Bagian 11 - Pilihan

45 8 5
                                    

****************

Sebulan telah berlalu kini aku, Shina dan Leo sudah bersiap untuk masuk ke Akademi Oxitrone yang dimana Akademi ini berisi siswa pengguna Dial yang sangat kompeten. Kami tinggal di kerajaan selama sebulan ini sambil mencari lembaran buku yang aku punya di pustaka kerajaan. Kau tahu? Hasilnya nol besar. Aku sempat menyerah mencari lembaran ini, akan tetapi ada tempat di kerajaan Nwara yang belum aku kunjungi. Di sana mungkin aku bisa menemukannya.

----------------


Hari ini sangat cerah. Aku, Shina dan Leo tentunya sangat bersemangat untuk memulai pelajaran kami di Akademi Oxitrone.

"Kau nampak bersemangat X! Aku senang kau seperti ini," kata Shina sambil menoleh ke arah Akademi.

"Ahh! Jangan memuji X, dia masih seperti anak kecil yang suka dengan permen. Wajar saja dia seperti itu," sahut Leo dengan ejekan.

"Aku tahu kau sangat iri denganku Leo hahaha!" sahutku.

"Apa?! Kau ingin ku pukul, pembawa pistol mainan?!"

"Hah?! Kau cari masalah?!"

Selagi kami berdebat dan saling ejek, dari kejauhan terdengar seseorang yang memanggil kami.

"Kalian nampak akrab ya?"

"T-Tuan Gazef?!"

Ya benar itu adalah Tuan Gazef yang datang menjeput kami untuk mengurus pendaftaran di akademi. Untuk seorang pendatang kami merasa tidak pantas diantar oleh komandan pasukan tertinggi di Kerajaan Nwara. Hah~ ini sangat merepotkan untukku.

"Kalian sudah siap untuk masuk akademi ya~ X, Shina dan Leo. Kalian sangat dewasa."

Shina pun berkata, "Dewasa apanya..."

"APA?!" teriak kami berdua kepada Shina.

"Sudah, sudah ayo kita masuk untuk mengurus administrasi," sela tuan Gazef yang sangat tenang.

----------------

Kami pun masuk ke akademi dan tentu saja banyak siswa dan siswi melihat dengan terkejut sambil membicarakan kami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kami pun masuk ke akademi dan tentu saja banyak siswa dan siswi melihat dengan terkejut sambil membicarakan kami. Hal ini sangat wajar karena kami diantar langsung oleh Tuan Gazef.

"Aku akan mengantar kalian ke Ruang Aspiqum," jelas Tuan Gazef sambil berjalan menuju ruangan tersebut. Kami terdiam dan kebingungan atas apa yang dikatakan Tuan Gazef kepada kami.

"Ah... Aku lupa kalian pendatang. Jadi Aspiqum itu adalah pemimpin akademi, yah semacam kepala sekolah."

"M-maafkan kami Tuan Gazef. Kami benar-benar tidak tahu apa," kata Leo sambil menggaruk kepalanya.

----------------


Kami mulai masuk ke Ruang Aspiqum yang di dalamnya berisi banyak buku dan berisi ruang para master di dalamnya.

101-The BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang