Gerakan pertama

1.5K 322 24
                                    

Cantaka Danudirja sedang merebahkan dirinya di sofa depan televisi dengan tubuh yang masih dibalut dengan seragam sekolah. Tangannya sibuk memegang ponsel yang layarnya menampilkan sebuah aplikasi games yang sering ia mainkan.

"Masyaallah, anak bunda. Bukanya ganti baju kok malah tiduran disini sih?"

Sebuah suara membuat fokus laki-laki itu teralihkan, kepalanya menoleh mendapati seorang wanita paruh baya dengan paras rupawan sedang tersenyum. Ia buru-buru mengubah posisinya menjadi duduk. "Maaf bun, cape banget soalnya tadi di sekolah," jawabnya.

"Bunda mau lanjut masak makanan kesukaan kamu, sana ganti baju, habis itu kita makan bareng," kata wanita itu lalu kembali melangkah menuju dapur.

Taka mengangguk lalu beranjak dari sofa, sebuah notifikasi dari ponselnya membuat laki-laki itu berhenti.

Taka segera mengambil jaket dan kunci motornya kemudian melangkah keluar rumah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Taka segera mengambil jaket dan kunci motornya kemudian melangkah keluar rumah.

"Bun, Taka pergi sebentar ya, ada urusan. Bunda makan duluan aja," pamitnya.

Motor KLX hitam itu melesat membelah jalanan yang sore itu sangat ramai, butuh sekitar 15 menit untuk dirinya sampai di sekolah.

Dari kejauhan Taka bisa melihat Jena sedang duduk sendirian di halte sekolah sambil menyenderkan kepalanya ke belakang, matanya fokus menatap jalanan di depannya. Laki-laki itu tertawa, saat ini keadaan Jena tidak jauh beda dengan anak hilang.

Taka berhenti tepat di depan halte kemudian membuka helmnya. "Ayo, gue anter pulang."

Wajah Jena terlihat sangat kaget melihat kedatangan Taka yang tiba-tiba. Karena tidak ada jawaban, Taka turun dari motornya lalu melangkah menghampiri Jena.

"Lo, mau pulang gak sih?"

"Ya, ya mau lah!"

"Yaudah ayo!"

"Bentar, lo tau darimana gue disini kak?"

"Gue kebetulan lewat, terus liat lo disini sendirian kayak anak ilang."

Jena mendengus.

"Ayo, lo mau disini terus sampe malem?"

"Gue pake ojol aja, lo pulang duluan."

"Gak bakal dapet jam segini, ojolnya pada sibuk semua."

"Yaudah gue pulang pake angkutan umum aja."

Kali ini Taka yang mendengus, Jena itu ternyata cukup keras kepala ya.

"Yaudah, gue tinggal ya."

Taka melangkah menuju motornya lalu memakai kembali helm kemudian naik ke atas motornya, sesekali melirik Jena yang masih nampak menimbang-nimbang ajakannya.

"Kak, gue ikut."

Gotcha! Taka tersenyum dibalik helmnya, kemudian segera memberikan helm merah muda milik bundanya pada Jena.

Dikenal sebagai primadona sekolah tentu membuat dirinya digandrungi oleh para siswi, namun sayangnya Taka tidak memanfaatkan kesempatan itu dengan baik, contohnya saja ia bisa memilih perempuan mana pun di sekolah untuk menjadi pacarnya. Tapi, sepertinya laki-laki itu masih betah menjomblo, buktinya helm warna merah muda yang diberikan pada Jena adalah helm milik bundanya. Dengan kata lain, Jena adalah perempuan pertama yang memakai helm tersebut dan menunggangi motor Taka selain bundanya dan Naya.

"Udah?"

"Udah."

Taka menyalakan mesin motornya lalu melesat kembali membelah jalanan yang kali ini berlatarkan senja, harinya sama cerahnya seperti langit sore ini.



Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
E T H E R E A L  ✅Where stories live. Discover now