9

1.8K 291 34
                                    

"Cepet masuk!!."

Cindy dan Eve di paksa masuk oleh dua pria yang menculik mereka ke sebuah gudang kosong. Keduanya terjatuh di atas tumpukan kardus bekas.

"Udah bro, kita tinggal aja mereka."

Kedua pria tadi akan meninggalkan Cindy dan Eve disana.

"Ehph."
Cindy bergeser sedikit agar dia bisa lebih dekat dengan Eve.

"Kha.."

Cindy membalikkan badan nya untuk mencoba membuka lakban di mulut Eve.

Cindy berhasil membukanya. Tangisan Eve akhirnya pecah. Cindy kembali membuka ikatan di tangan Eve agar tangan mungil Eve tidak kesakitan.

Dengan susah payah, Cindy berhasil melakukan nya.

"Papa..."

"Husss."

Eve lantas memeluk Cindy. Dia ketakutan. Namun Cindy tidak bisa membalasnya karena kedua tangannya masih terikat.

Eve mencoba membuang lakban yang menutupi mulut Cindy. Dia berhasil. Tetapi dia tidak bisa membuka tali yang mengikat kedua tangan Cindy karena simpulnya terlalu kuat untuk tangan mungilnya.

"Eve. Makasih."
Ucap Cindy saat lakban yang menutup mulutnya terlepas.

"Ka Cindy. Eve takut."

"Jangan takut. Ada ka Cindy."

Eve kembali memeluk Cindy. Kali ini lebih erat.

"Jangan takut. Ada ka Cindy. Sebentar lagi pasti papa kamu jemput kita, ya ?."
Hibur Cindy. Dia tidak yakin Jinan akan datang secepat itu. Tapi setidaknya itu bisa membuat Eve tidak terlalu ketakutan.

Eve hanya mampu mengangguk.

"Eve, lihat kaka."
Ujar Cindy.

"Nanti, kalau mereka masuk kamu sembunyi di balik pintu. Terus kalau mereka udah ke dalam, kamu keluar, ya ? Kamu keluar buat minta bantuan, kamu mau kan lakuin itu ??."
Pinta Cindy. Dia tahu Eve belum bisa di andalkan, tapi untuk situasi sekarang hanya Eve yang bisa melakukannya.

"Tapi, ka Cindy gimana ?."

"Kaka akan tunggu kamu disini."

"Kalau aku gagal ?."

"Kan kita belum coba."

"Aku takut. Aku takut kaka nanti di bunuh sebelum aku dateng bawa bantuan."
Jujur Eve.

"Ngak akan. Kaka akan berusaha untuk tetap hidup sampai kamu datang."

Eve menolak rencana Cindy itu. Takut gagal.

"Tadi aja kamu pinter lawan musuh. Kaka salut."
Puji Cindy. Cindy ngak tahu aja itu ajaran Jinan. Ajaran dasar kalau dia di culik. Dan berhasil dia terapkan. Ada gunanya juga ajaran papanya itu.

Mengingat papanya membuat Eve kembali menangis. Dia teringat saat Jinan mengajari nya ilmu bela diri. Ilmu pertahanan dan ilmu perlawanan jika sewaktu-waktu dia di culik atau mendapat kekerasan. Dia jadi merindukan Jinan.

"Papa. Ip, takut."
Tangisnya kembali pecah. Wajah putih bersih itu berubah jadi merah kembali.

"Papa kamu pasti datang, jangan takut."
Hibur Cindy. Meski dia tidak yakin.

"Papa...ip takut."

Cindy mengeluarkan satu bungkus cemilan, sebut saja gery salut coklat dari dalam saku celananya. Tadi saat kedua tangannya diikat, kantong belanjaannya di rampas. Namun dia masih memiliki satu bungkus cemilan yang dia selipkan di kantong. Niat hati akan dia makan nanti saat tiba di rumah, malah jadi rejeki untuk Eve.

BabySitter kesayangan kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang