BAB 50 ( DOUBLE DATE )

3 1 0
                                    

"Morra kau lihat disana ? Itu ada toko pakaian dan juga make up, kita lihat kesana yuk" ajak Maruna sebari menarik tangan Morra "mari" ucap Morra singkat lalu mereka berdua pergi ke kedai pakaian dan make up itu

Morris dan Morgan hanya menatap mereka tatapan mereka tertuju pada gadis yang sama yaitu Morra

"Lihat mereka ketika melihat kedai pakaian dan juga make up dengan mudahnya mereka pergi kesana dan meninggalkan kita" ucap Morgan sebari masih menatap punggung Morra dan juga Maruna

"Jadi kapan kalian akan menikah ?" Tanya Morgan "entahlah tanggalnya masih belum ditentukan, kamu sendiri bagaimana ? Kapan kamu dan kekasihmu itu akan menikah ?" Tanya balik Morris

Morgan tersenyum simpul "menikah ? Jangankan menikah aku ragu apakah dia akan setuju untuk bertunangan denganku"

"Kenapa ? Bukankah kalian berpacaran ?" Morgan kembali tersenyum dia menggeleng pelan "sebenarnya kami tidak berpacaran mungkin hanya aku yang memiliki rasa kepada Morra, kau tahu ? Beberapa kali aku sudah mencoba mengatakan mengenai perasaanku tapi gadis itu selalu saja memiliki jawaban untuk menghindar" jelas Morgan

"Menghindar ? Kenapa ?"

"Aku tidak tahu mungkin dia memiliki trauma tersendiri akan cinta karena itulah dia selalu mengatakan bahwa dia belum siap untuk mencintai ataupun dicintai tapi meskipun begitu aku akan tetap berusaha merebut hatinya" Morris tersenyum simpul

"Ternyata benar kamu memang masih belum bisa melupakan diriku Morra, cinta kita sangat besar karena itulah meskipun sudah berpisah lama kita masih tetap saling mencintai" gumam Morris dari dalam hati

Beberapa saat kemudian Morra dan juga Maruna datang dengan membawa sebuah kantong belanjaan

"Aku lapar kita duduk dan makan saja yuk disana" ucap Maruna sebari menunjuk salah satu tempat makan

Maruna menggandeng tangan Morris dan berjalan di depan Morra hal itu membuat hati Morra tercelos dia dan Morgan mengikuti Maruna dan juga Morris dari belakang

"Aku sudah pesankan makanan yang paling spesial dari tempat ini" ucap Maruna ketika mereka berempat sudah duduk di kursi

Posisinya saat ini Morgan berhadapan dengan Maruna dan Morris berhadapan langsung dengan Morra

Mata Morris tak pernah lepas dari Morra sementara gadis itu lebih sering mengalihkan pandangannya dari Morris

"Jadi bagaimana ceritanya kalian bisa bertemu ?" Tanya Maruna "kecelakaan" jawab Morris sebari menatap Morra lekat dan membuat semua yang ada disana menjadi bingung

"Morris aku bertanya kepada Morra dan Morgan" ucap Maruna Morris tersenyum simpul "aku tahu tapi melihat mereka berdua aku jadi ingat tentang kisah cinta dari sahabatku mereka pertama kali bertemu karena kecelakaan, pada saat itu wanitanya tengah berjalan pulang setelah piket malam dan beberapa orang mencoba membegalnya sampai akhirnya wanita itu berlari ke jalan dan akhirnya hampir tertabrak oleh temanku" jelas Morris

Morra tahu betul apa yang dimaksud Morris pria itu saat ini tengah menceritakan tentang awal pertama kali mereka bertemu

"Cerita yang menarik juga tapi aku penasaran dengan cerita kalian, ayo cepat ceritakan bagaimana kalian bisa bertemu dan kau Morris jangan menyela lagi" Morris mengangguk pelan

"Sebenarnya cerita pertama kali kita bertemu itu sangat lucu menurutku, kita berdua bertemu di pesawat saat itu Morra baru saja pulang dari rumah saudaranya di Papua dan kebetulan aku juga baru pulang dari rumahmu pada saat itu Maruna, aku dan Morra kita satu pesawat bukan hanya itu kursi kami juga ternyata berdampingan pada saat itu ketika aku tengah mendengarkan musik tiba-tiba saja ada seorang gadis yang mencengkram tanganku ketika terjadi turbulensi kecil, dia sangat ketakutan karena dia ternyata baru dua kali naik pesawat terbang dan kau tahu siapa gadis itu ? Dia adalah Morra" jelas Morgan

"Wah unik sekali cerita pertama kali kalian bertemu ya" ucap Maruna "saudara ? Morra punya saudara di Papua ? Dimana tempat tinggal saudaramu itu Morra ? Barangkali aku atau Maruna mengenal saudaramu itu" ucap Morris dengan sengaja

Sebenarnya dia tahu bahwa saat itu Morra baru saja dari tempatnya gadis itu hanya berbohong kepada Morgan "iya Morra siapa tahu kami mengenal saudaramu, dimana dia tinggal ?" Tanya Maruna

"Apa yang mereka katakan memang benar Morra dan bukankah kemarin kau bilang kalau saudaramu itu berasal dari-"

"Merauke" jawab Morra ketika dia merasa semakin di sudutkan oleh Morris dan yang lainnya

Ya pada saat itu Morra memang berbohong kepada Morgan pada saat itu dia baru saja kembali dari rumah Morris bukan rumah saudaranya tapi dia tidak mungkin mengatakan hal itu

"Merauke ? Bukankah padas saat itu kau bilang kepadaku bahwa saudaramu itu berasal dari Asmat ?" Tanya Morgan

Morris tersenyum simpul ketika mendengar perkataan Morgan "kita lihat apakah kau akan kembali mengelak Morra, kenapa kau tidak katakan saja bahwa pada saat itu kau habis dari rumahku ?" Gumam Morris dari dalam hati

"Mungkin kau salah mendengar aku kan bilang saudaraku itu berasal dari Merauke" Morgan menggaruk kepalanya apa yang Morra katakan mungkin benar tapi dia juga merasa Morra mengatakan bahwa saudaranya berasal dari Asmat

"Ya mungkin aku kali ya yang lupa" ucap Morgan "dia memang suka seperti itu Morra dia sangat pikun" ucap Maruna sebari menunjuk ke arah Morgan

"Berarti saudaramu itu dari Merauke ? Dari desa mana ? Aku punya banyak sekali relasi disana siapa tahu aku mengenal saudaramu itu" ucap Morris yang tak henti-hentinya menyudutkan Morra

"Kenapa kita membahas mengenai saudaraku ? Lagian jika kau mengenalnya kau mau apa ?" Kali ini Morra benar-benar menatap Morris dengan tatapan kesal

"Ya aku hanya ingin tahu saja siapa tahu aku mengenal saudaramu aku bisa memberitahukan kepadanya bahwa kau ada disini siapa tahu saudaramu itu sangat merindukanmu" ucap Morris sebari menekankan kata 'merindukanmu'

"Tidak perlu lagian saudaraku sedang tidak ada disini dia sedang keluar kota jadi kau tidak usah repot-repot memberitahukan keberadaan ku disini" Morra menatap Morris dengan tatapan tajam

"Lihat disana ada bianglala, aku suka sekali biang Lala kita naik itu yuk" ajak Maruna sebari menunjuk sebuah biang Lala "ayok" sahut Morgan "kalian duluan saja aku tunggu disini, aku tidak ingin naik bianglala" ucap Morra

"Ya aku juga tidak ingin naik itu, lagian makanan juga belum datang harus ada seseorang yang menunggu disini bukan ?" Maruna dan Morgan mengangguk

"Baiklah aku akan naik bianglala itu dengan Morgan, kalian tunggu disini ya" Morra dan Morris mengangguk lalu Morgan dan juga Maruna pergi untuk menaiki bianglala itu

Morra dan Morris saling menatap satu sama lain namun Morris dapat dengan jelas melihat ekspresi kekesalan Morra mungkin gadis itu kesal karena dia selalu saja memojokannya

                                  ***

See you di next part

Cinta Tiada Akhir (TAMAT)Where stories live. Discover now