7

2.1K 317 70
                                    

Brak!.

"Mama!!."

Suara pintu tertutup dengan keras disusul suara teriakan yang kencang itu membuat dua orang di dalam ruangan yang sunyi jadi tersentak kaget.

"Jinan!!. Ada apa sih ?."
Shami berdiri menyambut anaknya yang tiba tiba datang tanpa ketuk pintu atau permisi. Bahkan baru saja sudah membuat dia dan istrinya yang tengah sibuk diskusi jadi kaget. Beruntung jantung mereka tidak punya riwayat penyakit, jadi aman.

Anak ngak punya akhlak ya gitu. Heheheh, canda Jinan.

"Kenapa ?." kini Gracia yang ikut berdiri.

"Mama nieh, apa apaan ? Mau mama apa dengan masukin Cindy ke rumah dan jadiin dia pengasuh Eve?."
Kata Jinan dengan menggebu-gebu.

"Terus apa masalahnya ?."

"Apa masalahnya ? Jelas lah masalah."

"Karena Cindy sahabat kamu ? Dan kamu ngak enak jadiin dia pengasuh Eve ? Gitu ?."
Shami menebak. Dia kembali duduk dan kembali membuka beberapa proposal.

Shami sudah mendapat kabar bahwa Eve kini sudah memiliki pengasuh lagi dari Gracia yang beberapa jam yang lalu cerita. Dan itu Cindy. Shami juga kenal Cindy dengan baik. Jadi menurut dirinya tidak ada masalah.

"Iya. Ngak bilang Jinan dulu lagi. Kan tadi jadi kaku gitu."

"Kan kamu sendiri yang bilang ke mama kalau urusan pengasuh, kamu serahin ke mama. Itu mama udah cari yang menurut mama udah yang terbaik. Ngak ada yang lebih baik dari pada Cindy, Nan."

"Tapi maaaa, ngak harus Cindy juga."
Kata Jinan kesal.

"Terus mau kamu apa ? Ganti pengasuh?."

"Kalau bisa."
Jinan berusaha membujuk Gracia untuk mengganti pengasuh Eve.

"Cindy udah yang terbaik. Kamu juga kemarin bilang ke mama kalau siapapun itu orang yang jadi pengasuh Eve kamu ngak masalah, asal Eve mau dan dia betah urusin Eve."
Jawab Gracia.

"Maaa, masa Jinan harus tinggal sama Cindy, satu rumah ?."

"Lah, masalahnya dimana ?."

"Maaaaa. Itu masalahnya. Apa kata orang orang."

"Kan disana masih ada banyak orang. Repot amat mikirin orang lain. Bilang aja kamu ngak bisa satu atap dengan Cindy karena kamu takut suka ke dia kan ?."

"Ngak gitu. Jinan ngak nyaman aja."

"Udah Jinan. Stop merengek."
Ucap Shami jengah. Masalah Cindy saja anaknya ngeluh mulu.

"Tau. Kayak anak kecil aja. Nan, mama kan udah pernah bilang kalau udah masuk kriteria mama itu udah yang paling baik. Cindy anaknya baik kok. Dia pintar. Jadi dia bisa kita andelin buat jaga Eve. Lagian Cindy lagi butuh pekerjaan. Apa salahnya kita bantu dia."

"Tapi, Jinan ngak enak sama dia, ma."

"Seiring berjalannya waktu pasti terbiasa. Dah, sana ke kantor kamu. Kayak anak kecil aja, nyusul in mama dan papa buat ngadu gitu."
Gracia pergi meninggalkan Jinan yang masih saja memasang wajah cemberut. Lupa umur dia mah.

Jinan memutuskan untuk keluar dari ruangan papanya dan pergi menuju kantornya. Percuma minta ganti pengasuh baru, mamanya pasti tidak setuju. Ya sudah. Pasrah saja dia.

Di perjalanan. Dia teringat saat tadi di meja makan. Kaku banget moment saat makan bersama Eve dan Cindy tentunya yang menemani Eve sarapan. Dia kegok bukan main. Mau ngobrol apa juga dia bingung.

Flashback on.

"Pa!!."

"Iya."

"Tebak siapa nama kaka ini."

BabySitter kesayangan kuWhere stories live. Discover now