Bagian 5 - Percikan Api

87 12 1
                                    

-------------------------------------

*Saat ini di kantor Pemerintahan Kota Burzche.

"Ayo kabur X!" seru Shina yang sangat keras membuatku terkejut saat melamun. Shina menoleh kecil ke kiri untuk menunjukan jalan keluar yang sudah dibuat olehnya.

"Bagaimana kau melakukannya Shina?" 

Shina hanya tersenyum kecil ke arahku. Kami berlari sekuat tenaga untuk sampai keluar. Kau bercanda? Bagaimana seorang wanita bisa menghancurkan tembok sekokoh ini? Aku sangat heran bagaimana dia melakukan ini sendiri. Sembari berlari kami bertemu beberapa petugas yang datang untuk menghadang kami dan tentu saja Shina membereskan mereka semua.

Kami akhirnya sampai di sebuah ruang yang sangat tertutup rapat ini seperti brangkas raksasa yang terbuat dari logam mengkilap.

"Ini jalan keluarnya?" tanyaku dengan canggung setelah melempar Shina dengan balok kayu utuh.

"Sebelum aku ke ruanganmu aku tertarik dengan tempat ini. Jadi aku tinggal merusak logam dari brangkas ini," jawab Shina.

Aku bisa jamin brangkas raksasa ini berisi uang atau harta lainnya setelah melihat tempat yang terkunci rapat seperti ini. Kami memilih untuk masuk ke dalam tempat itu dan memeriksa ruangan tersebut, hingga akhirnya aku menemukan sebuah koper yang lumayan besar dan terkuci rapat.

"Serahkan padaku," sahut Shina dengan percaya diri.

"PLETAK!"

Kunci dari koper itu telah dirusak oleh Shina dengan tangan menyala khasnya. Aku kebingungan dan berjalan membuka koper aneh itu, di dalam koper itu berisi sebuah senjata yang berbentuk balok memanjang menyerupai sebuah pistol.

"Apa ini untuk festival?" ejekku sambil menodongkan pistol itu ke Shina.

"X... Aku seperti pernah melihat senjata ini di sebuah buku," sanggah Shina sambil terkejut melihat pistol itu berada di sebuah kantor pemerintah Burzche yang kecil ini.

"Tidak, tidak, tidak. Kau pasti bercanda kan? Hahaha."

"Aku serius X!"

"Bagaimana mung-"

"DORR!!!!"

Dengan bodohnya aku mengobrol sambil memainkan pelatuk dari pistol besar ini. Hasil dari tembakan pistol ini sangat-sangat destruktif sehingga menyebabkan seluruh bangunan hampir roboh. Shina nampaknya mengambil sesuatu dari koper itu dan mengajakku untuk langsung pergi dari kantor ini. Sesampainya diluar aku melihat pria yang sedang berhadapan dengan beberapa sisa petugas dan orang yang memberikanku pertanyaan pada saat ditangkap.

"X! Kenalkan ini Leo! Orang yang membantuku untuk mencarimu."

"Serius Shina? Di saat seperti ini?"

"Hei X, namaku Leo!" 

Ada orang aneh datang untuk membantuku. Sial. Aku tidak terlalu nyaman melihat orang aneh seperti Leo, tetapi dia sangat membantuku.

"Oke! Saatnya aku unjuk gigi dengan mainan baruku ini!" pekikku sembari menarik bagian atas pistol untuk mengisi ulang peluru yang terasa kosong di dalamnya. 

"Apa itu?" racau Leo yang nampak risih dengan bentuk pistol ini. Keningnya nampak berkerut melihat benda aneh seperti itu.

"Kau yakin menggunakan itu X?" lanjut Shina.

"Let's go!" 

Tanpa keraguan aku menarik pelatuk dari pistol ini.

"DORR!!!"

101-The BookWhere stories live. Discover now