10.

11.1K 852 30
                                    

- chapter dan part ini sudah ditah ditahap revisi ulang -
----------------------------------------------------------


" daddy~ " rengek arsen karena sedari tadi daddy serta kakak - kakak nya hanya menatap diri nya dengan datar .

Saat ini waktu menunjukkan pukul 7 malam dan 1 jam yang lalu ia baru saja terbangun dari pengaruh obat tidur nya .

Dan semenjak ia membuka kedua kelopak mata nya tadi. Entah kenapa daddy dan kakak - kakak nya itu hanya diam dan memandang nya dengan datar .

heyy, ia kan takut. Terlebih lagi aura mengintimidasi yang sedari tadi mencekam diruang rawat nya .

Ia lelah sedari tadi merengek dan memanggil nama daddy serta kakak - kakak nya namun di acuhkan.

Arsen pun menghela nafas lalu ingin memejamkan mata nya sebelum seseorang membuka pintu kamar rawat nya .

ckleck

" p-permisi tuan. Maaf menganggu waktu anda namun tuan muda harus segera makan dan meminum obat nya " ujar suster yang baru saja masuk dan berbicara sedikit terbata .

" keluar " ujar alister membuat suster tadi segera keluar setelah menaruh bubur dan obat di nakas samping tempat brangkar arsen .

Alister pun berdiri lalu mendekati adiknya .

" open your mouth dan segera makan " ujar alister dan menatap adiknya dengan datar .

Arsen pun menatap kakak nya dengan bingung lalu netranya menangkap bubur yang berada di nakas tak jauh dari nya .

" a-arsen gamau kak " cicit arsen dengan menunduk membuat alister mengepalkan kedua tangan nya  .

tidak

Ia tidak boleh luluh dengan adiknya karena ini merupakan hukuman untuk arsen yaitu mendiami anak itu hingga merenungi kesalahan nya yang selalu membantah .

" terserah. Makan atau tidak kakak tidak peduli " ujar alister dan pergi melangkah meninggalkan ruangan adiknya dengan tatapan arsen yang sulit di artikan .

Arsen pun beralih menatap daddy serta kedua kakak nya yang juga hanya diam dan juga sibuk dengan handphone dan iPad mereka masing - masing .

" dad- " ucapan arsen terhenti karena daddy nya itu lebih dulu menyela ucapan nya .

" jangan bicara terhadap daddy sebelum kau renungi kesalahan mu dan menjadi prince nya daddy yang tidak suka membantah " ujar edward datar membuat nyali arsen menciut seketika .

Arsen pun ingin menjawab namun keburu daddy dan kakak kedua nya yang tak lain adalah arvin berdiri meninggalkan kamar rawat nya .

Arsen pun terdiam dengan pikiran nya lalu tersentak kaget saat merasakan cengkraman di lengan nya .

" shhh- sakit kak el " ringis arsen dan menatap kakak ketiga nya dengan bibir yang mendesis .

Ia lupa jika di kamar rawat nya hanya tersisa Ia dan kakak ketiga nya yang tak lain adalah axel .

Arsen pun masih meringis karena kakak nya itu belum melepaskan cengkraman nya yang berada di luka lebam area lengan nya .

" sudah berapa kali kakak bilang " ujar axel dingin dan menatap tajam arsen yang masih meringis .

" shhh- arsen minta m-maaf kak. llepasin " ujar arsen dan menatap kakak nya dengan pandangan berkaca - kaca .

Lengan nya sungguh sakit kali ini . Apa kali ini Ia keterlaluan membuat ulah sehingga membuat keluarga nya berubah dan marah .

arsenio [ END ] Where stories live. Discover now