13. Calon Mertua

21.7K 1.5K 79
                                    

Sabarmu luar biasa, setiamu luar biasa. Tapi sayang, tidak ada yang peduli dan menghargaimu
-
-
-

 Tapi sayang, tidak ada yang peduli dan menghargaimu---

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

"Dari mana kamu, Yuranne Zannira?"

Yuranne langsung menelan ludahnya dengan susah payah. Keringat dingin mulai terlihat di dahi kecil nya.

"K-keluar yah," ucap Yuranne dengan kepala menunduk.

Ya. Itu adalah Ayah dari Yuranne, Rendy Nandarta. Seorang Ayah yang pekerja keras, tegas namun lembut.

Yuranne gugup, sebab jika Ayah nya sudah memanggil nya dengan nama panjang, itu pasti Ayah nya sangat marah.

"Masuk!" ucap tegas Rendy.

Yuranne mulai mengekori Ayah nya dengan pelan, masih dengan menundukkan kepalanya.

"Duduk."

Yuranne takut namun tetap duduk di sofa. Ibu nya tak terlihat pasti dia juga marah pada nya.

"Ngapain keluar malem-malem?" tanya Rendy masih dengan nada tegas nan dinginnya.

Rendy menahan kuat-kuat dirinya agar tak membentak putri kecilnya. Dia tak ingin melihat Yuranne menangis.

Rendy merasa gagal menjaga Yuranne.

Ini memang bukan masalah besar bagi sebagian orang. Namun bagi Rendy ini besar, karena dia tidak suka dengan gadis yang suka berkeluyuran malam-malam.

Dia pikir. Apa yang dicari gadis-gadis keluar rumah waktu malam?.

Dia tak akan marah jika Yuranne mengatakan terlebih dahulu jika dia ingin keluar dan memberikan alasan yang logis. Namun sekarang, putri kecil nya sudah berani membangkang.

"R-ranne keluar karena mau ke t-toko Ayah," matilah Yuranne. Ya Tuhan maafkan Yuranne yang berbohong dengan Ayah.

Rendy menghembuskan nafasnya kasar. Berusaha menetralkan raut mukanya yang seolah ingin meledak-ledak.

"Kenapa tidak bilang Ayah hm?, putri Ayah ini mau menjadi anak pembohong?" ucap Rendy dengan nada yang mulai melembut dan mulai duduk diaamping Anaknya.

Yuranne menangis mendengar perkataan Ayahnya. Dia merasa sangat bersalah telah membohongi Ayah nya.

"Kenapa kamu menangis?, Ayah tidak marah Ranne," ucap Rendy langsung memeluk dan mengusap rambut Yuranne.

"Lain kali jika ingin keluar malam, katakan pada Ayah, Ayah tidak akan melarang jika keadaanmu mendesak untuk pergi malam, asalkan Ranne bisa manjaga diri," ucap Rendy sembari mengecup ubun-ubun Yuranne.

Yuranne semakin menangis. Bahkan dia sudah sesenggukan.

Ini lah yang membuat Yuranne tidak pernah berbohong pada Ayah nya. Karena Ayah nya tidak pernah marah walau Yuranne melakukan kesalahan.

NATHANIEL Kde žijí příběhy. Začni objevovat