Ia tidak hanya melakukan sampai itu saja. Ia mulai menjilat puting Arsen hingga lelaki itu mendesah pelan.

Arsen tidak lama menyeringai kecil. Tangannya tanpa sepengetahuan Lino mulai merana milik lelaki itu.

Lino sontak mendesah pelan dengan melotot tajam. "Ahh ... sekarang kamu puasin aku. Aku lagi capek gerak."

Arsen yang mendengar sontak tersenyum puas. Ia tidak akan melepaskan kesempatan ini begitu saja.

Arsen mulai kembali mencumbu leher Lino dengan semangat. Ia melakukan ciuman di leher membuat lelaki itu merasa geli.

"Ahh ... geli Sen ..."

Arsen hanya tersenyum lebar. Ia mulai meninggalkan kissmark di tengkuk Lino membuat lelaki itu melotot tajam.

"Heh, kenapa kasih di sana?! Anjir, aku nggak bisa nutupin!" seru Lino dengan mengelus tengkuknya.

Arsen hanya tertawa kecil. Ia hanya ingin memberitahu jika Lino sudah memiliki pasangan tanpa di ganggu gugat.

"Jika aku begini kamu juga harus dapat!" seru Lino dengan menarik dagu Arsen lalu mulai memberikan beberapa tanda.

Arsen hanya tertawa kecil. Lalu ia mulai menarik pinggang Lino. Ia masih berada di bawah dengan bibirnya menghisap puting Lino layaknya seorang bayi.

"Eunghh ... ish! Jangan di gigit!" pekik Lino dengan menutup mulutnya.

Padahal mereka sudah melakukan beberapa kali. Namun, masih saja ada sedikit malu dan canggung.

Di tambah wajahnya agak memerah melihat wajah Arsen yang berkeringat. Hal itu terlihat sangat seksi.

Lino terkejut saat tubuhnya di banting hingga dirinya berada di bawah. Pada akhirnya tanpa di sadari tubuhnya sudah tidak mengenakan apapun.

Ia merasa geli saat tangan Arsen mulai memegang senjata pusaka miliknya. Ia menggigit bibirnya dengan pelan saat lelaki itu mulai mengocok miliknya.

"Arsen ... eunghh ... kocok lebih cepat."

Arsen yang mendengar seketika tersenyum puas. Ia tidak mengocok dengan cepat melainkan menghentikan permainan. Ia hanya ingin bermain-main sebentar untuk melihat ekspresi wajah tunangannya.

Lino yang merasa di permainkan sontak mendesis pelan. Ia membalikkan keadaan lalu duduk di pangkuan Arsen dengan menggesek pantatnya di atas gundukan lelaki itu.

"Ssss ..."

Arsen mulai menyeringai dengan memasukkan tiga jari ke lubang Lino tiba-tiba. Lino sontak saja merasa terkejut dengan menahan pekikan.

Arsen mulai membuat tubuh Lino menungging. Ia mendorong jarinya dengan kecepatan pelan, tetapi seiring waktu gerakan jarinya semakin cepat membuat Lino agak kewalahan.

"Ahhh ... Ahh..."

"Ar ... sen... Eunghh ... "

"Arsen lebih cepat ..."

Suara desahan Lino mulai terdengar cukup keras hingga bergema di dalam kamar. Ia bahkan sampai lupa dirinya berada di apartemen yang kemungkinan akan terdengar tetangganya.

"Ahh ... Arsen ... aku mau keluar ..."

Arsen mencabut jarinya saat Lino sudah mau sampai ke puncak. Lino sontak merasa kesal dengan mata berkaca-kaca.

"Hiks ... Arsen ..."

"Cup ... cup ... iya sabar dulu, ya," ucap Arsen dengan tertawa kecil.

Arsen mulai membuka pakaiannya hingga tidak menyisakan apapun. Ia menatap bongkahan Lino dengan menyeringai kecil.

"Aku mau masuk kamu tahan dulu," bisik Arsen dengan memegang pinggang Lino.

"Uhm," ucap Lino dengan wajah memerah karena malu. Ia merasa malu dengan tingkahnya yang menangis tadi.

Arsen mulai memasukkan miliknya dengan perlahan. Ia menatap Lino yang hanya diam dengan menggigit bibirnya. Ia menarik tengkuk Lino lalu mencium bibir lelaki itu dengan lembut.

Lino tidak sadar sekarang milik Arsen sudah masuk sepenuhnya karena terbuai dengan permainan lelaki itu. Akhirnya Arsen mulai mendorong dengan cepat membuat Lino kelimpungan.

"Ahh ... Arsen pelan dulu ..."

"Eunghh ... Arsen ..."

Mereka melakukannya cukup lama hingga pada akhirnya Lino menyerah karena kecapean. Arsen menatap Lino dengan mendorong miliknya.

Crot!

"Eunghh ... capek," desah Lino hingga matanya mulai tertutup.

"Malam," bisik Arsen dengan mengecup kening Lino.

***

Jangan lupa vote dan komen :)
Wah, hukuman nih ceritanya 🔥
Double update🤑
Lanjut!

Ardian S2 (END)Where stories live. Discover now