☯ - 8

319 110 44
                                    

jelas han khawatir mendapat kabar yang terjadi pada sahabatnya. sebelum lino— changbin lah yang pertama kali ia kenal. berawal dari lupa membawa dompet buat bayar belanjaan di minimarket sampai berakhir makin dekat terus mendekat, sampai akhirnya duit changbin berhasil di porotin oleh seorang han.

memalukan sekali waktu itu, syukur karna adanya changbin dengan ratusan uang merah, han pun mendapat pahlawan kesiangan minimarket tepat dihadapan kasir.

jika dipikir, changbin yang nawar buat bayarin belanjaan han. maka kalian salah besar.

faktanya, han yang ngemis minta dibayarin dengan berani dan pedenya ke changbin.

"eh, uang lo gue pake dulu lah.. ntar diganti"

berasa minjem duit sama temen, padahal waktu itu posisinya mereka adalah sesama orang asing yang tidak saling mengenal.

tapi orang asing itu adalah, han jisung.

mudah baginya untuk mendapat teman baru. walau dengan cara sok akrab. yang penting nambah list friend aja.



























































sekarang balik pada han yang dengan tergesa-gesa mengetuk pintu besar rumah hak milik keluarga seo.

"bang linooooooo— nii gue, han.. buka pintunya doonggg~" soraknya di teras rumah besar nan mewah.


cklek!



pintu di buka oleh seorang pemuda muka datar, yang tak lain adalah lino.

"gimana? mana bang abin??"

"tuh, masih kejang kejang di sofa"




































































han tidak tahu apa maksud lino membiarkan changbin meronta ronta diatas sofa seperti monster. tidak pernah dia dengar kalau orang yang sakit ayan itu kumatnya sampai bisa mengubah warna bola mata jadi seputih tulang, hingga mengeluarkan busa dari mulut.

agaknya changbin ini bukan lagi keayanan, tapi kesurupan.

wah gaswat!

han terhenyak di tempat bergegas ia menghampiri changbin masih kejang-kejang yang dari atas sofa sekarang telah terjatuh ke lantai.

"bang lino kok diem aja sih?? ini temen lo kerasukan goblok! cepet panggil pendeta!!" sorak han kearah pemuda lee yang sedari tadi hanya berdiri diam seperti patung.

ada apa dengan temannya itu?



























































"dia kejang-kejang. orang kalo kerasukan mana sampe ngeluarin busa begitu" saut lino datar. "dan lagi, orang kerasukan pasti teriak teriak sambil marah-marah, han.."

"lah? iya ya?"

bener juga apa kata lino, dari semua film horor yang pernah dia tonton kan, ciri-ciri orang kerasukan pasti teriak teriak gajelas. terus suaranya bakal berubah kaya setan. tapi ini changbin tidak demikian.

"mending lo sekarang cari kain," pintah lino yang akhirnya bergerak.

"buat?"

"buat ngeganjel— tuh liat dia gigit gigit lidah sendiri, ntar mulutnya luka bisa jadi infeksi."













































buru-buru han berlari ke salah satu kamar mencari sebuah kain apa saja yang bisa digunakan untuk mengganjal mulut changbin atau perintah lino.

"ck, gak keburu!" lelaki itu merampas sehelai baju dior  yang tergeletak diatas kasur.

kembali, han menyodorkan baju itu dan langsung diambil alih sama lino, setelah itu ia beranjak menahan tubuh changbin untuk berhenti.

"nyebut bang... nyebut..." ricau han mengucap ayat ayat pengusir roh jahat.

"jangan ditahan!"

bentakan lino sontak membuat han melepas penahanannya pada kaki changbin.

"k-kenapa?"

"biarin aja dia sampai berhenti sendiri. kalau lo tahan, malah bisa makin parah. kalau diteken gitu, ntar otot sarafnya makin tegang." jelas lino.

"ya terus gimana supaya bang changben berhenti?!" pemuda itu prustasi.

"udah gue bilang,
























































— biarin aja, nanti juga berhenti sendiri"

han hanya bisa berharap amanah lino tentang kondisi changbin yang akan baik baik saja itu benar.



— • —

— • —

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
3. find! my'twin corpse ⛧ han jisung Where stories live. Discover now