26

1.7K 275 31
                                    

Note;

Maaf part nya suka ke acak acak. Saya pun bingung. Salah apa saya sama wp 🥺🥺

Tapi semoga tidak mempengaruhi minat baca kalian yaaa 🤗🤗

..

Bugh!!

"Biasa aja dong nutupnya!!."

Jinan kaget saat pintu mobil di tutup dengan sangat keras oleh Eve. Anaknya juga memasang wajah bete yang ketara sekali. Dari sini bisa Jinan simpulkan bahwa rencana Eve meminta Cindy untuk kembali menjadi pengasuhnya sepertinya telah gagal.

"Buru pulang!!."
Ujar Eve membentak supirnya.

"Siap non muda."
Supir pribadi Jinan memang sudah paham akan sifat Eve yang seperti itu. Jadi dia sudah terbiasa menerima perlakuan anak majikannya. Dia juga sudah tidak kaget lagi dengan ke tidak sopannya anak majikannya itu.

"Kenapa musam gitu mukanya ? Gagal ?."
Tanya Jinan.

"Baca sendiri dari muka!!."
Jawab Eve masih membentak.

"Kalau di tanya sama orang tua itu jangan di bentak gitu, jawab yang bener."

"Tau!!. Males ngomong!!."

Eve bersedekap tangan dan tidak mau menoleh ke arah Jinan yang duduk di sebelahnya.

Jinan jadi merasa iba pada Eve. Anaknya sudah sangat cocok bersama Cindy, namun sepertinya Cindy belum berjodoh dengan Eve. Rasanya hati Jinan ikut sedih, ikut merasakan apa yang Eve rasakan. Bahkan apa yang Jinan rasakan jauh lebih sakit ketimbang Eve.

Karena Jinan merasa gagal menjadi papa tunggal untuk anaknya. Meski anaknya hidup mewah dan cukup, tapi sepertinya anaknya butuh kasih sayang seorang ibu. Itu yang sampai saat ini masih di sesali Jinan kerena setuju bercerai dengan mantan istrinya.

Perlahan namun pasti Jinan mendekati Eve dan memeluknya dari samping.

"Papa ngerti perasaan kamu. Maaf ya ? Papa ngak bisa jadi papa yang baik buat kamu, jadinya kamu harus meminta orang lain untuk menjadi temen kamu di rumah. Papa memang sibuk, tapi itu untuk kamu juga. Buat masa depan kamu. Papa mau kamu hidup tercukupi segalanya sampai kamu besar. Tetapi ternyata cara papa masih salah. Maaf."

Eve masih bungkam. Jinan pun melanjutkan perkataannya.

"Maaf karena papa masih jauh dari kata papa yang baik buat kamu. Maaf atas segala kekurangan papa soal merawat kamu. Papa selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik buat kamu, tapi papa masih menemui kesalahan. Maaf."

"Eve. Maafin papa."

"Hiks...hiks!...huaaaaa!!!."

Eve menangis kencang. Jinan juga perlahan ikut menangis.

"Princess nya papa. Maafin papa."

Eve hanya terus menangis. Dan Jinan hanya membiarkan anaknya menangis untuk meluapkan semua kesedihan nya kali ini

...

Di lain tempat. Cindy duduk di ruang tamunya sembari melihat ke arah meja dimana buket bunga yang Eve bawa tadi tersimpan rapi di atas sana.

Perasaannya kembali sedih saat melihat kepulangan Eve tadi. Jangan lupakan mata merah dan wajah sembab Eve saat berpamitan pulang padanya. Rasanya tidak tega, tetapi keluarganya lebih membutuhkan dirinya.

Gaby paham bahwa anaknya tidak baik baik saja kali ini. Tanpa dia bertanya dia akhirnya tahu bahwa selama ini yang membuat anaknya uring-uringan adalah anaknya dilema mengenai keputusan untuk tetap stay atau pergi.

BabySitter kesayangan kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang