Bagian 1 - Bunga yang Layu

187 23 9
                                    

---------------------------------------

"Meja ini tampak kusam dan... Ya! Kusam!" pikirku sambil menahan rasa kantuk dan sakit karena luka yang ku dapat, hal lain yang membuatku sangat bosan karena ukuran borgol ini begitu kecil ditanganku. Kau tidak akan percaya mereka menangkap remaja yang baru tahu cara masturbasi. Konyol? Mungkin, aku tidak tahu apa ini yang disebut dengan hukum.

"Argh! Aku ingin permen!" teriakan lantang seorang bocah sepertiku langsung mendatangkan seseorang ke ruang pemeriksaanku.

"Hei, aku punya pertanyaan bagus buat kau adik manis," lontaran kata dari orang yang berpakaian rapi sambil menyeringai itu cukup untuk mengejutkan kucingku di rumah.

"Kau tahu sesuatu tentang Inersia?" lanjutnya.

"Inersia merupakan suatu momentu-"

"Bukan itu bodoh! Maksudku keluarga Inersia!" jawab petugas yang mungkin kesal denganku.

"Tentu tidak... Pak. Saya hanya orang bodoh yang sangat menyukai permen."

"Lalu bagaimana kau mendapatkan ini?" bapak berseragam itu menunjukan secarik kertas yang kusam dan berisi cetak biru dari sebuah rancangan senjata. Aku tahu ini akan rumit. Dimana dia mendapatkan halaman itu?

"Okee... Hahhh, siapa namamu?"

Saat sedang mesra mengobrol aku mendengar suara yang membuatku bahagia.

"BRUAK!" 

Terdengar sangat keras dan menimbulkan kekacauan di kantor pemerintah ini. Lampu pun mulai kehilangan listriknya, entah ini perbuatan siapa-yang jelas hancurnya salah satu tembok di kantor polisi membuat kepanikan seluruh isi kantor.

"Aku akan kembali! Urusan kita belum selesai!" ucap bapak berdasi tadi yang berlari dengan sigap untuk mengontrol keadaan.

Tiba-tiba dari balik atap terjun seseorang yang memakai topeng aneh, yang mungkin dibeli di pasar malam.

"Rute pelarian sudah siap.... X!" ucap seorang wanita bertopeng sambil membuka borgol yang ada ditanganku. Aku hanya tertawa melihat topengnya.

"Hahaha! Apa yang kau pakai... Shina! Itu sangat lucu! Biarkan aku bersantai dulu," jawabku sembari merentangkan tangan yang borgolnya sudah terlepas.

"Apa yang kau lakukan X! Ayo cepat kabur!"

Seketika aku terdiam melihat bunga yang di dalam vas itu layu dan mengingatkanku akan kenangan pahit. Mengapa ada orang yang tega memetik bunga hanya untuk memperindah tempatnya saja?

101-The Book
*************

101-The BookOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz