Rasa yang aneh

1.2K 283 20
                                    

Mulut Jena menganga lebar membentuk huruf O ketika dirinya baru saja tiba di rumah Taka setelah menempuh perjalanan sekitar 15 menit. Gadis itu kagum sekali dengan bangunan yang ada di hadapannya sekarang, rumahnya memang tidak terlalu besar, tapi design-nya sangat minimalis. Apalagi perpaduan Warna putih bercorak emas semakin membuat rumah ini terlihat megah dan mewah.

"Ayo masuk," ajak Taka.

Jena mengangguk lalu mengekor di belakang Taka. Gadis itu semakin kagum melihat isi rumah Taka yang sangat rapi.

"Abang udah pulang? Eh, ini siapa? Masyaallah! Cantik banget."

Seketika wajah Jena merekah ketika melihat seorang wanita paruh baya menghampiri mereka. Wajahnya cantik dan anggun layaknya bidadari. Jena gak heran sih dari mana wajah tampan Taka itu berasal, orang ibunya aja cantik banget, apalagi ayahnya.

"Halo tante," sapa Jena lalu mengulurkan tangan untuk mencium tangan ibu Taka.

Ibu Taka menyambut uluran tangan Jena lalu mengusap pelan bahu gadis itu kemudian tersenyum. Senyum yang sukses membuat hati Jena meleleh. "Ini pacarnya abang ya?"

Jena segera menggeleng. "Bukan tante, saya adik kelasnya kak Taka," jawabnya.

Ibu Taka mengangguk paham. "Oh begitu, tante kira kamu pacarnya. Soalnya Taka gak pernah bawa perempuan lain selain Naya."

Jena terkekeh, tidak tahu harus bereaksi bagaimana.

"Taka mau ngajarin Jena gitar Bun, buat praktek alat musik," kata Taka.

"Yaudah kalau gitu, silahkan masuk Jena. Kebetulan bunda lagi masak nih, nanti kita makan bareng ya, yang semangat belajar gitarnya," kata Ibu Taka lalu melangkah meninggalkan Taka dan Jena.

Jena ikut melangkah mengekori Taka menuju ruang tamu, gadis itu mengangguk ketika Taka menyuruhnya untuk duduk dan menunggu selagi dirinya berganti baju dan mengambil gitar di kamarnya.

Selagi menunggu pikiran Jena melayang. Sampai saat ini gadis itu masih belum percaya bahwa dirinya sekarang tengah berada di rumah Taka. Pasalnya Jena dulu hanya melihat Taka sebagai kakak kelasnya yang terkenal dan dia sama sekali tidak menyangka akan menjadi kenal bahkan hingga diajarkan gitar oleh Taka.

Mungkin kalau Rosi tahu, gadis itu akan histeris dan meminta Jena untuk mendekatkan dirinya dengan kak Taka. Atau mungkin Rosi akan marah pada Jena karena merasa dikhianati oleh teman sendiri. Entahlah, untuk saat ini Jena tidak ingin siapapun tahu bahwa dirinya dan Taka saling mengenal, Jena terlalu malas untuk jadi trending topik di sekolah.

"Jangan ngelamun, nanti kesambet setan, lo!"

Jena terkejut ketika Taka tiba-tiba duduk disampingnya dengan membawa gitar. "Kak Taka! Kebisaan banget suka ngagetin," sahutnya.

Taka tertawa. "Lo juga kebiasaan suka ngelamun."

"Ish!"

"Yaudah, ayo mulai. Lo udah tahu kan kunci-kuncinya?"

"Udah sih, tapi masih suka lupa."

Taka mengangguk lalu memberikan gitarnya pada Jena. "Belajar kunci A dulu yang gambang, lo simpen jari lo di garis 2,3,4."

Jena mengangguk lalu melakukan arahan yang Taka berikan.

"Jari lo kurang neken nih, jadinya suaranya fals," katanya lalu mengambil gitar yang ada di tangan Jena lalu memberinya contoh yang benar.

"Gini, beda kan sama yang barusan?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Gini, beda kan sama yang barusan?"

Jena mengangguk lalu mencoba lagi.

"Masih kurang, coba lagi."

Gadis itu kembali dibuat terkejut kala tangan Taka dengan cepat menyentuh jemarinya. Sejenak Jena menahan nafasnya karena jarak dirinya dan Taka yang sangat dekat, gadis itu juga merasakan bahwa detak jantungnya tiba-tiba berdetak lebih cepat.

Gue kenapa sih?


Gue kenapa sih?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
E T H E R E A L  ✅Where stories live. Discover now