BAB 42 ( KESEDIHAN )..

3 1 0
                                    

"Tapi tadi aku seperti melihat seseorang yang sedang aku cari Morgan, aku harus mencari dia" ucap Morra "seseorang siapa maksudmu ? Disini tidak ada siapa-siapa Morra, mungkin kau hanya berhalusinasi saja"

Airmata Morra kembali menetes apa yang Morgan katakan ada benarnya juga disini tidak ada Morris mungkin karena terlalu memikirkan pria itu Morra sampai berhalusinasi

Morgan memegang bahu Morra dan memapah gadis itu untuk kembali ke ruangannya

                               ***

Drrttt...Drrttt....Drrrttt....

Ponsel Morris bergetar dia segera mengambil ponsel itu dan melihat siapa yang menelfon

"Siap Dan" ucap Morris ketika dia melihat layar ponsel itu memapangkan nama danramil tempatnya bekerja

"..."

"Siap Dan saya sudah baik-baik saja"

"....."

"Siap Dan malam ini juga saya akan kembali ke Papua dan mungkin besok saya sudah kembali masuk"

"..."

"Siap"

Tut!

Morris kembali menaruh ponselnya ketika danramil sudah mematikan sambungan teleponnya

"Ko sudah siap kah ?" Tanya ibu Morris yang tiba-tiba saja masuk ke dalam ruangan Morris

Morris tidak menjawab dia hanya mengangguk pelan "yasudah mama akan meminta baba dan keluarga yang lain untuk bawa semua barang yang ko punya ini ke dalam mobil" Morris kembali mengangguk lalu ibunya pergi untuk memanggil ayah dan keluarganya yang lain

Cklek..

Perhatian Morris tertuju pada pintu yang di buka lalu dia melihat Julvri masuk ke dalam ruangannya

"Ko sudah mau pulang toh ?" Morris mengangguk pelan "bagaimana dengan hubungan ko dan Morra ?" Morris tersenyum kecut "sudah berakhir"

Julvri menghela nafasnya ternyata Morra memang tidak main-main dengan ucapannya pada waktu itu "aku tidak berani berkomentar apapun, satu sisi aku merasa bahwa Morra bersalah namun di sisi lain apa yang di lakukan gadis itu memang benar"

"Sudahlah aku tidak ingin memikirkannya lagi semua itu hanya akan membuat emosiku tidak stabil dan hatiku sakit saja" jelas Morris yang dijawab anggukan oleh Julvri

Julvri memegang pundak Morris "aku tahu ko dan Morra masih saling mencintai satu sama lain tapi keadaan memaksa kalian untuk berpisah tapi bagaimanapun ko dan Morra harus bisa menerima semua keadaan ini karena ini merupakan keputusan bersama kalian"

"Bukan, ini bukan keputusan kita berdua, ini hanya keputusannya saja, betapa jahatnya dia, ketika aku sakit dia mengurusku dengan sangat baik dan membantuku untuk pulih tapi setelah aku kembali pulih dia justru meninggalkan aku" Julvri kembali memegang pundak Morris ketika melihat mata Morris yang mulai berkaca-kaca

Morris segera menyeka airmatanya dia juga menghela nafasnya dalam-dalam seraya berusaha kembali menstabilkan emosi dan juga meredakan sakit hatinya

"Sudahlah bukankah sudah aku katakan jangan bahas itu lagi" Julvri mengangguk "baiklah maafkan aku, sekarang aku akan membantu membawakan semua barangmu" Morris mengangguk pelan

Julvri memang masih di kontrak di kota itu selama beberapa waktu sementara Morris dia harus kembali bertugas dimana dia di tempatkan

Julvri mengambil salah satu koper milik Morris dan membawanya pergi

Bugh!

Morris tidak bisa menahan perasaannya lagi dia meluapkan semua rasa sakitnya dan emosinya pada tembok ruangan itu

"Tidak Morris tidak.. jangan seperti ini, kamu adalah pria yang kuat, seorang prajurit yang kuat tidak akan lemah hanya karena perpisahan saja" gumam Morris dari dalam hati lalu dia memutuskan untuk segera pergi dari sana

Morris berjalan keluar dari rumah sakit itu seketika matanya menangkap sosok gadis yang saat ini dia sangat cintai itu

"Setelah berpisah lama kita kembali dipertemukan disini, di kota ini namun sekarang di kota ini juga kita benar-benar harus dipisahkan Morra, sulit bagiku untuk langsung menerima semua ini" mata Morris berkaca-kaca lalu dia melihat Morra menutup gorden itu

"Baiklah... Selamat tinggal Morra" gumam Morris lalu dia masuk ke dalam mobil

Baru saja mobilnya bergerak keluar dari gerbang rumah sakit itu dia melihat Morra dari kaca spion mobil itu

Gadis itu terlihat tengah mengejar mobil Morris bahkan hingga dirinya terjatuh di jalan

Hal itu membuat Morris sangat terluka, ingin sekali dia menghampiri Morra dan memeluknya saat ini namun dia tidak bisa melakukan itu

Morris memejamkan matanya dan airmatanya kembali menetes namun dia segera menyeka airmatanya

                                ***

Morra berdiri di depan jendela kamar rawatnya, dia menatap jalanan malam yang begitu sendu setelah beberapa saat lalu turun hujan

"Aku tidak tahu Morris apakah aku bisa melupakanmu atau tidak, aku tahu keputusan yang aku ambil ini sangat menyiksa kita berdua, aku ingin bersamamu Morris sangat ingin tapi aku juga tidak bisa menampik perbedaan besar yang ada pada kita berdua, tembok penghalang diantara hubungan kita sangat tinggi dan kokoh hingga aku tidak bisa menerobosnya.." airmata Morra kembali menetes

"Kamu adalah pelita terindah yang pernah aku miliki, terimakasih sudah pernah menghangatkan ku, terimakasih sudah pernah menerangiku dalam kegelapan tapi sekarang aku harus segera memadamkan pelitaku itu, maafkan aku Morris maafkan aku" gumam Morra tangisnya tidak bisa lagi dia tahan

Sekelebat bayangan wajah Morris yang terakhir dia tunjukan kepada Morra terlintas dalam benak Morra hal itu membuat hati Morra semakin sakit

Ketika dia membuka matanya kembali dia melihat Morris berjalan keluar dari rumah sakit itu

"Morris.." gumam Morra lalu tangisnya kembali pecah, dia melihat Morris akan pergi dari sana

Ingin sekali Morra berlari menghampiri Morris dan memeluk pria itu namun semua batasan yang ada membuat Morra harus menghentikan niatnya

Saat itu juga Morris menoleh ke arah Morra dan Morra dapat dengan jelas melihat ekspresi sedih, marah dan kecewa yang pria itu tunjukan

"Maafkan aku.. maafkan aku.." gumam Morra

Morra tidak kuat melihat wajah Morris yang sendu itu dia segera menutup gorden jendela kamarnya dan tubuhnya seketika meluruh ke lantai dia merasa seperti tidak memiliki tenaga bahkan hanya untuk menopang tubuhnya sendiri

"Tidak.. aku ingin melihat Morris sekali lagi.." Morra bangkit dari duduknya lalu dia segera membuka gorden nya lagi namun Morris sudah melangkah masuk ke dalam mobil

Morra segera bangkit dan berlari menuju ke luar rumah sakit itu namun ketika dia sampai di depan rumah sakit itu mobil Morris sudah bergerak dan menjauh

"Morris!!" Teriak Morra namun mobil Morris terus bergerak menjauh dari sana

Brukk...

Kaki Morra terpeleset hingga membuat dirinya terjatuh "Morris.." airmata Morra mengalir dengan deras

Hatinya semakin sakit ketika melihat mobil yang Morris semakin menjauh dari pandangannya

                                 ***

Sedih sekali ya

Cinta Tiada Akhir (TAMAT)Where stories live. Discover now