Bagian 8 - Delonix Regia

50 9 10
                                    

****************

Pertarungan masih berlanjut di Wilayah Api sang Rubah Pembohong. Leo hampir tidak sadarkan diri karena pukulan dari pria ini secara terus-menerus. Dengan badan sempoyongan, mata memerah dan darah yang mengalir di sekujur tubuh, Leo tidak kalah karena serangan secara bertubi-tubi itu. Pengalaman bertarung Leo cukup menjanjikan karena dia sudah terlebih dahulu mengembara sebelum X dan Shina.

Leo nampak memaksakan kesadarannya dan berusaha untuk mengalahkan kakaknya dengan kekuatannya sendiri di Wilayah Api Sang Rubah Pembohong.

"Memalukan sekali aku pingsan di sini!"

"Oh? Ku pikir kau sudah mati beberapa tahun yang lalu. Kau mempermalukan keluarga dengan sifat konyolmu itu!"

"Aku berada di pihak yang benar!"

"Kau tidak tahu apa yang kau katakan barusan!"

"WUSHHH."

Api di sekitar pria ini langsung mengelilinginya, membentuk sayap dan sebuah sarung tangan api. Pria ini pun mengepakkan sayap apinya itu dengan kencang sehingga menciptakan bara api yang menjalar merambat ke tubuh Leo.

"Argghhh."

"Kakak bodoh!"

Leo menjerit kepanasan karena terhempas oleh bara api yang dikeluarkan oleh kakaknya.

"Kau mempermalukan pengguna Dial tipe Wabah Leo!"

"Perwujudan Bentuk! Rubah Penjagal!"

Kakak Leo langsung berlari ke arah Leo dan menghantamnya dengan wujudnya tersebut.

"BRUAKK!"

Leo menjerit kesakitan dan sekali lagi darah keluar dari mulut dan hidungnya. Hempasan tenaga yang sangat kuat dari kakaknya tersebut membuat Leo terpental jauh ke atas.

"Ahhhhkkk!"

Kecepatan kakak Leo semakin meningkat, tanpa ampun kakaknya menyerangnya berturut-turut secara zig-zag dan sangat cepat.

"BRUAKK!"

"WUSHH!"

"BRUAKK!"

"WUSHH!"

"BRUAKK!"

"Uhuuuukk!"

Mereka menghantam batu yang ada di wilayah itu bersamaan dengan hantaman dari kakak Leo.

Leo sangat kewalahan dengan wilayah yang diciptakan oleh kakaknya. Dengan ketimpangan kekuatan yang sangat jauh, Leo mecoba mencari celah yang mungkin memiliki presentase sangat kecil untuk memenangkan pertarungan ini.

"Hanya ini kemampuanmu? Malfon Delonix Regia?!"

Ucap Leo yng membuat Malfon semakin geram. Kebencian menyelimuti pikiran Malfon serta apinya.

"Oi. Kau tahu cara bersopan santun dengan kakakmu? Leo Delonix Regia? Ah... Aku lupa kau sudah membuang nama itu. Pengguna Dial yang gagal sepertimu bahkan tidak punya tempat untuk bernafas disini!"

Mendengar kata dari kakaknya, hal yang tak mungkin dimenangkan oleh Leo terbesit di pikirannya. Leo memikirkan celah yang terlihat pada kakaknya itu. Dia mungkin bisa memanfaatkan celah dari kakaknya tersebut.

"Bernafas? Aku tahu!"

"Hei. Kau tidak memiliki hak untuk berpikir disini!"

Tanpa diberi kesempatan berpikir, Leo dipukul kembali dengan sarung tangan yang dibuat oleh wujud Malfon tersebut.

101-The BookWhere stories live. Discover now