BAB 32 ( KEPERGIAN MORRA )..

3 1 0
                                    

"Aku pamit ya Morra, maaf harus meninggalkanmu sendiri padahal baru satu hari yang lalu kita sampai" ucap Morris sebari menatap Morra "tidak papa tugasmu itu jauh lebih penting dari apapun kan ? Pergilah" Morris tersenyum dan mengangguk

"Mama Morris berangkat dulu eh" ibu Morris tersenyum dan mengangguk "mama dan baba Morris titip Morra, kalian pasti akan jaga dia untuk Morris to?" Ibu dan ayah Morris saling menatap sekilas lalu tersenyum

"Kau dengar ? Mama dan baba akan menjagamu, kabari aku jika terjadi sesuatu, mungkin aku akan kembali besok atau lusa lagian kantorku juga dekat dari sini" Morra mengangguk

"Kalau kau rindu kau bisa menyusul ku" bisik Morris yang berhasil membuat Morra terkekeh

"Baiklah aku pergi, selamat tinggal jaga dirimu baik-baik Morra" Morris mengelus puncak kepala Morra sementara gadis itu hanya tersenyum saja

"Mama baba Morris pamit eh" ibu dan ayah Morris mengangguk lalu Morris pergi

"Selamat tinggal juga Morris, maaf aku harus pergi tanpa memberitahumu, jika memang Tuhan berkehendak mungkin kita bisa bertemu lagi nanti, semoga pada saat kita bertemu lagi aku sudah bisa mengikhlaskanmu" gumam Morra dari dalam hati tak terasa airmatanya menetes begitu saja

Morra menyeka airmatanya dan membalikan tubuhnya menghadap kedua orangtua Morris "Sekarang giliran Morra untuk pamit, terimakasih banyak sudah mengizinkan Morra untuk singgah disini dan terimakasih juga sudah menyadarkan Morra tentang.." perkataan Morra terhenti dia tidak sanggup menahan airmatanya

Morra menghela nafasnya dan menyeka airmatanya "Tentang perbedaan besar yang ada pada Morra dan Morris"

Ibu Morris memegang tangan Morra dan tersenyum "jaga dirimu baik-baik eh, masalah Morris ko tenang saja kami akan menjaganya disini dan mungkin kami juga akan mencarikan gadis desa ini segera"

Deg!

Hati Morra kembali tercelos ketika mendengar perkataan ibu Morris namun dia tetap berusaha tegar

"Semoga kalian segera menemukannya" ucap Morra dengan suara yang bergetar

Morra masuk ke dalam rumah Morris lagi lalu dia membawa koper yang berisi pakaiannya

"Sekali lagi Morra mau mengucapkan terima kasih kepada kalian" ayah dan ibu Morris mengangguk lalu Morra melangkah pergi dari sana

"Tuhan.. pergi bersama dengan Morris ke Papua untuk meminta restu kedua orangtuanya adalah salah satu impianku, kini aku sudah mencoba menggapai mimpi itu namun kenyataannya mimpi itu terlalu jauh untuk aku gapai, mimpiku yang terlalu tinggi atau aku saja yang belum menerima takdir sampai hatiku terasa sangat sakit seperti ini ? Tapi tetap saja jika aku memaksakan keinginanku aku juga hanya akan mendapatkan rasa sakit yang sama.." gumam Morra dari dalam hati sebari terus melangkah menjauh dari rumah Morris

"Maafkan aku Morris maaf aku harus pergi tanpa memberitahumu, aku memang sangat mencintaimu tapi aku juga tidak bisa meninggalkan Tuhanku" airmata Morra kembali menetes

"Morra ko mau pergi kemana to ? Kenapa sampai membawa koper seperti itu ?" Tanya seorang pria yang sepertinya sudah tidak asing bagi Morra

Morra menatap pria itu sepertinya dia pernah melihatnya lalu dia teringat sesuatu

"Hai ko Morris kah ?" Tanya seorang yang Morra dan Morris lihat di jalan "Ya, saya Morris, ko Siamak to ?" Pria itu mengangguk dan langsung menjabat tangan Morris

"Ko tak lupa kah ?" Morris tersenyum dan menggeleng "mana mungkin lupa ? Ko yang selalu menjadi teman main saya pada saat kita berdua kecil to ?" Pria itu tersenyum dan mengangguk

Cinta Tiada Akhir (TAMAT)Where stories live. Discover now