35. Bertemu

652 77 7
                                    

Jaemin memijit tengkuk Renjun, membiarkan sang kakak memuntahkan isi perutnya. Hal seperti itu sudah biasa, tapi entah mengapa akhir akhir ini dokter muda itu merasa resah lantaran kondisi sang kakak yang kian menurun.

"Sudah, Na."

"Sudah?" Jaemin lantas mengelap bibir sang kakak kemudian membersihkan bekas muntahannya dengan telaten.

Setelah selesai, pemuda itu memberi beberapa butir obat pada Renjun, lalu mengusap lembut kepala kakaknya itu.

"Jaemin, mengapa menangis? Hyung, tidak apa-apa, ini sudah biasa, kan? Jangan takut."

"Tapi, Jaemin takut, hyung." Renjun tersenyum paham.

Karena sejujurnya, dirinya pun merasa takut.

"Kemari."

Jaemin menurut, pemuda itu kini berada dalam pelukan sang kakak. Hening, beberapa saat. Keduanya hanya saling menikmati sentuhan penuh kasih itu.

"Jaemin, bisa memaafkan mereka, kan?"

"Tidak tahu, hyung."

"Kenapa, hm?"

"Jaemin saja bisa memaafkan paman Chansung, mengapa tidak bisa memaafkan mereka."

"Mereka saudara Jaemin. Keluarga kita."

"Maafkan mereka seperti Jaemin memaafkan paman Chansung, ya?"

"Supaya nanti, kalau hyung tidak ada, Jaemin tidak akan sendirian."

Tak kuasa menahan air matanya, Jaemin kini menangis dalam dekapan sang kakak.

"Hyung berniat meninggalkan, Jaemin?"

"Tidak, Na."

"Hyung juga ingin kita semua kembali seperti dulu."

"Hyung ingin melihat Chenle dan Jisung tumbuh menjadi pria sukses."

"Hyung ingin melihatmu, Jeno, Haechan, dan Mark hyung menikah."

"Tapi, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi besok, Na."

"Jangankan, besok. Bahkan tak ada yang tahu apa yang akan terjadi satu detik lagi, Na."

"Tapi, nyatanya sampai sekarang mereka belum ada yang meminta maaf, hyung."

____________

"Aargh!"

"Renjun hyung, sakit."

"Sekarang kau dipihaknya?"

"CUKUP, HYUNG!!!"

"KAU YANG CUKUP, JENO! JANGAN KURANG AJAR!!"

"TIDAK USAH SOK BAIK LAGI, HYUNG!"

"NYATANYA KITA INI SAMA SAMA MANUSIA KURANG AJAR!"

"KITA SAMA-SAMA MANUSIA BAJINGAN YANG TAK PUNYA HATI,"

"DAN TAK MENGGUNAKAN AKAL DENGAN BAIK!"

"Cukup, hyung."

"CUKUP!"

"CUKUP SAMPAI DISINI EGO DAN GENGSI INI MERUSAK KITA!"

"Cukup sampai disini mereka menghancurkan kita."

"Berhenti, hyung," lirihnya.

7 HariWhere stories live. Discover now