"Mau melawan Ibu kamu ceritanya, hah?!"

"Enggak, Mak!" teriak Lino dengan naik motor ke dalam sekolah membuat para guru ingin menangis.

"Tunggu, No!" teriak ke tiga sahabatnya.

***

Lino hanya bisa menggerutu karena saat masuk sekolah pasti ada saja kejadian di hukum. Namun, pada dasarnya Lino memang suka buat masalah.

"Capek, euy! Mau kelonan Arsen," gumam Lino dengan wajah cemberut.

"Mentang-mentang punya pacar mesra-mesraan nggak tau tempat!" seru Adya dengan berkacak pinggang.

"Dia itu iri, No! Nggak usah di dengerin," ledek Ryan dengan tertawa puas.

Adya yang mendengar sontak melotot tajam. Hal itu membuat nyali Ryan menciut dengan mata berkaca-kaca.

"Anjir, jangan natap Ryan gitu! Nih, anak nggak bisa di tatap atau di bentak kayak gitu. Aduh, bisa kena amuk emak dia, nih!" gerutu Dean dengan meringis kecil.

Lino yang mendengar sontak tertawa terbahak-bahak. Lelaki itu memang tipe sahabat yang sangat laknat.

"Ketawa aja nanti gue pastikan lo kena tabok emak Ryan kayak dulu," cibir Dean dengan menatap sinis.

"Anjir, yang bener si Lino pernah kena tabok emak-emak?! Aduh, ngakak banget gue!" seru Adya dengan tertawa memegang perutnya.

"Lo juga bakal kena, Babi!" sembur Dean dengan menatap tajam.

Lino yang mendengar sontak tertawa puas setidaknya punya teman. Ia berjalan meninggalkan para sahabatnya.

"No lo mau ke mana?!"

"Toilet udah nggak tahan!" sahut Lino dengan suara keras.

***

Lino membenarkan celananya dengan menatap kaca. Ia mengerutkan keningnya saat mendengar suara aneh di dua bilik pintu.

"Ahh ... yank ... lebih dalam!"

"Aduh, isi perut gue belum kelar juga dari tadi!"

Suara kentut terus keluar membuat Lino harus menahan tawanya. Di satu sisi memang sangat laknat, tetapi mengingatkan dirinya dengan Arsen.

Lino menyeringai kecil lalu berjalan dengan mengendap agar tidak ketahuan. Ia mengambil celana para pengguna dua bilik pintu. Kemudian melempar ke luar toilet.

Setelah itu ia segera kabur agar tidak ketahuan. Ia sontak tertawa terbahak-bahak saat mengingat hal itu.

Namun, perhatian teralih saat melihat sosok gadis yang bersama teman-temannya memainkan basket. Ia berjalan ke arah mereka dengan bertepuk tangan.

"Hebat juga lo main basket," celetuk Lino dengan tersenyum tipis.

Beberapa gadis yang bersama dengan siswi tadi sontak menatap Lino remeh. Ia hanya diam dengan tertawa kecil sepertinya murid sekolah ini sangat suka meremehkan seseorang.

"Stela jangan dengerin kata tuh cowok!"

"Tau orang miskin kayak dia itu suka nggak tau diri."

Namun, gadis itu justru hanya memainkan bola basket dengan tenang. Lino yang melihat justru merasa tertantang.

Lino segera merebut bola basket dari gadis itu. Namun, tanpa di sangka hal ini jadi persaingan sengit di antara ke duanya.

Lino hanya menyeringai kecil karena merasa gadis itu meremehkan dirinya. Lalu hingga pada akhirnya pemenang kali ini ini di menangkan dirinya.

"Hebat juga lo."

"Gue juga akui lo itu hebat tapi ... kayaknya lo terlalu remehin gue sehingga ngelakuin kesalahan," ucap Lino dengan tertawa kecil.

Gadis itu hanya mengangguk pelan dengan menjulurkan tangannya. Lino hanya diam tanpa menyambut tangan gadis itu. Ia masih tahu diri untuk menghargai pasangannya.

"Oke, kalau lo nggak terima sambutan tangan gue. Kenalin gue Auristela Bulan bisa di panggil Stela," ucap Stela dengan tertawa kecil.

"Gue bukannya nggak mau nyambut tangan lo. Tapi gue hanya lagi hargai pacar yang juga posesif kayak gue," beber Lino dengan cengengesan.

"Nama gue Farellino Bramasta. Lo bisa panggil gue Lino kayak yang lain," lanjut Lino dengan tersenyum tipis .

"Bramasta? Lo itu kakaknya Mika?" cecar Stela dengan mengerutkan keningnya.

"Iya, lo kenal adik gue?" sahut Lino dengan mengerutkan keningnya.

"Oh, dia anggota club basket putri kayak gue. Tapi kalau gue ketua club basket," ungkap Stela dengan mengangkat bahunya.

"Apa lo mau gabung club basket?" lanjut Stela dengan mengangkat alisnya.

"Oke," ucap Lino dengan menyeringai kecil.

***

Jangan lupa vote dan komen :)
Waw, Lino dengan kekuatan basket kembali lagi😃
Kelupaan up tadi bekas makan😭
Lanjut!

Ardian S2 (END)Where stories live. Discover now