BAB 5 ( TEH HANGAT )

7 1 0
                                    

Ssrreeettt...

Morra menghentikan laju sepeda motornya ketika dia sudah sampai tepat di depan sebuah rumah yang cukup minimalis nan sederhana

Rumah itu tak lain adalah rumahnya sendiri "Morris ini adalah rumahku, terimakasih ya sudah mengantarku" Morris tersenyum dan mengangguk "sama-sama"

Cklek..

Morra dan Morris refleks menoleh ke arah pintu ketika mendengar pintu itu di buka lalu kedua orangtua Morra muncul dari balik pintu

"Ayah, ibu" Morra segera mencium tangan kedua orangtuanya dan begitupun juga Morris dia mengikuti apa yang Morra lakukan

"Dia siapa Morra ?" Tanya ibunya "namanya Morris Bu, dia adalah teman Morra, tadi dia juga menyelamatkan Morra dari kejaran rampok" jelas Morra

Penjelasan Morra membuat kedua orangtuanya khawatir "tapi kalian tidak papa kan ?" Morra menggeleng dan tersenyum

"Tadi sebenarnya kaki Morra sempat terkilir tapi sekarang sudah sembuh berkat Morris juga"

"Dia itu terlalu berlebihan Tante, saya hanya mempraktekan apa yang memang saya bisa dan bukankah sesama manusia itu harus saling tolong menolong ? Lagian bukan saya saja yang menolong dia tapi Morra dia juga menolong saya dengan cara mengobati luka saya ini" jelas Morris

Ibu Morra tersenyum dan menenggor bahu Morra sementara gadis itu hanya memutar bola matanya karena dia mengerti apa maksud dari ibunya itu

"Anginnya sangat dingin tidak baik untuk kesehatan lebih baik kita ngobrol di dalam saja ya" Morris tersenyum dan menggeleng pelan "tidak Tante sepertinya saya harus kembali pulang"

Ketika Morris hendak pulang tiba-tiba saja hujan turun dengan derasnya "tidak baik kalau kamu pulang dalam kondisi hujan seperti ini nak nanti kamu bisa sakit, setidaknya tunggulah dulu sampai hujan reda" Morris mengangguk pelan terpaksa dia harus menunggu hujan reda di rumah Morra

"Morris bukankah tadi kamu mau makan ? Sebari menunggu hujan reda makan saja disini" Morris menggeleng mana mungkin dia memakan makanannya di rumah Morra yang ada dia akan menjadi sangat tidak leluasa ketika makan "tidak Morra nanti saja aku makannya"

"Morra siapkan teh untuk Morris" Morra mengangguk lalu dia pergi ke dapur untuk menyiapkan teh

"Nak Morris tinggal dimana ?" Tanya ibu Morra "sebenarnya saya asli dari Papua tepatnya di kabupaten Asmat tante tapi saya di tugaskan disini dalam kurun waktu yang belum di tentukan" jelas Morris

"Memangnya kamu bekerja dimana nak ?" Tanya ayah Morra "kebetulan saya bekerja di Koramil kecamatan sini pak, saya anggota baru disana dan saya juga warga baru disini jadi saya masih tidak begitu hafal dengan lingkungan sekitar" jelas Morris

"Itu berarti kamu harus sering jalan-jalan di sekitar tempat kerja bahkan bukan hanya di sekitar tempat kerja kamu saja kamu juga harusnya sering jalan-jalan keliling kota ini agar kamu paham jalanan kota ini" Morris mengangguk "iya Tante"

Morra datang dengan membawa empat gelas teh hangat, dia menyajikannya di meja

"Ayo nak Morris di minum dulu teh nya" Morris mengangguk lalu dia meminum sedikit demi sedikit teh hangat itu

"Morra nak Morris bilang dia masih belum hafal dengan jalanan kota ini, kamu kan sering banget tuh jalan-jalan sekali-kali lah kamu ajak nak Morris jalan-jalan keliling kota ini juga" Morra tersenyum dia tahu apa maksud dari ibunya itu "iya tentu Bu"

Ddrrttt...Drrttt.....Drrtrtt...

Morris mengambil ponselnya dari dalam sakunya ketika dia merasakan ponsel miliknya bergetar

Cinta Tiada Akhir (TAMAT)Where stories live. Discover now