2. Hari ku

836 77 2
                                    

Ayah, bunda atau apapun panggilannya orang tua adalah orang yang hebat.

Mereka akan rela mengorbankan apapun demi putra putri nya.

Perjuangan mereka tidak terbalas dengan apapun.

Mereka tidak tergantikan.

Namun tugasnya masih bisa dilanjutkan oleh orang lain bukan?

...


Pintu kayu itu terbuka menampilkan sosok pemuda bertubuh mungil dengan senyum yang terpatri di wajah manisnya.

Sosok yang ditunggu sejak tadi oleh Jaemin.

"Renjun hyung kau baru pulang jam segini aku menunggumu sejak tadi. Kau membuatku khawatir." Tentu saja ini sudah tengah malam dan sang kakak baru pulang padahal biasanya ia sudah pulang pada pukul 21.05.

"Maaf Jaemin~ah aku mendapat pekerjaan baru jadi mungkin setiap hari Rabu dan Kamis hyung akan pulang terlambat. Tak apakan?" Jaemin menghela nafas ia mengerti kondisi ekonomi keluarganya saat ini tapi ia tidak tega melihat sang kakak harus bekerja keras banting tulang untuk mereka. Terlebih ia tahu kalau tubuh kakaknya itu sedikit ringkih.

"Baiklah tapi, Jangan terlalu memaksakan hyung aku tidak mau kau sakit."

"Terimakasih Jaemin~ah. Kau sudah makan?"

"Sudah. Kau makanlah dulu hyung setelah itu istirahat kau pasti sangat lelah kan?"

"Baiklah. Tunggu tanganmu kenapa memar?" Tanya Renjun kala melihat sebuah memar di tangan kanan sang adik.

"Ah i ini aku jatuh ah, ya jatuh." Bohong. Jaemin berbohong. Luka itu ia dapat karena dibully teman sekelasnya. "Kalau begitu aku kekamar dulu hyung."

"Tunggu rahang mu juga lebam. Kau berbohong?"

"Ah ti tidak hyung rahangku ikut terbentur saat jatuh tadi, ya terbentur. Aku baik baik saja jangan khawatir hyung." Lagi lagi ia berbohong. Ia hanya tidak ingin menambah beban pikiran sang kakak.

"Baiklah kemari ku obati."

"Nanti saja hyung kau makan dan mandilah dulu. Aku juga ingin membersihkan wajah ku dulu."

...

"Ah menyenangkan sekali hari ini. Ternyata hidup di perantauan ada enaknya juga. Aku bisa bebas disini."

"Kau habis dari mana Mark mengapa baru pulang?" Tanya Taeyong teman Mark.

"Bersenang senang untuk sekali kali tak apa bukan?"

"Tapi bukankah kau belum memberikan uang bulanan untuk adik adikmu?" Seketika Mark menepuk keningnya.

"Oh ya tuhan Aku lupa hyung bagaimana ini uang bulanan mereka sudah kupakai separuh?"

...

"Akh pelan pelan hyung."

"Ini sudah pelan Jaemin. Lain kali hati hati." Ucap Renjun sambil mengolesi salep pada luka sang adik."nah selesai sekarang tidurlah"

7 HariWhere stories live. Discover now