Merasa bersalah

1.1K 227 12
                                    

Pagi ini kelas XI-IPA 2 terlihat sangat ramai dikarenakan absennya pak Sri, guru Bahasa Indonesia yang mengajar pada jam pelajaran pertama. Walaupun beliau sudah mengamanahkan sebuah tugas pada Ketua Murid, tetap saja tidak membuat para murid-murin ini diam. Di barisan belakang, para siswa tengah asyik bertanding game online, sedangkan di barisan depan dihuni oleh para siswa dan siswi cerdas dan teladan yang tentunya sedang mengerjakan tugas, lalu yang terakhir di barisan tengah ada Jena, Liyra, Jihan, dan Dirga yang tengah asyik bercengkrama.

"Lo semua gak ngerjain tugas?" tanya Dirga.

Jihan menggeleng. "Gue lagi gak mood. Tadi pagi liat kak Jauzan jalan sama kak Naya dari gerbang. Potek hati ini bwangg," katanya mendramatisir.

"Lagian kenapa naksir kak Jauzan sih? Lo bukanya pernah bilang deket sama kak Tyo?" tanya Liyra.

"Ya emang gue pernah deket sama kak Tyo, tapi di Di-ghosting anjir! Sialan deh."

Mereka kompak menertawakan kisah cinta Jihan yang tidak mulus itu.

"Lo gak mau sama yang sekelas gitu? Gue pernah baca katanya kalau pacaran sekelas tuh seru," kata Jena lalu melirik pelan ke arah Dirga.

"Hm, gue gatau si. Emang di kelas ini ada yang naksir gue? Kayaknya kagak deh," sahut Jihan.

Dirga sontak melirik tajam ke arah Jena kemudian menghela napas panjang. "Bukan gak ada kali, lo nya aja yang gak peka," timpal Dirga.

"Ah bodo amat lah, kalau beneran ada yang suka gue di kelas ini mungkin udah dari dulu gue pacaran. Masa cupu banget sih, gak berani deketin gue."

Jena tertawa keras mendengar celotehan Jihan. "Ya emang cupu sih."

Dirga berdiri. "Udah ah, gue mau ngerjain tugas. Daripada disini, gosip mulu," katanya lalu beranjak meninggalkan mereka bertiga.

"Lah, si Dirga kenapa? Sewot amat mukanya?" tanya Liyra keheranan.

Jihan menaikan bahu. "Gak tau, udahlah emang anaknya suka gak jelas. Eh btw, si Rosi kemana deh? Dia gak masuk?"

"Tadi katanya lagi ngurus pensi sama Jevin, udah izin ke KM dia," jawab Liyra.

"Enak banget dah, divisi gue masih belum ngapa-ngapain," sahut Jena.

"Sama gue juga," timpal Jihan. "Eh tapi kalau diliat-liat Rosi sama Jevin makin deket gak sih?"

"Lah iya juga. Gue kemaren liat mereka berduaan lagi bikin proposal buat sponsor."

Jena mengibaskan tangannya. "Ah, gak mungkin anjir. Masa Rosi mau-mauan sama robot berjalan gitu."

"Gitu-gitu juga Jevin ganteng anjir, ya meskipun kalau ngomong kaku banget."

"Duh, gue jadi ngebayangin kalau mereka pacaran. Nanti si Jevin bilang gini ke Rosi 'Rosi sedang apa? Saya mengganggu tidak?' KOCAK BANGET GUE NGEBAYANGINNYA!"

Jena dan Jihan ikut tertawa melihat tingkah Lyra yang berusaha meniru cara bicara Jevin— salah satu anggota OSIS yang terkenal sepert robot karena bicaranya yang sangat kaku dan formal.

"Tapi selama kak Taka masih available, gue rasa Rosi bakal terus ngejar kak Taka. Gue jadi penasaran siapa cewek yang kemarin sama kak Taka. Secantik dan sekeren apa ya cewek itu."

"Gue juga penasaran. Tapi kalau iya mereka pacaran, gue kasian sama Rosi. Kayaknya itu anak bakal kecewa parah deh."

Jihan mengangguk setuju dengan Lyra, sementara Jena hanya bisa terdiam karena tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Gadis itu jadi bertanya-tanya, seperti apa ya reaksi teman-temannya jika tahu gadis yang bersama Taka dalam foto itu adalah dirinya.




"Kalau lo semua tahu gue adalah cewek yang sama kak Taka, reaksi kalian bakal gimana? Terutama Rosi, gue merasa bersalah banget sama lo."

Ada yang punya twitter gak? Ayo mutualan:) Drop usernamenya kalian ya:)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Ada yang punya twitter gak? Ayo mutualan:)
Drop usernamenya kalian ya:)

E T H E R E A L  ✅Where stories live. Discover now