8

1.9K 278 30
                                    

Di mohon untuk tidak berekspektasi tinggi pada cerita abal abal ini ya, karena nanti ngambek loh 😅

Selamat membaca semua 🤗🤗🤗

.....

Eve dan Cindy sudah menunggu Jinan menjemput mereka hingga satu jam lamanya di depan pos satpam. Namun Jinan belum juga tiba. Membuat Eve jadi rewel.

"Ka...papa mana ?."
Tanya Eve kesekian kali.

"Sebentar ya ? Papa kamu mungkin masih sibuk di kantor."
Jawab Cindy.

"Sibuk mulu kayak orang penting aja."
Kesal Eve.

Cindy hanya bisa terkekeh. Lucu juga kalau sudah kesal gini.

"Kaka ngak bawa handphone ? Biar kita bisa telfon supir aku. Papa kelamaan. Keburu sore ini. Handphone aku ngak bisa dari tadi."

"Bawa sih, tapi kaka belum punya nomer ponselnya supir kamu atau siapapun di rumah kamu. Tapi kalau kamu ingat nomornya kamu bisa pakai handphone kaka dulu."
Ujar Cindy. Dia memang belum punya nomer ponsel siapapun di rumah. Belum sempat aja. Setelah ini Cindy akan meminta nomer ponsel mereka semua yang bekerja di rumah Jinan.

"Yah!! Aku mana inget! Ribet banget musti inget nomer ponsel!!."

"Di handphone kamu kan ada."

"Aku ngak simpen!!. Disini adanya game!! dan aplikasi buat belajar aja!!. Hehehe."

Telinga Cindy masih terbilang normal sih untuk saat ini, jadi dia sedikit menutup telinganya saat Eve berbicara. Ngeggas banget. Heran.

Ini mengingatkan Cindy dengan Jinan saat berbicara dengannya dulu pasti suka ngegas gini. Lagi lagi dia mirip Jinan.

"Haa..aaah. Cape aku tuh."

Eve tiba tiba menyesal mengiyakan tawaran jemputan dari papanya. Kalau tahu papanya akan terlambat menjemput, Eve lebih pilih di jemput supir nya saja. Disini panas, dia sudah haus dan dia kini di landa ke-bosanan.

"Kamu haus ? Nanti ka Cindy beliin kamu minum dulu, soalnya air minum kamu habis."
Tawar Cindy yang melihat Eve tengah lemas lunglai.

"Tapi aku ngak mau pergi, disini aja."

"Iya, ngak apa apa. Kaka cuma sebentar kok, itu di seberang ada yang jual."

Eve melihat di depannya memang ada toko kecil, meski jaraknya sedikit jauh sih, musti nyebrang jalan dulu.

"Gimana ? Mau ngak ?."

"Iya deh. Tapi aku duduk di sini aja."

"Iya. Jangan pergi, kaka cuma sebentar kok."

Eve mengangguk.

Cindy lekas berdiri dan berjalan menuju toko itu. Dia membeli dua botol air mineral dan juga beberapa cemilan. Dia rasa Eve mulai kelaparan makanya rewel sejak tadi.

Saat menunggu kembalian, Cindy menyempatkan melihat kearah Eve, di seberang sana Eve tengah di kerubung oleh dua orang pria bertubuh tinggi dan besar. Cindy panik, namun dia juga harus menunggu kembalian 58 ribu nya. Kan sayang.

"Dek, ikut kita mau ngak ?." ujar pria bertubuh besar kepada Eve.

"Lah. Kemana ? Bapak emang siapa ?."
Tanya Eve. Dia mah gitu. Ngak panik sama sekali.

"Kita suruhan papa kamu, kamu harus ikut kita"
Kata pria satunya.

"Kemana ? Papa suruh aku kemana dulu?."

"Makanya ikut dulu, yuk masuk mobil ? Udah di tungguin."

"Mana mobilnya ? Kok ngak ada ?."

"Itu di tikungan. Yuk, papa kamu udah nungguin kamu."

BabySitter kesayangan kuWhere stories live. Discover now