BAB 47 ( BICARA DENGAN MARUNA )

3 1 0
                                    

Morris berjalan di tengah-tengah anggotanya yang saat ini tengah berlatih menembak

"Nunu arahkan pistol itu dengan baik fokus, jangan hanya karena ini latihan saja kalian jadi tidak fokus nanti takutnya kebiasaan itu akan terbawa bahkan sampai saat genting"

"Siap Kapten! Maaf" sesal Nunu lalu dia kembali mencoba mengarahkan tembakan itu ke arah yang sudah di tentukan

Morris menempati posisinya dia melihat sebuah kelinci yang berjarak cukup jauh dari tempatnya berdiri dia melihat kelinci itu dari tembakan miliknya

"Saya melihat ada kelinci disana Nunu coba kau arahkan tembakanmu kesana" pinta Morris "siap Kapten!" Nunu segera mengarahkan tembakan miliknya ke arah kelinci itu

Dorr...

Tembakan Nunu meleset dan kelinci itu sudah berlari "saya bilang fokus pada latihan" ucap Morris dengan penuh ketegasan "siap! Maaf kapten" Morris mengangguk

"Kalian harus lebih fokus! Fokus pada bidikan kalian! Kalian tahu jika kalian salah membidik pada saat melawan musuh itu akan sangat berbahaya bagi kalian! Musuh akan dapat dengan mudah membaca arah tembakan kalian dan kalian akan dengan mudah ditemukan oleh musuh!" Jelas Morris

"Siap Kapten!" Seru anggota Morris secara bersamaan

"Siap izin menghadap kapten" ucap salah satu anggota lain yang menghampiri Morris "ada apa ?" Tanya Morris

"Di luar ada keluarga kapten yang datang ingin menemui kapten" Morris menghela nafasnya itu pasti ibunya yang akan mencoba kembali membujuk Morris agar dia mau dijodohkan dengan Maruna

"Baiklah saya akan kesana, terima kasih informasinya"

"Siap"

Morris segera menemui orang yang ingin menemuinya

                                ***

Morra berkeliling melihat satu persatu bunga yang berada di dalam toko bunga itu

"Yang ini jenis apa ?" Tanya Morra sebari menunjuk salah satu jenis tanaman "oh itu jenis calathea neng" jawab penjual bunga itu

"Unik ya bentuknya seperti bunga palsu" penjual bunga itu mengangguk dan tersenyum "aku mau beli itu deh sama pohon buah juga ada ngga ya ?" Tanya Morra yang dijawab anggukan oleh penjual bunga itu "ada kok mba, sebentar ya saya siapkan dulu, oh iya bibit buahnya mau buah apa ?"

"Mangga boleh deh"

"Baik tunggu sebentar ya mba" Morra mengangguk dan tersenyum

Akhir-akhir ini dia juga sangat menyukai tanaman, dia sering sekali mengajak anak-anak panti untuk menanam tanaman bahkan dia melakukan hal itu dalam kurun waktu satu Minggu sekali

"Sudah aku duga kau pasti ada disini" ucap suara berat yang sudah tidak asing lagi Morra dengar "Morgan kenapa kau kesini"

"Untuk membeli tanaman, ya nyusulin kamu lah"

"Ada urusan apa sampai kamu nyusulin aku ?" Tanya Morra lagi "aku hanya ingin menyusul saja dan aku juga mau ikut ke panti dong sudah lama juga aku tidak bermain dengan anak-anak panti itu" jelas Morgan yang dijawab anggukan pelan oleh Morra

"Ini mba pesanannya" Morra mengambil pesanan itu lalu segera membayar "itu pasti berat sini biar aku saja yang bawa" Morgan langsung merebut kantong bibit itu dari tangan Morra lalu mereka segera pergi dari sana

Beberapa saat kemudian setelah menempuh perjalanan kurang lebih setengah jam akhirnya mereka sampai di depan panti itu

"Kakak Morra!" Seru salah satu anak panti itu menyambut kedatangan Morra dengan pelukan "kau lihat kakak bawa apa ? Ayo kita berkebun lagi"

"Yeay! Ayo kak!" Seru anak panti itu lalu mereka segera menanam bibit yang Morra beli

Morgan juga ikut serta dalam kegiatan itu "bukan seperti itu Morgan, kamu kurang dalam menggali tanahnya dan saat menutup tanamannya dengan tanah harusnya akarnya juga tertutup semua oleh tanah" jelas Morra

"Begini ?" Morra menggeleng ketika melihat Morgan kembali melakukan kesalahan "sini biar aku bantu" Morra membantu Morgan menanam bibit itu

Ketika sedang belajar tanpa sengaja tangan Morgan menyentuh tangan Morra hal itu membuat mereka saling menatap satu sama lain sebelum akhirnya Morra yang lebih dulu mengalihkan pandangannya dari tatapan Morgan

"Kau lanjutkan sendiri" Morgan menghela nafasnya dan mengangguk "oke semuanya sekarang berkebunnya sudah selesai"

"Kak kita main sepak bola yuk" ajak salah satu anak panti sebari menarik tangan Morgan "main bola ? Ayo" Morgan langsung mengikuti keinginan anak itu

Mereka bermain sepakbola dengan sangat bahagia "aku tahu Morgan memang sangat baik, dia juga sangat perhatian kepadaku tapi sampai saat ini aku masih belum bisa menerima cintanya karena hatiku masih sepenuhnya dimiliki oleh Morris" gumam Morra dari dalam hati sebari menatap Morgan dan anak panti lain yang saat ini tengah bermain sepak bola

                                 ***

"Ada apa ? Kenapa kau datang kesini ?" Tanya Morris dingin ketika dia melihat hanya Maruna yang datang menemuinya "aku tidak mengganggumu kan ?" Morris menghela nafasnya "aku tidak punya banyak waktu katakan apa maksud kedatanganmu kemari ?" Maruna menghela nafasnya

"Aku ingin berbicara denganmu, kau tahu ayah dan ibu kita sudah setuju untuk menjodohkan kita berdua jadi aku pikir aku harus berbicara denganmu terlebih dahulu" jelas Maruna

Morris sama sekali tidak menatap gadis itu pandangannya hanya lurus ke depan tanpa menoleh sedikitpun ke arah Maruna "bukankah semuanya memang sudah di putuskan ? Keputusan mama dan baba itu mutlak dan tidak bisa di ganggu gugat meskipun aku kurang begitu setuju" jelas Morris

"Kenapa ? Kenapa kau kurang begitu setuju ?" Tanya Maruna, mungkin ini memang saatnya untuk memberitahu Maruna segalanya yang Morris pikirkan

"Karena aku mencintai gadis lain"

Deg!

Maruna sangat terkejut ketika mendengar perkataan Morris lalu dia menghela nafasnya seraya menenangkan dirinya

"Lalu kenapa kau tidak menolak perjodohan itu ?"

"Bukankah aku sudah bilang ketika mama dan baba ku sudah memutuskan sesuatu maka itu tidak bisa di ganggu gugat" jelas Morris "kalau boleh tahu siapa gadis itu ?"

"Untuk apa kau tahu tentang hal itu ? Sekarang keputusan ada di tanganmu, kau dengar jika kau menyetujui perjodohan ini maka aku tidak berjanji untuk membuat dirimu atau bahkan diriku bahagia"

Deg!

Hati Maruna kembali tercelos ketika mendengar perkataan Morris "kau ingin dengar pendapatku ?" Tanya Maruna "aku tidak ingin mendengar apapun tapi jika memang kau ingin memberitahu katakan saja" Maruna hanya menghela nafasnya ketika menghadapi sikap Morris yang begitu dingin kepadanya

"Baiklah, Morris sejak awal kita bertemu aku sudah jatuh cinta kepadamu dan aku tidak mungkin menolak perjodohan ini karena perjodohan ini resmi keinginanku" jelas Maruna yang membuat Morris tersenyum kecut "meskipun aku sudah mengatakan bahwa aku sama sekali tidak mencintaimu, aku mencintai gadis lain dan aku juga tidak berjanji akan membahagiakanmu kau masih mau menerimaku ? Luarbiasa"

"Bagaimana lagi ? Aku sudah terlanjur sayang kepadamu ?"

"Terserah kau saja yang penting aku sudah mengatakan apa yang memang ingin aku katakan, keputusan semuanya ada di tanganmu"

"Satu hal lagi saya tekankan saya tidak akan bahagia dalam perjodohan ini dan saya juga pastikan kamu tidak akan pernah bisa bahagia" Morris segera pergi dari sana setelah mengatakan hal itu yang membuat hati Maruna terluka

"Aku akan membuatmu melupakan gadis itu dan mulai mencintaiku Morris itu janjiku"

                                   ***
See u di next part

Cinta Tiada Akhir (TAMAT)Where stories live. Discover now