15

4 1 0
                                    


Kini dua sejoli itu sedang berada di toko buku, yaitu Raina dan Reynan.

Raina yang tengah asik memilih - milih buku yang ada di sana, sedangkan Reynan hanya mengikutinya dibelakang. Entahlah ia rasanya sedang banyak pikiran akhir - akhir ini, apalagi tentang Ana dan Reyna.

"Raina.."ucap Reynan Ragu.

"Iya kenapa Rey?"ucap Raina sambil memilih - milih buku.

"Aku mau nanya boleh?"ucap Reynan.

"Boleh, nanya apa?"ucap Raina.

"Reyna kan kembaran kamu, terus waktu dia nggak disini dia tinggal dimana?"ucap Reynan.

"Oh itu, Reyna sejak SD tinggal di Bandung"ucap Raina sambil menoleh ke Reynan.

"Bandung??"ucap Reynan terkejut.

"Iya dia di Bandung, emang kenapa? Kok tumben kamu nanya - nanya tentang Reyna?"ucap Raina.

"Ah enggak kok, cuma pengen tau aja"ucap Reynan sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Emm Reyna cocok ya sama anak baru itu"celetuk Raina, yang membuat Reynan menatap Raina.

"Maksud kamu?"ucap Reynan.

"Iya jadi mereka berdua itu cocok, apalagi kalo pacaran"ucap Raina.

"Kok kamu ngomong gitu?"ucap Reynan, seperti tak terima jika Raina mengatakan Reyna dan Ari cocok kalau pacaran.

"Emang kenapa Rey? Ada yang salah?"ucap Raina.

"Eng-enggak ko-kok"ucap Reynan gugup.

Apa - apaan ini mengapa ia jadi seperti ini?

"Reynan pokoknya kamu nggak boleh suka sama Reyna"ucap Raina dalam hati.

**

Didalam sebuah kamar bernuansa abu - abu putih, terdapat seenggok manusia yang sedang rebahan sambil menutup matanya. Namun kegiatan nyamannya itu terganggu, kala ponselnya berdering menandakan ada yang menghubunginya.

"Ri gue ada info Ri!"ucap Reynan dari seberang telepon.

"Info apaan?"ucap Ari.

"Lo lagi sama Reyna nggak?"ucap Reynan.

"Busett ini jam berapa sat? Reyna udah pulang lah dari tadi"ucap Ari sambil melirik jam didinding kamarnya, yang menunjukan pukul 19.20.

"Gue kira Reyna masih sama lo"ucap Reynan.

"Udah cepet apaan info yang tadi lo maksud?"ucap Ari to the point.

"Ternyata Reyna pindahan dari Bandung"ucap Reynan.

Sontak Ari yang tadinya rebahan malas pun langsung beranjak.

"Yang bener lo!"ucap Ari memastikan.

"Raina sendiri yang bilang, kalo Reyna itu di Bandung sejak SD"ucap Reynan.

"Mungkin nggak si Ri"ucap Reynan penuh harap.

"Kita bahas besok"ucap Ari kemudian menutup sambungan telepon nya sepihak.

"Reyna, Ana? Siall! kenapa gue nggak tau nama lengkapnya Ana!"ucap Ari sambil mengacak rambutnya frustasi.

Sedangkan disisi lain.

Reynan tengah termenung dibalkon kamarnya, memikirkan kemungkinan - kemungkinan yang terjadi.

"Ana.. aku yakin kamu masih hidup"gumam Reynan sambil menatap langit.

"Maafin aku Na.."ucap Reynan sendu.

"Aku kangen sama kamu"ucap Reynan.

Ana.

Jatuh & CintaWhere stories live. Discover now