24. Rencana

476 51 0
                                    

Renjun meringis kecil kala rasa nyeri itu kembali menyerang perutnya.

Pemuda itu masih setia menunggu sang adik yang sedang di tangani dokter di dalam.

"Bunda, harusnya waktu itu kau tidak perlu mendorongku." Lirihnya.

Ceklek

Pintu ruangan IGD itu terbuka, menampilkan sosok berseragam putih lengkap dengan stetoskop yang dikalungkan pada lehernya.

"Keluarga pasien?"

"Saya, kakaknya."

"Sebelumnya saya ingin bertanya, sudah berapa kali pasien mengonsumsi cairan itu?"

"Saya tidak tahu pasti, dok. Ia tidak pernah memberi tahuku tentang ini."

"Begini, menurut hasil pemeriksaan cairan itu sudah hampir merusak liver dan ginjalnya. Saran saya, sebaiknya anda memberikan perhatian lebih lagi padanya."

"Kalau perlu laporkan kepada pihak sekolah atas kelakuan buruk temannya itu."

"Baiklah, saya akan usahakan."

"Saat ini pasien sudah sadar. Anda boleh menemuinya tapi, biarkan ia istirahat."

"Terima kasih, dok."

_____________________

Sohee, menyodorkan sebuah kotak pada tunangannya.

"Apa ini?"

"Bukalah!"

Chansung mengernyit melihat sebilah pisau di dalam kotak bersampul coklat itu.

"Gunakan itu untuk rencana kita selanjutnya."

"Honey, kau lupa berapa tusukan yang kuberikan pada anak itu? Tapi, lihatlah ia tetap selamat."

"Aku tahu, honey. Tapi, kali ini kujamin tidak akan gagal." Wanita itu menyeringai sambil mengulurkan tangannya, memberikan sebuah botol plastik, berisi cairan berwarna putih gelap.

"Balurkan ini pada mata pisaunya."

Chansung nampak tersenyum senang.

"Dan satu lagi! Kau tidak perlu mengotori tanganmu untuk melukainya."

"Lalu?"

Sohee mengkode orangnya untuk masuk.

"Ia yang akan melakukannya."

_______________________

Hyunjin nampak termenung karena ucapan Renjun tadi, hingga Jihoon menepuk bahunya. Temannya itu masih terlihat galau.

"Kenapa? Jungwon?"

Jihoon mengangguk lesu.

"Gue kepikiran ucapan Renjun." Ucap Jihoon.

"Hyunjin."

"Hm."

"Dua hari lagi ulang tahun Jungwon. Apa mungkin ini saatnya untuk memperbaiki semuanya?"

"Tapi, aku masih ragu."

"Itu bukan ragu tapi, gengsi Ya, kan?"

7 HariDär berättelser lever. Upptäck nu