2

5 2 0
                                    


"Udah bego diperjelas lagi, pake segala nyuruh orang lain ngerjain tugasnya keliatan banget ga ngotak, udah bego makin bego"celetuk seseorang dengan wajah datar nya

Siapa lagi kalau bukan Reyna pelakunya.

Suasana kelas mendadak hening, seketika semua murid memandang Reyna.

"Apaan liat - liat!"sarkas Reyna.

"Heh murid baru berani banget lo yah!"ucap Maura sambil menunjuk wajah Reyna.

Keadaan kelas semakin tegang.

Reyna kemudian melangkahkan kakinya didepan Maura Dkk, serta disamping nya ada Reynan dan Raina yang diam bingung harus melakukan apa.

"Ekhem Reyna mendingan lo jangan ngeladenin si Maura ya"celetuk Dafa, ia hanya was - was jika nanti Reyna juga bakalan jadi korban bully Maura dkk.

"Kenapa?"ucap ucap Reyna kepada sambil menoleh dengan wajah datar kepada Dafa.

Dafa yang ditatap seperti itu oleh Reyna kelabakan sendiri.

"Ekhm.. Anu gu-gue takut kalo-"belum sempat menyelesaikan ucapannya, Reyna menyela terlebih dahulu.

"Lo pikir gue takut sama dia?"ucap Reyna bergantian sambil menunjuk wajah Maura.

Keadaan kelas semakin mencekam.

"Berani banget lo ya sama gue!"sentak Maura.

"Berani lah! Emang lo siapa?"sarkas Reyna sambil menunjukan senyum smirknya, yang semakin membuat murid - murid lain bergidik ngeri.

"LO!!"pekik Maura tertahan.

"Iya gue kenapa!?"ucap Reyna semakin menantang.

"Hebat lo Re, disaat semua cewe pada pasrah dibully Maura eh lo malah nantanin dia balik"ucapan Reynan dalam hati sambil tersenyum.

"Heh lo itu cuma murid baru jangan belagu"ucap Sindi sinis.

"Emang kenapa kalo gue murid baru?"balas Reyna dengan nada mengejek.

"Makin ngelunjak lo ya!"ucap Feby.

"Apa urusan lo ikut campur urusan kita hah!"ucap Maura.

"Urusan gue?"tanya balik Reyna sambil maju kedepan Maura hingga menyisakan jarak beberapa senti.

Tanpa aba - aba Reyna menjambak rambut Maura kencang, yang lain hanya bergidik ngeri.

"Awww!! Sakitt! Lepas!!"pekik Maura, Sedangkan kedua sahabatnya mundur tak berani menolong Maura.

"Lo mau tau kenapa gue ikut campur?"ucap Reyna dengan nada dingin yang membuat hawa dikelas semakin mencekam, kemudian Reyna menguatkan jambakannya pada Maura.

Maura tak bisa melawan kali ini, ia hanya meringis kesakitan.

"Pertama, gue.nggak suka.lo ganggu.ketenangan gue! Kedua, gue.nggak suka.lo ngebully! Dan yang ke tiga, gue.nggak suka. sama sampah kaya lo yang sok berkuasa!!"ucap Reyna menekan setiap ucapannya, sambil menguatkan jambakan tangannya sampai membuat Maura hampir menangis.

"Ngerti?"ucap Reyna penuh penekanan, lalu menghempaskan jambakan tangannya begitu saja sampai tubuh Maura limbung.

Setelah itu Reyna menghampiri Raina yang sedang menunduk disampinh Reynan.

"Raina.."ucap Reyna sambil menatap kedua orang tersebut bergantian.

Raina yang merasa dipanggil pun mendongak menatap Reyna.

"Harusnya lo lawan"ucap Reyna lalu melangkahkan kakinya keluar kelas.

Sebelum Reyna benar - benar keluar kelas terdengar pekikan nyaring.

Jatuh & CintaWhere stories live. Discover now