Bagian 21 - Neon?

19 5 2
                                    

----------------


"Hah?! Parade detoria sudah mulai bertindak."

"Mereka memudahkan tugas kita bahahaha!"

"Tapi siapa yang berani mempekerjakan Parade Detoria? Mereka terlalu sembrono jika menjalankan misi."

"Yah~ setidaknya mereka sudah membinasakan keluarga itu dari muka bumi."

Percakapan dari orang-orang yang tengah membahas berita hari ini seketika terhenti karena suara langkah kaki yang bersahut menuju ruangan tersebut.

"Tidak," sahut seseorang yang baru saja memasuki ruangan sambil membuka pintu dengan perlahan. Suara pintu yang sangat lirih membungkam semua untuk berbicara.

"A-apa? M-maksudmu?"

"Mereka sama sekali belum binasa," sahut pria dengan bekas luka melintang dari mata kanan ke pipi kiri. Dengan aura kebijaksanaan yang sangat tinggi ia melanjutkan percakapannya tersebut.

"Parade Detoria... Mereka terlalu sombong... Semuanya dengar!"

Seketika ketiga orang yang berada di ruangan tersebut tertegun mendengar teriakan dari pria ini.

"Apa yang kalian kerjakan selama ini? Kredibilitas kita akan hancur jika para berandalan ini masih berkeliaran!!!"

"Dimana keberadaan kalian? Apakah kalian akan bersantai meminum minuman mewah di ruangan ini sementara para berandalan masih berkeliaran di Kerajaan Nwara?"

"Kalian terlalu naif!!! Eternity!!!"

Ucap pria ini dengan geram.

"Maafkan kami Tuan!!!"

----------------


"CTAS!!!"

"BRUAK!!!"

"Arghhh,"

Suara seni pertarungan bertalu di ladang yang gersang. Ya, itu adalah suara pertarungan Shina dan Ixora yang sedang berlatih hari ini.

"Perlu berapa lama kau mengamati lawanmu? 1 tahun?"

"Dia jelas-jelas sangat sulit untuk ditebak. Bahkan mengamatinya pun sangat sulit. Informasi yang aku dapatkan hanya cahaya yang mirip kunang-kunang kecil mengelilingi Ixora."

"Kali ini aku akan menyerangnya!"

"TRANG!"

Ixora menangkis serangan Shina menggunakan tangan terbungkus yang di dalamnya berisi besi.

"Apa?! Kali ini ia tidak menggunakan kekuatannya?"

Shina kembali menjauh dari Ixora. Kali ini Ixora menatap tajam Shina kemudian tertawa keras.

"Hahahaha! Bagus, bagus nampaknya kau mulai menyadari sesuatu. Ah~ sepertinya pisaumu itu lumayan berguna."

Ixora memperlihatkan besi yang terbungkus rapi ditangannya terbelah menjadi dua.

"Kau... Tidak menggunakan kekuatanmu?"

"Apa yang kau bicarakan? Aku menggunakan kekuatanku. Kau tahu kan kekuatanku tidak hanya Exodial?"

"Tch!!! Sial," sahut Shina dengan geram sembari memandang Ixora dengan tajam bagaikan elang yang siap menghujani musuhnya tanpa ampun sementara Ixora hanya memandang. Lantas Shina menyiapkan kuda-kudanya dengan mantap sembari mempersiapkan serangan berikutnya kemudian Shina berlari dengan kencang menuju ke arah Ixora.

"WUSH!!!"

"Pemuaian!"

"NGUUNG!"

101-The BookWhere stories live. Discover now