29.🍊

193 32 1
                                    

cinta itu seperti sebuah bunga, indah bila dirawat dan rusak bila di biarkan.

****

Selesai makan malam, Wanda sempat di omeli habis-habisan oleh Misha dan juga Jay. Pasal wajahnya yang babak belur karena berkelahi tempo hari. Tapi tak masalah, anggap saja itu sebagai proses penguatan mental dan batinnya.

Masalah kemarin sudah mereka selesaikan secara jantan, berujung mereka berlima yang kena sanksi tegas dari ketua pelaksana dan keamanan kampus. Meskipun begitu, Wanda tetap bersyukur karena mereka tidak perlu membayar satenya kemarin, alias dikasih secara cuma-cuma oleh Mas Bulan. Apalagi Luki, dari ketiganya dialah yang paling kegirangan.

Dan sekarang, karena Reza malas berjalan ke kamarnya, akhirnya anak itu memilih untuk ikut ke kamar Wanda, karena kamar kakaknya itu yang paling dekat dari ruang makan. Mungkin karena wajah Wanda yang babak belur juga, Reza mendadak jadi adik yang sangat penurut sekarang. Apapun yang Wanda perintahkan, selalu Reza turuti.

"Jadi laki-laki itu harus siap mental dan fisik, Dek. Apalagi kalo punya wajah ganteng, pasti ada aja yang ngajak ribut"

"Apa hubungannya dengan wajah ganteng?"

"Ngga ada sih. Tapi tetep aja, jadi cowok ganteng+macho itu harus was-was. Soalnya udah banyak yang ngajak kakak ribut, perkara wajah ganteng paripurna kakak"

Sedangkan ekspresi Reza hanya 🙂.

Wanda tidak berbohong. Sering kali dia di ajak duel oleh laki-laki sebayanya yang tidak mau kalah saing dengannya. Bukan cuma berantem, tapi balap motor, uji nyali di rumah kosong. Ini beneran, bukan tipuan!

Saat SMA dulu, Gang Wanda sangat tenar di sekolahnya bahkan ketenarannya sampai sekolah lain. Karena isinya adalah cowok-cowok ganteng paripurna, seperti Wanda, Luki, Dery, Dino, Max. Pokoknya cowok-cowok hitz ada di Gang itu. Karena itulah, mereka di tantang masuk ke rumah kosong dan baru boleh keluar saat pagi hari, untuk membuktikan bahwa mereka benar-benar laki-laki yang tampan dan macho. Sangat konyol sekali.

Tidak ada lagi yang bersuara. Mereka berdua sama-sama tenggelam dalam pikiran masing-masing. Wanda membaringkan tubuhnya di atas kasur, matanya menerawang jauh plafon warna putih yang kini berubah menjadi ungu, karena pantulan lampu hue di kamarnya.

Andai saja saat SMA dulu, Wanda berani mengungkapkan perasaannya, mungkin saat ini yang bersama Niskala bukanlah Garis, melainkan dirinya. Sudah sejak SMA ia pendam perasaan itu, berniat mengutarakannya saat mereka sudah dewasa. Namun sekarang, Wanda baru sadar bahwa dirinya hanya buang-buang waktu. Hanya karena menunggu waktu yang tepat, malah membuatnya kehilangan sosok Niskala. Wanda sangat menyesal.

Andai saja saat itu Wanda tidak memperkenalkan Niskala kepada Garis. Mungkin hubungan mereka tidak akan sedekat seperti sekarang. Tidak! Wanda tidak marah dengan Garis, hanya saja laki-laki itu sedang menyesali perbuatannya.

"A dream when I'm with you" desis Reza.

Sontak saja Wanda langsung bangkit dari posisinya. Seperti baru saja ketangkap basah sedang berjudi, jantungnya berdetak satu kali lebih cepat dari sebelumnya. Bagaimana ia bisa seceroboh ini meninggalkan catatan rahasianya diatas meja. Kali ini, Wanda lebih bersyukur, untung saja teman-temannya tidak main kesini. Kalau iya, mungkin bukan Reza yang bakal menemukan catatan itu, melainkan teman-temannya. Yang tentunya akan tidak baik-baik saja.

dugh!

"Anj–"

Njing! babi! bangsat! setan sialan!

Wanda mengumpat saat tulang keringnya terantuk dipan. Sungguh malang nasib pujangga satu ini, sudahlah wajah babak belur, ditambah lagi tulang keringnya serasa akan hancur. Karena tak tahan akan rasa sakitnya, akhirnya Wanda malah menggeliat sambil memegangi kaki sebelah kanannya. Jika kalian pernah tersengat lebah, itu tidaklah ada apa-apanya dibandingkan tulang keringmu yang bercumbu dengan benda keras.

Mengheningkan Cipta || RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang