39.🍊

157 34 0
                                    


Jika sudah lelah dengan hidup ini, menyerahlah. Memperbaikinya hanya akan membuang-buang waktu. –Dery.

****

Luki geleng-geleng kepala sendiri, melihat ruang tv rumah Wanda yang begitu berantakan. Awalnya ia beritikad baik untuk membantu temannya itu membereskan ruangan ini, tapi baru saja ia memegang sapu, niatnya itu luntur begitu saja. Semangat nya patah, saat Wanda malah melempar puntung rokok tepat didepan kaki Luki.

"Badjingan betul cowok satu ini!" Luki melempar sapunya, lalu ia berbaring di atas sofa

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Badjingan betul cowok satu ini!" Luki melempar sapunya, lalu ia berbaring di atas sofa. Terserah, dia sudah capek.

"Udah nanti aja. Masih ada satu krat itu" Wanda menunjuk botol-botol whisky di atas meja. Membuat Luki geleng kepala.

Padahal semalam mereka telah menghabiskan 10 botol whisky. Dan sekarang, Wanda malah mengajaknya untuk menghabiskan satu krat? sangat gila.

"Tinggal nunggu matinya aja sih ini"

Wanda terkekeh. Ia kembali menenggak whisky yang sisa setengah botol lagi. Kesadarannya benar-benar telah hilang, Wanda merasa seperti terbang sekarang. Tubuhnya begitu ringan, ia bisa melihat ada 5 Luki di hadapannya. Sungguh gila.

"Udah ngga waras nih anak. Lo kalo ada masalah jangan gini anjing! inget lo masih harus ngurusin Reza. Lo pikir dia mau diurus sama pemabuk kaya lo?"

"Niksala pergi, mamah pergi. Perempuan bisanya cuma nyakitin hati doang hahahhaha"

"Niskala?" ulang Luki.

"PUNTEN! MASSZEHH!"

Wanda serta Luki langsung menatap Dery yang berjalan ke arah mereka berdua. Senyuman laki-laki selalu tercetak sempurna di wajahnya, menambah aura ketampanan paripurnanya. Tapi itu tidak membuat Wanda dan Luki merasa tertarik sama sekali.

"Wuanjeng! berantakan banget kaya hati gue!" pekik Dery setelah sampai di ruangan yang sangat tidak rapi ini.

Botol minol berceceran dimana-mana, bungkus-bungkus Snack yang tersebar disana dan disini, puntung rokok memenuhi asbak, bahkan ada yang berjatuhan di lantai.
Dery, menghitung jumlah botol satu persatu, lalu beralih ke bungkus rokok yang kebanyakan adalah Marlboro dan sisanya adalah Dunhill.

"Biasa temen lo kesurupan maung. Jadi gila dia" ujar Luki yang nampak kesal sekali kepada Wanda.

"Lo juga anjing! itu bekas rokok lo kan? emang sama-sama brutal lo berdua"

"Tapi gue masih wajar ya setan! Noh liat temen lo– abis berapa botol?"

Dery terkekeh sembari menganggukkan kepalanya. Dia tau betul kebiasaan Wanda jika sedang patah hati, jangankan 5 botol, bahkan 10 botol pun bisa ia habiskan sendiri. Yang Dery takutkan adalah dampak dari minuman beralkohol itu kelak.

"Lo berdua udah sarapan?" Dery memgambil duduk di samping Wanda, namun karena bau alkohol yang begitu menyengat, ia memilih untuk pindah ke samping Luki.

Mengheningkan Cipta || RenjunDonde viven las historias. Descúbrelo ahora