Curhat

1.5K 317 10
                                    

Taka baru saja terlelap menuju alam mimpi tapi kacau karena teman-temannya yang tiba-tiba datang ke rumahnya. Dengan wajah kesal, laki-laki itu bangun dari tempat tidur lalu turun kebawah menuju ruang televisi tempat dimana teman-temannya berkumpul.

"Tuhkan! Udah gue bilang kalau bang Taka lagi tidur!"

"Yaudah sih, gapapa."

"Yeu, ndasmu. Kasian, orang lagi mau tidur siang lo gangguin!"

Baru saja turun beberapa langkah, dan Taka sudah disambut oleh perdebatan yang tidak penting antara Jeka dan Naya.

"Lo pada ngapain, sih? Udah sana pulang."

Naya mendengus. "Dih ngusir lo? Gak tau terimakasih banget!"

"Terimakasih apaansih?"

"Kalau gue gak send story Jena, lo gak tau kan kalau dia masih di sekolah."

Sontak Jeka dan Jimy menoleh pada Taka. Mereka berdua terkejut dan merasa dikhianati oleh Naya dan Taka karena mereka tidak mengetahui apa-apa tentang Jena dan Taka.

"Apaan nih? Kok gue gak tau, parah lo gak cerita sama gue, Ta!" seru Jimy.

Taka merotasikan matanya lalu duduk di sebelah Jeka.

"Anjir, baru aja mau gue gas si Jena," timpal Jeka.

Naya dengan kesal mengambil tissue yang ada di meja, kemudian mengubahnya menjadi bentuk bulat lalu melemparkannya pada wajah Jeka.

"APAANSI NAYA!"

"Apaan-apaan. Denger ya Jeka, kuping gue udah males banget dengerin curhatan cewek yang jadi korban lo. Jadi please deh, gausah banyak tingkah!" serunya.

"Dengeri tuh, Jek! Makanya setia dong kayak gue," timpal Jimmy.

"Setia apaan deh, yang ada lo ditikung karena cupu," kata Naya.

Jeka tertawa. "Rasain lo!"

Tuhkan! Bagaimana Taka mau bercerita kalau teman-temannya itu malah asik berdebat. Belum lagi mulut besarnya Jimy yang membuat Taka malas duluan untuk bercerita mengenai Jena.

"Udah berisik anjir! Lo pada mau debat di rumah gue apa gimana?"

Ketiga orang itu seketika diam ketika Taka berucap.

"Jadi gimana? Cerita dong, kali aja gue bisa bantu nih," kata Jimmy. "Gue kira lo udah mulai membuka hati sama Rosi."

"Gue gak ada apa-apa sama Rosi."

"Emang cowok suka gitu, kita yang demen, eh malah dia sukanya sama temen kita," celetuk Naya.

"Yeuu curhat mulu lo. Ngatain gue cupu, tapi lo juga sama aja."

"Ya gue gak mungkin nembak Jauzan lah gila! Saingannya banyak banget."

"Malah debat, udah diem. Gue mau dengerin cerita bang Taka nih," sela Jeka.

Taka menarik nafas panjang lalu mulai bercerita pada mereka dari awal hingga akhir.

"Eh tapi si Jena bukanya udah punya pacar? Gue liat di Ignya," kata Jeka.

Taka mengangguk. "Gue juga mikirnya gitu."

"Yaudahlah, baru pacaran, tikung aja bos," timpal Jimmy.

"Yeu bego! Gak gitu juga kali, ntar deh besok gue tanyain ke orangnya."

Taka tersenyum. "Emang temen gue cuman Naya doang, yang lain gak guna."

"

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.
E T H E R E A L  ✅Onde as histórias ganham vida. Descobre agora