☯ - 14

270 91 69
                                    

asik juga nih kayanya, orang-orang sini. pikir han terkagum dikit. seorang lino yang sangar aja bisa mereka ledekin dengan beraninya.

muncul di otak han buat masukin dua sejoli itu ke dalam friend list-nya.

kali aja berguna suatu saat nanti buat dia.

atau mungkin— malah mendatangkan masalah untuknya.

han tidak tahu, siapa mereka dan apa latar belakang dua sekawan yang notabene-nya adalah tetangga lino ini.

tapi dari se-penglihatannya, normal-normal aja kok.





















"mau kemana lo pada?" tanya lino pada dua anak itu.

han memicing saat menatap salah satu dari mereka, bergerak kaku nan datar.

aura pemuda itu, terasa janggal.

"ke minimarket, oiya udah kenal sama kak seungmin belum? dia tetangga baru kita—

"udah."

seketika han menangkap kalau orang berwajah datar ini adalah tetangga lino yang baru saja datang. begitukah?

"lah kok bis—

"lino, gue gabisa lama-lama." disampingnya, changbin menyahut, menimpal ocehan bocah lelaki itu.

"gue duluan min, jeong..." pamit lino kemudian melangkah masuk diikuti changbin.

lain dengan han yang masih menatapi dua orang itu, supaya ga dikata lino punya temen sombong. jadi dia melengkungkan bibir, tersenyum ramah.

siapa sangka, senyuman han dibalas ramah.

"hai kak! aku jeongin. yang ini kak seungmin, nama-nya siapa ya kak?" anak muda berperawakan wajah bak rubah kecil—memperkenalkan dirinya dan orang yang bersamanya.

han ngibas rambut kebelakang, bergaya sekeren mungkin dihadapan dua pria manis nun polos,

lalu mengulur tangan kanan buat jabatan.

"han. han jisung tamvan~"














































"huaah.. ternyata benerin pipa aer ngga segampang yang gue kiraa. tubuh ini letih berjongkok selama tiga puluh menit bro,"

han menjatuhkan tubuhnya di atas kasur lino  sambil misuh-misuh ga jelas kemudian meringis nyeri ketika changbin memukul kuat pundaknya.

"padahal cuma disuruh megang pipa biar ga miring kaya otak lo tupai." kata changbin ikut rebahan di samping han.

"emang tupai punya otak?" tanya han random, ia melamun sambil menatap lamat langit-langit atap kos lino yang kumuh.

"punya otak. tapi kosong akal pikiran." oknum kos menyahut sembari memeriksa apakah air di westafel cucian piring sudah mengalir dengan baik ato masih macet-macet.

"darimana lo bisa tau, tupai punya otak?" tanya han lagi tanpa sadar keluar begitu saja dari mulutnya.

"gue liat sendiri." balas lino yang juga tak sadar dengan jawabannya.

"dimana?"

"di depan mata gue."

"kok bisa?"

"karena gue—

"ck. ada-ada aja sih pembahasan lo pada!"

changbin nimpal percakapan mereka dengan melempar bantal kecil hingga tepat mengenai punggung lino. han pun mengedipkan mata sadar dari lamunan.

beranjak dari kasur, han menyusuri setiap sudut ruangan kamar kos lino yang tidak terlalu besar juga kecil. netral, seperti biasa, sederhana.

seketika mengingatkan han pada tempat tinggal-nya sendiri dan juga sosok penunggu disana. petter.

ah benar, han harus cepat-cepat pulang sebelum rumahnya kembali jadi kandang tikus!

























"masih lama lagi?"

tanya changbin mewakili han. pemuda itu tampaknya juga tidak bisa lagi mengulur waktu lebih lama lagi disini, dikarenakan kondisi rumahnya yang mungkin tidak aman.

"sebentar.. habis ini gue anter pulang. ga baik malem-malem anak perawan keluyuran." jawab lino.

"lihatlah dia kawan, tampaknya sangat ingin mengajakmu bergelut tengah malam." balas han baku.

changbin menghelas napas sambil elus-elus dada, sesabar mungkin ia menghadapi orang seperti lino dan han.

tidak ada balasan/aksi gelut bergelut dari keduanya, membuat han bosan. terakhir mutusin buat jalan menghampiri meja belajar lino, terletak disamping kasur.

sampai pandangannya jatuh pada kertas-kertas bertumpukan hampir memenuhi meja.

"banyak amat koleksi dokumen lo kak no.." saut han membuat lino berbalik.

"ohh... itu kertas skripsi gue pas ngampus sama berkas lamaran kerja." jawab lino enteng.

han mangut-mangut, hendak meraih satu dari ribuan kertas disana, namun lino datang mendadak menahan tangannya.






























"cuma kertas lama, ga penting."

— • —

— • —

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

| kim seungmin - yang jeongin |

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

| kim seungmin - yang jeongin |

3. find! my'twin corpse ⛧ han jisung Where stories live. Discover now