Aku mengangguk mendengar penjelasan dari Cosette dan melihatnya berjalan pergi dan menghilang dari balik pintu.

Aku meminun obatku dan mulai kembali merebahkan badanku. Aku masih sedikit merasa pusing.

Akhirnya aku memutuskan untuk mulai bekerja saat hari menjelang siang. Karena Untuk saat ini aku hanya ingin beristirahat.

----------------
Time skip 1 bulan berlalu.

Author pov

Sanji bekerja seperti biasa di rumah itu. Dia memasak dan membantu Cosette dengan pekerjaan rumah.

Kalau di lihat - lihat sebenarnya derajat Cosette dengan sanji itu sama. Sama-sama pelayan, tapi Cosette sendiri tidak pernah menganggap sanji begitu. Dia masih melihat sanji sebagai majikannya. Baginya Sanji adalah tuan muda sekaligus anak dari judge.

Saat sedang membantu Cosette membersihkan kolam renang tiba-tiba saja ayah sanji muncul dan berkata.

"Ikut aku" Sambil menatap sanji, kemudian berlalu begitu saja.

Sanji melihat Cosette dan mengisyaratkan kalau dia akan pergi. Cosette mengangguk. Lalu Sanji hanya beranjak dan meninggalkan pekerjaannya untuk mengikuti kemana ayahnya pergi.

Sesampainya di ruang kerja ayahnya.

"Kau akan menikah 3 hari lagi, kau sudah bisa mempersiapkan dirimu mulai sekarang. Jangan sampai kau membuatku malu LAGI" Judge sedikit menekankan kata "lagi" Saat dia berbicara.

"Apa?! 3 hari?!" Sanji shock dan juga bingung. Ini begitu cepat, kenapa ayahnya tidak memperingatinya dulu. Dia belum siap dan tak akan pernah siap.

Dia tau kalau dirinya tidak punya pilihan lain, tapi dia juga tidak mau begitu saja menurut akan kata-kata ayahnya.

Sanji sebenarnya sudah mempunyai rencana. Dia sedang mempersiapkan diri, dengan uang tabungan yang diberikan Yonji dan uang jajannya saat sekolah dulu . Sanji akan kabur keluar kota dan membawa sang ibu.

Untuk saat ini Sanji sedang mengurus kepindahan sang ibu, mengingat kondisi ibunya yang belum stabil, para petugas disana menyuruhnya untuk menungu beberapa saat dan mereka akan segera memproses surat-suratnya. Dia pikir dia masih mempunyai waktu, namun kalau sudah begini, dia harus apa?.

"Apa tidak bisa di tunda lagi? " tanyanya sedikit takut.

Ayahnya hanya menatap sanji kesal dan seketika amarahnya meluap "KAU PIKIR KAU SIAPA BERANI MENENTANGKU"

Mendengar teriakan dari sang ayah, Sanji juga terikut emosi.

"KALAU BEGITU AKU TIDAK MAU, AKU INGIN MEMBATALKAN PERNIKAHAN ITU " Sanji menaikkan nada bicaranya.

Plak...

"APA KAU BILANG"

"Aku bilang, aku tidak mau"

"Apa hakmu berkata seperti itu?" Ayahnya berkata seraya menggenggam dagu Sanji.

"Lebih baik aku mati, dari pada melakukan perjodohan itu. " Jawabnya mengancam.

" Hah....Hahaha.... Kau memang sudah lama mati. Keberdaanmu, eksistensimu. Sudah tidak ada lagi. Setidaknya hanya ini yang bisa kau lakukan" Ujar sang ayah dengan nada mengejek.

Judge melepaskan tangannya dari dagu Sanji dengan kasar, kemudian dengan perlahan mulai mengeluarkan Pheromonenya.

"Kau tidak berpikir aku membesarkanmu dengan cuma-cuma kan" Lanjutnya sambil tersenyum menyeringai.

Saat merasakaan Pheromone yang alpha itu lepaskan. Perlahan-lahan tubuh Sanji bergetar dan kakinya berasa seperti jelly. Nafasnya sesak.

"Kau akan menikahi alpha itu dan itu adalah perintah" Ujarnya lagi sebelum pergi dari ruangan itu.

Sementara Sanji perlahan mulai jatuh kelantai dengan nafas yang sedikit berat.

"Sial...bahkan saat Pheromonenya keluar, aku gak bisa berkata apapun" Ujarnya lemah.

"SIAL SIAL SIAL ARGHHHH" teriaknya sambil memukul-mukul lantai dengan gengamannya.

---------------
Disisi lain

Saat mengetahui tanggal pernikahannya sebulan yang lalu. Zoro jadi lebih sering mabuk-mabukan dan marah-marah tidak jelas. Bahkan semua karyawan di kantor sangat takut padanya karena sifatnya yang berubah menjadi sangat kejam.

Usopp sendiri yang notabennya adalah sahabat dan sekertaris pribadi Zoro jadi kelimpungan mengurusi segala kekacauan yang dibuat atasannya itu. Usopp berkali-kali menasehatinya namun Zoro sama sekali tidak peduli.

Zoro ingin melawan kehendak sang ayah tapi tidak bisa. Dia ingin sekali membatalkan pernikahan itu, namun ancaman ayahnya bukan main-main. Dia tidak ingin segala usahanya di perusahaan sia-sia. Dan dia juga tidak akan mau hidup miskin.

Flashback sebulan yang lalu.

"Pernikahanmu akan di selenggarakan sebulan lagi" Kata sang ayah yang duduk di Bangku paling ujung meja tersebut.

"Bagaimana kalau aku menolak" Ujar sang anak yang berada di bagian kanannya.

"Kau tau kalo, kau tidak bisa menolak"

" Holoholoho onisann akan menikah" Ujar seorang wanita muda bersurai pink yang berada di sisi sebelah kiri meja. Bersebelahan dengan sang ibu.

"Kau sudah di tipu, buat apa melakukan kerja sama itu" Jawabnya.

"Ini adalah keputusan ku sebagai pemilik perusahaan. Itu bukan urusanmu" Ayah berkata dengan raut wajah tenang.

" Kalau begitu kau saja yang menikah" Zoro sedikit meninggikan suaranya.

Mihawk tidak menjawab pernyataan sang anak dan hanya melanjutkan makannya.

Trang...

Suara piring dan sendok beradu diikuti dengan suara kursi yang diseret. Zoro berdiri dari kursinya.

" Onisan?" Tanya sang adik bingung dengan sikap kakaknya.

"Aku tidak akan menikahi omega mata duitan itu sampai kapanpun" Ujarnya serasa pergi dari sana.

Namun baru beberapa langkah, suara dingin sang ayah menghentikan langkahnya.

"Lakukan atau aku akan mencoretmu sebagai pewaris tunggal. Kau tidak akan mendapatkan sepeserpun."

"Sayang jangan seperti itu" Ujar Elvida sambil sedikit mengelus lengan sang suami.

Elvida hanya diam sedari tadi memantau bagaimana percakapan ini berjalan. Dan saat sang suami bilang akan mencabut hak pewaris dari sang anak, diapun terkejut. Walaupun merasa sedikit senang. Dia mencoba menenangkan sang suami demi mengambil hatinya.

Sang anak dapat melihat sedikit senyuman dari bibir sang ibu. Dan itu membuatnya muak.

"Ck.. " Dan setelah itu dia berjalan pergi karena tidak bisa berkata apapun.

End flashback.

Sekarang di dalam kamar yang di tempati Zoro.

"Arghh..... Sial... Sial... " Ujarnya sambil mengambil apapun yang ada di depannya lalu melemparkan nya ke sembarang arah.

"Ck aku akan membuat omega itu menyesal menikahiku"

Amarahnya masih memuncak sampai tiba-tiba handphonenya berdering.

Dia mengambilnya sambil tersenyum.

"sayang? "

...........

"Baiklah aku akan kesana"

Dan dengan itu zoro langsung pergi meninggalkan apartementnya.

------------------------
Tbc

Happy eid mubarok gayss...

Gak kerasa si sanji uda berendam sebulan.

Kira-kira tititnya menciut gk ya hehe🤭🤔🤔

Btw im back.

Ada yang kangen gk? Gdk ya 😅.

Jangan lupa voment.

Wedding daynya bentar lagi loh, jangan lupa datang ya readers tercinta 😙

Unwanted (End) Where stories live. Discover now