Lino.

"Lo kenapa sandera mereka geblek?! Apa Lo sudah nggak sayang nyawa?!" seru Lino dengan berkacak pinggang.

Lino meringis kecil membayangkan bagaimana masa depan rivalnya itu. Ia pastikan rivalnya itu akan tinggal nyawa. Ia mencibir saja sudah dicaci-maki oleh Ravy apalagi menyanderanya bisa-bisa Arsen akan turun tangan.

Lino diam dengan menatap kearah Arsen dan Gina secara bergantian. Namun, sekarang sudah cukup lama tapi kenapa Arsen hanya berdiri dengan tenang tanpa ada rasa khawatir. Ia mengerutkan keningnya dulu saja tidak sengaja menggores kulit Gina dirinya langsung berpulang kepada Tuhan. Namun, yang dilihatnya ini apa?!

"Ehem! Sen! Lo nggak ada niatan nolongin Gina gitu?" celetuk Lino dengan mengangkat alisnya.

"Beban," sahut Arsen dengan mengangkat bahunya.

Lino dan Ravy yang mendengar itu seketika tercengang. Setelah itu didalam pikirannya hanya ada tertulis kata beban. Ia segera berlari menuju Arsen lalu menempelkan punggung tangannya di kening lelaki itu.

"Nggak panas," gumam Lino dengan mengerutkan keningnya.

"Gue nggak sakit," tekan Arsen dengan menatap tajam.

Lino melepaskan tautan tangannya lalu berpikir kembali. Jika Arsen sekarang tidak sakit seharusnya dia akan menolongnya bukan. Mari kita tebak jika didunia novel yang asli Geng Black Wolf hanya memiliki satu musuh Geng Red Devil. Jika begitu yang sekarang tawuran itu seharusnya Geng mereka berdua bukan dan Elio menyandera Gina. Sekarang benar-benar alur yang berubah sangat drastis bahkan perlakuan anggota inti Geng Black Wolf kepadanya juga berubah 180 derajat.

"Sen gue mau tanya sama Lo, gue harap Lo jawab dengan jujur," ucap Lino dengan muka datar.

"Hmm," sahut Arsen dengan menatap wajah Lino.

"Oyy! Ini cewek nggak mau diambil gitu!" seru Nicho dengan melambaikan tangannya.

"Belum, bangsat!" geram Lino yang kesal karena pembicaraannya diganggu.

Lino kembali mengalihkan atensinya kepadanya Arsen. Ia tersenyum lebar yang membuat Arsen sedikit takut dibuatnya.

"Sekarang perasaan Lo ke gue bagaimana?" tanya Lino dengan muka serius.

Arsen yang mendengar itu seketika tersedak air liurnya. Lelaki itu memalingkan wajahnya sembari berdehem kecil. Ziel yang mendengar itu juga melotot tajam kepada Lino. Pertanyaan apa itu pikir mereka.

"Ehm ... itu ... teman," jawab Arsen dengan sedikit tergagap.

"Oh, gitu gue pikir cinta," seloroh Lino dengan tertawa kecil.

Ziel menatap tajam berkata, "Omongan itu adalah doa! Jangan main-main!"

"Becanda elah, Bang. Gue kira kalian masih anggap gue rival," ucap Lino dengan mengangkat bahunya.

Namun, tanpa disadari ada seseorang yang mengepalkan tangannya dengan menatap Lino. Setelah itu orang itu segera menormalkan ekspresi wajahnya agar tidak ada yang melihatnya.

"TOLONG WOY! JANGAN BANYAK BACOT!"

Akhirnya mereka segera kembali beradu jotos. Ditengah-tengah keramaian Lino segera menyelip dan menuju tempat kedua gadis itu disandera.

Ardian S2 (END)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon