"Kurang ajar kau, apa yang kau ajarkan kepadanya hingga berani melawanku? " Tanya sang ayah dengan nada amarah.

"Tidak ada" Jawabku pelan.

"Tidak ada katamu?"

Aku hanya diam.

"Aku menyuruhmu tinggal disini untuk menjadi pelayan. Aku ingin kau mengurus dan merawat yonji dengan baik. Bukan mengajarkannya macam-macam." Ujar ayah setengah berteriak.

Aku tetap diam dan tidak menjawab.

"Hmmm...kau membuat darah tinggiku naik" Ayah memijat keningnya sebentar sebelum kembali duduk di sofa.

"Tapi waktumu disini sudah habis"

Aku yang tadinya hanya menunduk akhirnya memberanikan diri menatap ayahku.
"Habis? Maksudnya? "

Seakan tau apa yang ada di benakku akhirnya ayah melanjutkan perkataanya.

"Sebentar lagi yonji akan menyelesaikan sekolahnya dan aku berniat untuk mengirimnya kuliah di luar negeri. Jadi kau tidak perlu lagi tinggal disini untuk menjaganya."

Ya memang, aku berada di rumah ini hanya untuk mengurusnya. Ayah berkata bahwa aku adalah anak yang tak berguna. Menjadi satu-satunya omega yang terlahir di keluarga alpha, membuat ayah sangat membenciku.

Yonji sangat tidak suka dengan perlakuan ayah yang membeda-bedakan dan tidak adil. Tapi dia juga tak bisa berbuat banyak dengan membantah ayah.

Akhirnya dia mulai membenciku karena aku tidak bisa membela diriku sendiri. Yonji berkata bahwa 'kalau tidak dirimu sendiri, siapa lagi yang akan membelamu'. Dia tak sepenuhnya salah, hanya saja aku yang tidak punya nyali.

Dan saat yonji mulai memasuki SMA, dirinya meminta izin untuk bersekolah di luar kota. Dia ingin mandiri katanya. Tapi aku tau alasan sebenarnya yonji sekolah disini adalah supaya dia bisa keluar dari rumah tersebut.

Tentu saja awalnya ayah tidak setuju, namun setelah perdebatan yang panjang. Akhirnya ayah mengizinkannya dengan syarat aku harus ikut dan memenuhi semua kebutuhan yonji.

Tentu saja syarat itu langsung di setujui oleh yonji, karena dengan begitu dia tidak lagi melihatku menderita di rumah itu.

Namun sekarang apa? Saat aku mengira akan terbebas selamanya dari sana. Malah akhirnya aku akan kembali keneraka tersebut.

"Jadi aku harus kembali kerumah? " Tanyaku ragu.

"Tentu saja, aku sudah mempunyai rencana masa depan untukmu" Kata sang ayah.

"Rencana masa depan? Apa maksudnya?" Pikirku.

Aku tau kalau ayah hanya menyekolahkanku sampai SMP saat dimana aku belum dinyatakan sebagai omega.

Dan ketika hasil test ku keluar dan aku adalah seorang omega. Ayah sangat berang dan langsung menghentikan pendidikanku.

Jadi masa depan yang seperti apa yang dia maksud?

"Kemasi barang-barangmu karena besok aku harus sudah melihatmu dirumah." setelah mengatakan itu, ayah mulai bangkit dan beranjak keluar.

Tetapi belum lagi ayahku melangkah suaraku menghentikannya.
"Besok ? Bagaimana dengan yonji? Apa ini tidak terlalu terburu-buru ?" Ntah darimana datang keberanianku untuk bertanya seperti itu.

Ayah berbalik dan memandangku "itu bukan urusanmu, aku sudah membayar orang untuk menggantikan tugasmu. Yang perlu kau lakukan sekarang adalah menuruti perintahku."Dan setelah itu dia berjalan pergi.

Ichiji dan niji pun ikut bangkit dari sofa hendak mengikuti ayah mereka, namun sebelum pergi, niji sempat meremas bahuku lalu berkata "Aku menunggumu dirumah adik kecil" Dengan senyum menyeringai di wajahnya.

Sementara Ichiji tak berkata apapun, tapi dia sengaja mengeluarkan sedikit Pheromonenya yang menyebabkan tubuhku bergetar, sorotan matanya juga sudah mengisyaratkan dengan jelas apa yang ingin dia lakukan kepadaku.

Setelah kepergian sang ayah dan kedua kakakku. Aku mulai merasa kakiku lemas dan akhirnya jatuh terduduk di sofa.

Tanganku bergetar hebat dan aku berusaha menggenggamnya erat agar berhenti bergetar.

Pikiranku berkecamuk, "apa lagi hal buruk yang akan terjadi selain kembali kerumah itu? "

"Masa depan seperti apa yang akan menantiku? "

Semua pertanyaan-pertanyaan itu berputar di otakku. Membuatku tidak sadar bahwa sekarang aku masih mengenakan pakaian yang basah.

Lamunanku buyar saat aku merasakan seseorang menepuk pundakku.

"Kau bodoh ya" Yonji

"Huh? " Aku tidak mengerti maksudnya.

"Kau membasahi sofa dengan tubuhmu yang kuyup itu"

Ahh aku baru sadar kalau aku masih basah kuyup dan kedinginan. Pantas saja dari tadi tubuhku bergetar.

"Ah maafkan aku, nanti aku bereskan" Ujarku seraya bangkit untuk mengganti baju.

"Aku sudah menyiapkan air hangat, mandilah dahulu. Sebelum membereskan kekacauan yang kau buat ini." Dan setelah mengatakan itu dia langsung berjalan pergi.

Aku tersenyum melihat tingkah adikku itu. Aku tau dia peduli namun dia terlalu malu untuk menyatakannya.

"Ahh sepertinya aku akan terkena demam" Saat aku mulai merasa sedikit pusing dan meriang.

Aku berjalan menuju kamarku lalu bergegas ke kamar mandi.

Setelah selesai, aku meminum obat demam dan mulai berjalan keluar kamar untuk membereskan Kekacauan yang aku buat tadi.

Saat semuanya sudah beres, aku bergegas ke dapur untuk membuat makan malam.

Aku hanya menyediakan makanan yang simpel, karena saat di dapur tadi pandanganku mulai berputar dan Aku sebisa mungkin menahan rasa mual yang menjalar di tubuhku.

Aku memanggil yonji setelah aku selesai menata meja.

"Yonji makanlah"

Tak lama setelah itu yonji datang dan memandangku dengan wajah berkerut.

"Kau tidak makan? "

"Aku sudah makan tadi saat memasak" Jawabku berbohong.

"Aku tau kau berbohong" Ujarnya.

"Aku sedang tidak enak badan, makanlah. Aku akan beristirahat" Jawabku dan langsung berlalu kedalam kamar. Aku tak ingin berdebat.

"Ck.. Dasar keras kepala" yonji .

Di dalam kamar aku merebahkan badanku dan mulai menutup mataku. Kepalaku sakit dan perutku mual.

Tak berapa lama obat yang aku minum bereaksi. aku mulai mengantuk dan perlahan lelap mendatangiku.

"Semoga besok baik-baik saja" Harapku.

------------
Tbc

Gimnaa?
Ngeboseninkan ?

Aku mau buat book ini alurnya gak terlalu cepat dan tak terlalu sadis. Lebih ke angst sih. Jd sebisa mungkin aku buat sesuatu yang menyayat hati. Hehe.

Kira-kira bisa gk ya 👉👈

Btw perlu gak pengenalan tokoh?

Jawab ye.
kalo perlu aku buat, kalo kagak ya mengalir aja.

Jangan lupa vomentnya manis 😻

Unwanted (End) Where stories live. Discover now